Rabu, 25 Mei 2011

Rahasia Ubun Ubun Dalam Al Qur’an


Pertaaaaama kali buat Blog, gue udah bertekad untuk hanya memasukkan tulisan2 pribadi ke dalam blog ini. Beberapa orang teman sudah menggoda untuk memasukkan apa pun yang bermanfaat ke dalam blog. Untuk menyebarkan kebaikan, katanya. Tapi tetep, tekad gue masih belum goyah. Bikin blog cuma buat tulisan pribadi!

Semakin ke sini, tepatnya semakin sering berselancar di dunia maya, berkunjung dari satu situs ke situs lain, menelusuri situs-situs yang ada, beuuuuuh. Tekad gue sudah goyah! Tergoda juga untuk memasukkan satu artikel bagus tentang ubun-ubun.

Mungkin sebagian orang bilang nggak penting, tapi menurut gue ini penting buanggetz! Karena setelah bertahun-tahun gue mempertanyakan banyak hal tentang kata ubun-ubun yang suka dipakai Rasul dan disebutkan juga dalam Qur'an, akhirnya gue temukan jawabannya dalam artikel ini.

Buat loe-loe pada yang suka bertanya-tanya atau pernah dengar Rasul bilang gini: "demi Dzat yang ubun-ubunku berada dalam genggamannya, etc" atau pernah baca terjemahan Qur'an yang menggunakan kata ubun-ubun, misal: "(yaitu) ubun-ubun orang yang durhaka lagi mendustakan" (Q.S Al-'Alaq: 16), ini dia jawabannya...

Aheeeeeyyy!
Selamat menikmati :)



Gambaran otak manusia bagian depan yang disebut Allah dalam Al Qur’an Al Karim dengan kata nashiyah (ubun-ubun). Al-Qur’an menyifati kata nashiyah dengan kata kadzibah khathi’ah (berdusta lagi durhaka). Allah berfirman, “(Yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.” (Al-‘Alaq: 16). Bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara? Dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka sedangkan ia tidak berbuat salah?

Prof. Muhammad Yusuf Sakr memaparkan bahwa tugas bagian otak yang ada di ubun-ubun manusia adalah mengarahkan perilaku seseorang. “Kalau orang mau berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mau berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun.”

Kemudian ia memaparkan masalah ini menurut beberapa pakar ahli. Di antaranya adalah Prof. Keith L More yang menegaskan bahwa ubun-ubun merupakan penanggungjawab atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah perilaku manusia. Sementara organ tubuh hanyalah prajurit yang melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil di ubun-ubun.

Karena itu, undang-undang di sebagian negara bagian Amerika Serikat menetapkan sanksi gembong penjahat yang merepotkan kepolisian dengan mengangkat bagian depan dari otak (ubun-ubun) karena merupakan pusat kendali dan instruksi, agar penjahat tersebut menjadi seperti anak kecil penurut yang menerima perintah dari siapa saja.

Dengan mempelajari susunan organ bagian atas dahi, maka ditemukan bahwa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone. Tugas tulang ini adalah melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe. Di dalamnya terdapat sejumlah pusat neorotis yang berbeda dari segi tempat dan fungsinya.

Lapisan depan merupakan bagian terbesar dari frontal lobe, dan tugasnya terkait dengan pembentukan kepribadian individu. Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia memainkan peran yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi.

Lapisan ini berada tepat di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun. Dengan demikian, lapisan depan itulah yang mengarahkan sebagian tindakan manusia yang menunjukkan kepribadiannya seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya. Bagian inilah yang membedakan di antara sifat-sifat tersebut, dan juga memotivasi seseorang untuk bernisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan.

Ketika Prof. Keith L Moore melansir penelitian bersama kami seputar mukjizat ilmiah dalam ubun-ubun pada semintar internasional di Kairo, ia tidak hanya berbicara tentang fungsi frontal lobe dalam otak (ubun-ubun) manusia. Bahkan, pembicaraan merembet kepada fungsi ubun-ubun pada otak hewan dengan berbagai jenis. Ia menunjukkan beberapa gambar frontal lobe sejumlah hewan seraya menyatakan, “Penelitian komparatif terhadap anatomi manusia dan hewan menunjukkan kesamaan fungsi ubun-ubun.

Ternyata, ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarauh pada manusia, sekaligus pada hewan yang memiliki otak. Seketika itu, pernyataan Prof. Keith mengingatkan saya tentang firman Allah, “Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 56)

Beberapa hadits Nabi SAW yang bericara tentang ubun-ubun, seperti doa Nabi SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu…”

Juga seperti doa Nabi SAW, “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya…”

Juga seperti sabda Nabi SAW, “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya hingga hari Kiamat.”

Apabila kita menyandingkan makna nash-nash di atas, maka kita menyimpulkan bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengendali perilaku manusia, dan juga perilaku hewan.

Source :  http://situslakalaka.blogspot.com

5 komentar:

  1. Wow. Pesona Qur'an emang nggak pernah ada abisnya

    BalasHapus
  2. Dan pada akhirnya setiap hikmah dalam Al Quran akan bisa terlogikakan..

    Bila ada bagian Al Quran yg 'tdk sesuai' dgn logika manusia, yakinlah bahwa logikanya yg salah, atau akal pembuat logikanya yg belum sampai pada ketinggian logika Al Quran..

    BalasHapus
  3. banyak lagi artikel menarik di situslakalaka :)

    BalasHapus