Kamis, 27 Januari 2011

SEMANGAT POL!

Semangat kudu POL!
Ga rugi deh!



Itu kesimpulan yang saya dapat setelah mendengar kembali satu kisah (yang sepertinya fiksi) dari Abang Pemred. Saya juga yakin, teman-teman pasti pernah mendengar cerita ini sebelumnya. Tapi, untuk mengingatkan kembali, dengan senang hati saya akan re-telling buat kalian, dengan sedikit bumbu biar seru ^^. Mudah-mudahan bermanfaat..

Ini cerita tentang dua orang sakit yang tinggal bersebelahan di suatu ruangan lantai tiga di RS Swasta. Sebut saja orang pertama namanya Luqman, yang baru beberapa hari masuk rumah sakit. Ia tinggal di bilik persis samping jendela. Orang ke-dua sebut saja namanya Hakim, seorang pasisen stroke yang sudah berbulan-bulan di rumah sakit yang tiap seminggu sekali dijenguk keluarganya. Ia tinggal di bilik berdindingkan kain putih di sebelah Luqman.

Sejak Luqman tinggal di biliknya, mereka belum pernah sekalipun bertegur sapa atau sekedar menghibur sesama orang sakit. Namun, bukan berarti Luqman tidak mengetahui kondisi Hakim yang sangat merindukan kasih dari anak-anaknya dan berharap dijenguk lebih sering dari biasanya. Ia mengetahui itu semua dari tingkah Hakim yang sering berteriak-teriak dan meronta-ronta sendiri tiap malam. Semua itu tidak akan pernah berhenti hingga sang perawat memberikan obat bius untuk menghentikan aksi 'sakit' Hakim.

Didorong rasa ingin berbagi, Luqman pun mulai berusaha menghibur Hakim dengan caranya sendiri. Setelah mendengar tanda-tanda sudah bangunnya Hakim, ia berpura-pura kaget sekaligus senang melihat keadaan di luar jendela:

"Subhanallah, indah banget taman di luar sana!" dengan suara yang sengaja dikeras-keraskan.

Dengan cepat  ia pun mulai menambahkan dengan nada paling ekspresif yang ia bisa, "Bunga-bunganya sedang bermekaran. Anggrek ungunya benar-benar cantik, Mawar merahnya benar-benar anggun, melati putihnya juga benar-benar berseri. Subhanallah... Ya ampun, bukan hanya itu saja! Ternyata banyak kupu-kupu juga yang mendekati bunga-bunga cantik itu! Dan lihatlah, anak-anak kecil berlarian mengejar kupu-kupu. Mereka terlihat sangat bergembira dengan permainan kejar-kejaran tersebut.."

Di sebelahnya, ia yakin, Hakim mendengar apa yang ia bicarakan sendiri.. Yang ternyata benar saja, Hakim mulai membayangkan keindahan taman yang diceritakan Luqman. Ia cukup bisa merasakan dirinya sedang berada di dalam taman tersebut dikelilingi bunga-bunga, kupu-kupu, dan anak-anak kecil.

Tanpa kalah ekspresif dari sebelumnya, ia melanjutkan, "Wah, langit hari ini pun benar-benar cerah! Angin sepi-sepoi juga seperti tidak mau kalah dengan matahari. Ia ingin bermanfaat untuk manusia. Lihat, banyak orang duduk-duduk santai di dalam taman menikmati cuaca cerah nan sejuk hari ini. Sentuhan lembut angin di kulit mereka dan pancaran sinar sang mentari yang begitu hangat membuat mereka bersuka cita! Masya Allah.."

Di sebelahnya, Hakim lagi-lagi mau tidak mau seperti terhipnotis dengan apa yang diucapkan Luqman. Ia kembali seolah-olah merasakan dirinya sedang berada di dalam taman menikmati angin sepoi-sepoi dan sinar hangat mentari. Baru kali ini sejak di rumah sakit, ia merasakan hidupnya sangat bergairah! Semua karena cerita-cerita dari tetangga sebelahnya.

***
Hari ke-dua, tiga, empat, hingga hari ke-tujuh, Luqman melakukan hal serupa tiap paginya. Di sebelahnya, Hakim senantiasa setia menunggu kejutan apa lagi yang akan ia dengar dari mulut Luqman. Namun sampai di hari ke-tujuh, Ia merasa ada yang hilang dari dirinya. Tetangganya tidak bercerita sebagaimana biasanya. Ia kecewa, namun masih setia menunggu di hari berikutnya. Sayangnya, lagi-lagi hanya kecewa yang ia dapat. Hingga hari ke-tiga ia menunggu, suara tetangganya tak kunjung ia dengar. Penasaran, ia pun menanyakan perihal tetangganya ke perawat yang biasa mengurusinya.

Betapa kagetnya Hakim, ketika ia mendengar langsung dari mulut indah sang perawat kalau tetangganya telah keluar dari rumah sakit sejak empat hari yang lalu. Tepatnya malam saat ia biasa dibius untuk menghentikan tingkah 'sakitnya'. Ia sedih, kecewa, merasa kehilangan orang terbaik di rumah sakit selama beberapa hari ini.

Merasa kangen dengan cerita indahnya suasana taman yang biasa diceritakan tetangganya, ia pun meminta kepada sang perawat untuk pindah posisi di tempat tidur Luqman. Ia ingin melihat sendiri indahnya taman yang selama ini hanya dapat ia bayangkan.

Tempat tidurnya pun digeser ke posisi yang ia minta. Namun, betapa kagetnya Hakim ketika melihat pemandangan di luar jendela yang jauh dari apa yang disampaikan Luqman dan yang ia bayangkan selama ini. Tidak ada taman dengan bunga warna-warni, tidak ada kupu-kupu cantik, tidak ada anak-anak ecil berlari-larian, tidak ada, tidak ada semuanya! Hanya tembok putih yang ia lihat dari jendelanya..

Dengan kesal ia bertanya kepada sang perawat:

"Suster, beberapa hari ini pasien di sebelah saya menceritakan tentang keindahan taman di luar jendela. Di manakah taman yang ia maksud, Sus? Kok saya tidak melihatnya?"

"Taman yang mana ya, Pak? Tidak ada taman di rumah sakit ini. Dan setahu saya, bapak yang sebelumnya tinggal di sini ialah seorang yang buta," ujar Perawat dengan ramahnya.

Betapa kagetnya Luqman dengan kenyataan ke-dua. Jadi, selama ini apa yang dikatakan temannya hanya fiktif belaka? Taman anak-anak kecil, kupu-kupu, semuanya tidak ada? Ia pun mulai merenungi apa yang dilakukan tetangganya selama beberapa hari kemarin. "Ah, betapa baiknya ia. Aku yakin, ia pasti berbohong untuk menghiburku.." batinnya dalam hati.

***
Nah, gimana, dapat kan hikmah dari cerita di atas? Betapa semangat bukan hanya bermanfaat bagi diri ternyata, tapi juga untuk orang lain di sekitar kita. Walaupun semangat itu hanya muncul dari kepura-puraan, toh ia akan dapat dirasakan juga pengaruh positifnya bagi orang di sekitar kita.

Silakan memilih dua pilihan: bersemangat atau berpura-pura semangat lah!

SEMANGAT KUDU POL!!




*lagi-lagi cuma mau tawasaw bil haq wa shobr  ^^,
*gambar: jiwasukses.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar