tes, 1, 2, 3...ting^^
Postingan hanya tes, ulangi hanya tes.
Selasa, 25 September 2012
Senin, 10 September 2012
Jumat, 07 September 2012
Selasa, 04 September 2012
Senin, 03 September 2012
Minggu, 02 September 2012
Kamis, 30 Agustus 2012
Senin, 27 Agustus 2012
Minggu, 12 Agustus 2012
Sabtu, 11 Agustus 2012
Rabu, 08 Agustus 2012
Selasa, 07 Agustus 2012
Senin, 06 Agustus 2012
Menjadi yang Pertama
Bukaaannn... ini bukan mau ngoceh tentang poligami. Hanyaaa... ini seperti kebanyakan perempuan di seluruh dunia: maunya dan senangnya menjadi yang pertama. #kode (:
Ini tentang profesi gue. Sebagai pencari berita yang mendadak dangdut menjadi pencari cerita, semakin kokoh hati gue bahwa menjadi numero uno itu... membahagiakan.
Apalagi konteksnya menjadi yang pertama dalam menyeleksi cerita yang masuk ke gmail gue. Kira-kira ada kali 300 cerpen yang memanggil-manggil minta dibaca. Dan kadang gue penuhi seruannya dengan ngegerutu, bermalasan, sampai ngantuk-ngantuk saking bervariasinya itu cerita. Yap, begitu mungkin gambaran salah satu aktivitas saban hari gue di tempat kerja sekarang. Terlihat sepele, yaaa? (:
Detik-detik menjelang "ujung"nya, membuka-buka kembali cerita yang sudah lolos dari jerat kemalasan gue membacanya, semakin gue terharu. Apalagi kalau teryata responnya positif. Banyak komenan yang menyatakan senang dengan cerita pilihan gue. Hmmm... berarti kan selera gue sesuai dengan selera pembaca. Dan yang paling penting, gue sudah menyajikan bacaan terbaik untuk remaja muslim bahkan yang non muslim. (:
Insya Allah kalau sudah "habis" masanya, kesenangan ini yang bakal gue inget terus setelah kesenangan ke sana ke mari bertemu orang baru di tempat dan kegiatan baru bernama meliput.
Oke, salam bahagiaaa! :D
Ini tentang profesi gue. Sebagai pencari berita yang mendadak dangdut menjadi pencari cerita, semakin kokoh hati gue bahwa menjadi numero uno itu... membahagiakan.
Apalagi konteksnya menjadi yang pertama dalam menyeleksi cerita yang masuk ke gmail gue. Kira-kira ada kali 300 cerpen yang memanggil-manggil minta dibaca. Dan kadang gue penuhi seruannya dengan ngegerutu, bermalasan, sampai ngantuk-ngantuk saking bervariasinya itu cerita. Yap, begitu mungkin gambaran salah satu aktivitas saban hari gue di tempat kerja sekarang. Terlihat sepele, yaaa? (:
Detik-detik menjelang "ujung"nya, membuka-buka kembali cerita yang sudah lolos dari jerat kemalasan gue membacanya, semakin gue terharu. Apalagi kalau teryata responnya positif. Banyak komenan yang menyatakan senang dengan cerita pilihan gue. Hmmm... berarti kan selera gue sesuai dengan selera pembaca. Dan yang paling penting, gue sudah menyajikan bacaan terbaik untuk remaja muslim bahkan yang non muslim. (:
Insya Allah kalau sudah "habis" masanya, kesenangan ini yang bakal gue inget terus setelah kesenangan ke sana ke mari bertemu orang baru di tempat dan kegiatan baru bernama meliput.
Oke, salam bahagiaaa! :D
Minggu, 05 Agustus 2012
Selasa, 31 Juli 2012
Tentang Menjadi Ibu
Ibarat sebuah cerpen, 12 Ramadhan tahun ini kayaknya puncak klimaksnya deh. Di mana sang tokoh utama yang tak lain dan tak bukan gue sendiri sedang bersua dengan akumulasi konflik maha dahsyat dalam salah satu keping hidupnya tentang menjadi seorang ibu. Ciyeeeeh bahasanya XD.
Mnurut kebanyakan perempuan yang sudah menikah: perempuan baru akan menjadi perempuan yang sesungguhnya kalau sudah merasakan nikmatnya menjadi seorang ibu. Hmmm... berarti sekarang gue perempuan jadi-jadian, dooonk? -,-
Ah, bukan itu yang mau gue muntahkan kali ini (semoga puasa hamba nggak batal, ya Allah). Emang gue belum menjadi ibu dan nggak tau pastinya kapan bakal jadi ibu (putus asa?). Dan gue nggak sepakat dengan statement di atas. Bahkan sempat gue kepikiran nggak mau jadi ibu. Eh tapi cuma pikiran sekejap duank deng. :D
Bukan apa-apa... Belakangan gue suka merhatiin tingkah beberapa ibu muda terhadap anak-anaknya. Kalau boleh gue simpulkan, mereka seperti nggak menikmati perannya sebagai perempuan yang sesungguhnya: menjadi ibu.
Kasus pertama dari seorang kenalan yang cantiknya naujubilleee! Gue haqqul yaqin lo lo pada kaum Adam bakal ngelirik kalau berpapasan dengan doi. Sampai gue ketemu doi pas bawa anaknya, sejak saat itu lah kecantikannya seperti terkikis di mata gue. Galak banget sama anaknya!
Kasus kedua kira-kira dua minggu menjelang Ramadhan di atas kereta. Seorang ibu di samping gue, tangan anaknya kejepit pintu antar gerbong KRL AC. Waktu itu dia nggak ngeh kenapa anaknya nangis nangis kekejeran. Sampai ada seorang bapak yang ngasih tau perihal tangan anaknya yang kejepit. Duuaaarrrr... bukannya dielus atau ditiup tangannya yang sakit, dibujuk biar nggak nangis lagi, eh malah cacian dan pukulan di paha si anak yang diberi. Heh -,-
Nggak berbeda sama ibu ke-dua. Kasus ketiga juga begitu. Udahlah anaknya kepeleset di pintu warung pinggir jalan, eh malah dicaci dan dipukul kaki anaknya. Untung masih sodaraan, masih bisa gue omelin pelakunya. :p
Nah, kasus keempat ini lah klimaksnya. Saat lagi asik asik berjibaku dengan kain pel n lantai tadi pagi, dari kontrakan depan rumah terdengar suara jeritan seorang anak SD. Mengaduh-aduh kesakitan sambil menggedor-gedor pintu dan rengekan ampun ditujukan ke sang ibu.
"Ampun, Mah... Sakit, sakit... Ampun..."
Sebagai orang Indonesia yang katanya orangnya ramah-ramah (apa terlalu mau ikut campur?), beberapa tetangga termasuk gue sampai keluar rumah menelisik ada apa gerangan? *bahasanyaaa :p* Cuma suara sang anak tanpa amarah sang ibu yang kami dengar sampai seorang bapak teriak dari luar berusaha melerai, baru deh terdengar suara amarah seorang perempuan.
"Emang lo gua apain ampun ampun begitu, hah? Malu maluin gue aja lo! Keluar!" Jedug! (suara sesuatu terbentur tembok)
Et dahhh... Ngeri ngeri ngeriii ngedengernya o_O
Awalnya gue seneng banget pindah ke rumah yang sekarang. Selain karena lokasinya yang masuk gang, mayoritas tetangganya berasal dari suku X yang terkenal dengan kelembutannya. Ternyata yaaa... orang kalau sudah marah nggak kenal suku. Tetep aja serem. Maafkan gue saudara Betawi sesuku yang telah menganggap kalian dan keluarga gue sebagai suku yang kasar dan cablak. Sekali lagi maaf...
Dari empat kasus di atas, gue jadi bingung sendiri. Ini kenapa jadi begini ya? Orang tua yang wajib dihargai dan diperlakujan lemah lembut sama anaknya, kok begitu??? Emang sih, semua pengorbanan yang ortu terutama ibu berikan nggak akan pernah bisa terbalas dengan apapun. Tapi bukannya satu kekasaran yang diterima anak bakal teringat terus di alam bawah sadar anak sampai dia dewasa? Gimana ini...?
Apalagi pernah gue tanya ke satu anak teman dan beberapa keponakan. Sayangan mamah atau papah? Lah jawabannya satu suara: papaaaah! Mamah galak, marah-marah terus. Ah jadi kepikiran, jangan-jangan entar anak gue ngomong begini juga? Tidaaaaaakkkk -,-
Padahal seorang ibu 10x lebih besar pengorbanannya. Dari mulai di dalam rahim sampai anaknya menikah dan keluar dari rumah ninggalin dia. Aw aw awww... jadi complicated begindang ya kalau dipikir-pikir.
Apa karena peran bapak yang lebih sering di luar rumah dan karena jarang ketemu anak-anaknya ya jadi mereka lebih akur gitu? Atau karena peran ibu yang setiap saat selalu membersamai anak, hingga bisa seenaknya? Atau karena anak zaman sekarang yang bandel-bandel? Kayaknya sih karena semua. Heheee.
Tapi gue pernah sharing sharing sama seorang ibu yang karena alasan ekonomi doi nggak jadi FTM (full time mother). Bahkan doi membenarkan perannya itu. Jadi menurutnya, seorang perempuan nggak seharusnya tujuh hari dalam seminggu 1x24 jam berada di rumah bersama anak-anaknya. Sesekali dalam seminggu, perlulah tugas urus anak diambil alih sama kaum bapak. Soalnya biar bagaimanapun perempuan juga manusia yang butuh mengaktualisasikan diri. Nggak mesti kerja, yang penting ada waktu dia bersama orang lain melakukan hal positif kayak bakti sosial, ikut kajian, ngajar, dllsb. Yang jelas kudu keluar rumah asal nggak kelewatan. Soalnya lagi, kata seorang ibu yang bukan FTM tadi, kalau ibu keluar rumah, rasa kangen dan sayang sama anak akan semakin menjadi seberapa bandel pun anaknya. Beda sama FTM (apalagi yang karena tetpaksa), tiap hari ngeliat tingkah nakal anak kan stress juga yaaa.
Heheee, bukan maksud hati mengajak kepada ajaran kaum feminis. Atau bukan juga sok bener sendiri dan menjamin gue nggak akan melakukan seperti yang dilakukan ibu-ibu di di atas. Bukan... Justru ini ngingetin diri sendiri, kalau tiba masanya gue jadi ibu... mudah mudahan tulisan ini jadi pengingat. ^___^
Okesip, lanjut lagi Ramadhannya! Maaf sudah mengalihkan ibadah kalian... (:
Mnurut kebanyakan perempuan yang sudah menikah: perempuan baru akan menjadi perempuan yang sesungguhnya kalau sudah merasakan nikmatnya menjadi seorang ibu. Hmmm... berarti sekarang gue perempuan jadi-jadian, dooonk? -,-
Ah, bukan itu yang mau gue muntahkan kali ini (semoga puasa hamba nggak batal, ya Allah). Emang gue belum menjadi ibu dan nggak tau pastinya kapan bakal jadi ibu (putus asa?). Dan gue nggak sepakat dengan statement di atas. Bahkan sempat gue kepikiran nggak mau jadi ibu. Eh tapi cuma pikiran sekejap duank deng. :D
Bukan apa-apa... Belakangan gue suka merhatiin tingkah beberapa ibu muda terhadap anak-anaknya. Kalau boleh gue simpulkan, mereka seperti nggak menikmati perannya sebagai perempuan yang sesungguhnya: menjadi ibu.
Kasus pertama dari seorang kenalan yang cantiknya naujubilleee! Gue haqqul yaqin lo lo pada kaum Adam bakal ngelirik kalau berpapasan dengan doi. Sampai gue ketemu doi pas bawa anaknya, sejak saat itu lah kecantikannya seperti terkikis di mata gue. Galak banget sama anaknya!
Kasus kedua kira-kira dua minggu menjelang Ramadhan di atas kereta. Seorang ibu di samping gue, tangan anaknya kejepit pintu antar gerbong KRL AC. Waktu itu dia nggak ngeh kenapa anaknya nangis nangis kekejeran. Sampai ada seorang bapak yang ngasih tau perihal tangan anaknya yang kejepit. Duuaaarrrr... bukannya dielus atau ditiup tangannya yang sakit, dibujuk biar nggak nangis lagi, eh malah cacian dan pukulan di paha si anak yang diberi. Heh -,-
Nggak berbeda sama ibu ke-dua. Kasus ketiga juga begitu. Udahlah anaknya kepeleset di pintu warung pinggir jalan, eh malah dicaci dan dipukul kaki anaknya. Untung masih sodaraan, masih bisa gue omelin pelakunya. :p
Nah, kasus keempat ini lah klimaksnya. Saat lagi asik asik berjibaku dengan kain pel n lantai tadi pagi, dari kontrakan depan rumah terdengar suara jeritan seorang anak SD. Mengaduh-aduh kesakitan sambil menggedor-gedor pintu dan rengekan ampun ditujukan ke sang ibu.
"Ampun, Mah... Sakit, sakit... Ampun..."
Sebagai orang Indonesia yang katanya orangnya ramah-ramah (apa terlalu mau ikut campur?), beberapa tetangga termasuk gue sampai keluar rumah menelisik ada apa gerangan? *bahasanyaaa :p* Cuma suara sang anak tanpa amarah sang ibu yang kami dengar sampai seorang bapak teriak dari luar berusaha melerai, baru deh terdengar suara amarah seorang perempuan.
"Emang lo gua apain ampun ampun begitu, hah? Malu maluin gue aja lo! Keluar!" Jedug! (suara sesuatu terbentur tembok)
Et dahhh... Ngeri ngeri ngeriii ngedengernya o_O
Awalnya gue seneng banget pindah ke rumah yang sekarang. Selain karena lokasinya yang masuk gang, mayoritas tetangganya berasal dari suku X yang terkenal dengan kelembutannya. Ternyata yaaa... orang kalau sudah marah nggak kenal suku. Tetep aja serem. Maafkan gue saudara Betawi sesuku yang telah menganggap kalian dan keluarga gue sebagai suku yang kasar dan cablak. Sekali lagi maaf...
Dari empat kasus di atas, gue jadi bingung sendiri. Ini kenapa jadi begini ya? Orang tua yang wajib dihargai dan diperlakujan lemah lembut sama anaknya, kok begitu??? Emang sih, semua pengorbanan yang ortu terutama ibu berikan nggak akan pernah bisa terbalas dengan apapun. Tapi bukannya satu kekasaran yang diterima anak bakal teringat terus di alam bawah sadar anak sampai dia dewasa? Gimana ini...?
Apalagi pernah gue tanya ke satu anak teman dan beberapa keponakan. Sayangan mamah atau papah? Lah jawabannya satu suara: papaaaah! Mamah galak, marah-marah terus. Ah jadi kepikiran, jangan-jangan entar anak gue ngomong begini juga? Tidaaaaaakkkk -,-
Padahal seorang ibu 10x lebih besar pengorbanannya. Dari mulai di dalam rahim sampai anaknya menikah dan keluar dari rumah ninggalin dia. Aw aw awww... jadi complicated begindang ya kalau dipikir-pikir.
Apa karena peran bapak yang lebih sering di luar rumah dan karena jarang ketemu anak-anaknya ya jadi mereka lebih akur gitu? Atau karena peran ibu yang setiap saat selalu membersamai anak, hingga bisa seenaknya? Atau karena anak zaman sekarang yang bandel-bandel? Kayaknya sih karena semua. Heheee.
Tapi gue pernah sharing sharing sama seorang ibu yang karena alasan ekonomi doi nggak jadi FTM (full time mother). Bahkan doi membenarkan perannya itu. Jadi menurutnya, seorang perempuan nggak seharusnya tujuh hari dalam seminggu 1x24 jam berada di rumah bersama anak-anaknya. Sesekali dalam seminggu, perlulah tugas urus anak diambil alih sama kaum bapak. Soalnya biar bagaimanapun perempuan juga manusia yang butuh mengaktualisasikan diri. Nggak mesti kerja, yang penting ada waktu dia bersama orang lain melakukan hal positif kayak bakti sosial, ikut kajian, ngajar, dllsb. Yang jelas kudu keluar rumah asal nggak kelewatan. Soalnya lagi, kata seorang ibu yang bukan FTM tadi, kalau ibu keluar rumah, rasa kangen dan sayang sama anak akan semakin menjadi seberapa bandel pun anaknya. Beda sama FTM (apalagi yang karena tetpaksa), tiap hari ngeliat tingkah nakal anak kan stress juga yaaa.
Heheee, bukan maksud hati mengajak kepada ajaran kaum feminis. Atau bukan juga sok bener sendiri dan menjamin gue nggak akan melakukan seperti yang dilakukan ibu-ibu di di atas. Bukan... Justru ini ngingetin diri sendiri, kalau tiba masanya gue jadi ibu... mudah mudahan tulisan ini jadi pengingat. ^___^
Okesip, lanjut lagi Ramadhannya! Maaf sudah mengalihkan ibadah kalian... (:
Rabu, 25 Juli 2012
Minggu, 22 Juli 2012
Jumat, 20 Juli 2012
Kamis, 19 Juli 2012
Pantun Ramadhan
Jalan-jalan ke Rumania
Pulangnya lewat Kemayoran
Ahlan, MPmania
Di bulan mulia, bulan Ramadhan...
Pinjam mesin tik di rumah Bang Isa
Pulangnya nonton di Mega Ria
Detik-detik menjelang puasa
Semua MPmania wajib bergembira...
Bang Mamat dapet tugas ke Sudan
Pok Saodah dibawain ketan
Ngomong-ngomong tentang ramadhan
Sudah pada buat targetan kan?
Andi Lau suka nonton film Sinchan
Jacky Chan suka nonton Mortal Combat
Buat yang masih galau belom punya targetan
Buruan buat sebelum tetlambat
Eno Lerian pelantun tembang Dakocan
Si Joshua sekarang main sinetron
Emang kenapa sih harus buat targetan?
Biar Ramadhan kita makin berkesan, ngerti ora Son?!
Beli kolang-kaling buat Yayuk
Beli sedotan buat minum cincau
Saling ngedoain, yuk
Yang punya targetan moga bisa tercapai, yaw!
Paling enak makan ati ampela
Lebih enak lagi makan ikan patin
Oiya sebelum lupa
Mohon maaf lahir batin
^____^
Pulangnya lewat Kemayoran
Ahlan, MPmania
Di bulan mulia, bulan Ramadhan...
Pinjam mesin tik di rumah Bang Isa
Pulangnya nonton di Mega Ria
Detik-detik menjelang puasa
Semua MPmania wajib bergembira...
Bang Mamat dapet tugas ke Sudan
Pok Saodah dibawain ketan
Ngomong-ngomong tentang ramadhan
Sudah pada buat targetan kan?
Andi Lau suka nonton film Sinchan
Jacky Chan suka nonton Mortal Combat
Buat yang masih galau belom punya targetan
Buruan buat sebelum tetlambat
Eno Lerian pelantun tembang Dakocan
Si Joshua sekarang main sinetron
Emang kenapa sih harus buat targetan?
Biar Ramadhan kita makin berkesan, ngerti ora Son?!
Beli kolang-kaling buat Yayuk
Beli sedotan buat minum cincau
Saling ngedoain, yuk
Yang punya targetan moga bisa tercapai, yaw!
Paling enak makan ati ampela
Lebih enak lagi makan ikan patin
Oiya sebelum lupa
Mohon maaf lahir batin
^____^
Rabu, 18 Juli 2012
Tentang Babeh Gue #Jilid2
Segalak-galaknya orang, sekalinya nggak ngerasain galaknya pasti ngangenin juga. Apalagi kalau banyak orang maupun kejadian yang membuat memori kita sama itu orang galak tiba-tiba muncul. Makin menjadi jadi aja deh kangennya. Padahal waktu doi
masih ada nggak kayak gini amat. -,-
Ah, to the point aja. Gue lagi keingetan mulu nih sama almarhum Babeh. T.T Semakin ke sini semakin banyak orang dan kejadian yang membawa gue ke hadapan wajah Babeh.
Emang sih gue bukan anak yang sepenuhnya taat, berbakti, patuh, dan anak kata birul walidain yang lain. Tapi gue juga manusia biasa yang butuh kasih sayang seorang ayah gitu loh. *kata-katanya nggak inget umur banget
Semua berawal sejak pindah rumah sebulan ini. Beda sama rumah dulu yang masih ada kebon di belakang rumah dengan berbagai manfaat. Salah satunya tempat mengolah sampah rumah tangga (ortu) gue. Biasanya Babeh tuh yang rajin menghabiskan waktu di sana berjam-jam. Maklum, udah di rumah aja.
Kalau di rumah yang sekarang? Heuw, nggak ada lahan kosong di belakang rumah, Bow! Sampah, kata tetangga ya dibuangnya gitu aja di area pembuangan sampah dekat rumah. Ckckck... waktu pertama kali buang sampah sendiri di TPS, cesss, kayaknya gue manusia paling nggak guna banget. Bisa menghasilkan sampah tapi nggak bisa memusnahkan. Terutama banget sampah plastik yang nggak bisa didaur ulang. Langsung keingetan dan malu sama Babeh yang biarpun sudah berumur tapi masih peduli lingkungan. -,-
Oiya, Babeh juga suka pelihara burung n ayam. Kalau dulu gue sering ngedumel ngeliat kotoran hewan melingkupi segala sisi kebon belakang rumah, sekarang gue sadar, biar kata agak jorok, keberadaan ayam-ayam itu sungguh manfaat untuk menghabiskan nasi dan lauk sisa yang udah nggak ada lagi yang mau makan. Kalau sekarang? Nasi dab lauk pauk sisa selalunya kebuang gitu aja bareng sampah. Parah beudh yak¡
Waktu zamannya BBJ alias Batik Beresin Jakarta juga sama. Lagi-lagi remembering Babeh! Gue yakin banget, kalau doi tau gue punya BBJ dan bantu jadi saksi HD 11 Juli kemarin, pasti doi seneeenggg banget banget. Izin mabit bakalan gampang. Pulang-pulang disambut dengan diskusi suasana pemilukada siangnya n kekalahan HD sambil ngeteh bareng di depan tivi. Yah, sayang beribu sayang itu semua cuma mimpi. Hihi. Fyi: Babeh bukan kader PKS, lhooo. Doi cuma mengidolakan Ust. HNW. Kalau di tivi ada Ust, pasti dipantengin terus tuh sama doi.
Belom lagi di jalan beberapa kali melihat bapak-bapak yang mirip sama Babeh. Salah satunya Whistle Blower di St. Pondok Ranji. Kalau difikir-fikir, tingkahnya kok mirip Babeh yak? Maksudnya sih baik, suka berbagi informasi sama orang sekitar sambil SKSD. Walaupun kadang suka sotoy. Hehe.
Segitu dulu lah tulisan yang isinya full curhatan ini. Emang begitu ya... orang kalau udah nggak ada baru deh berasa kehilangan. Pas giliran ada disia-siakan.
Heuw, manusia! -,-
*abaikan aja tulisan ini :D
masih ada nggak kayak gini amat. -,-
Ah, to the point aja. Gue lagi keingetan mulu nih sama almarhum Babeh. T.T Semakin ke sini semakin banyak orang dan kejadian yang membawa gue ke hadapan wajah Babeh.
Emang sih gue bukan anak yang sepenuhnya taat, berbakti, patuh, dan anak kata birul walidain yang lain. Tapi gue juga manusia biasa yang butuh kasih sayang seorang ayah gitu loh. *kata-katanya nggak inget umur banget
Semua berawal sejak pindah rumah sebulan ini. Beda sama rumah dulu yang masih ada kebon di belakang rumah dengan berbagai manfaat. Salah satunya tempat mengolah sampah rumah tangga (ortu) gue. Biasanya Babeh tuh yang rajin menghabiskan waktu di sana berjam-jam. Maklum, udah di rumah aja.
Kalau di rumah yang sekarang? Heuw, nggak ada lahan kosong di belakang rumah, Bow! Sampah, kata tetangga ya dibuangnya gitu aja di area pembuangan sampah dekat rumah. Ckckck... waktu pertama kali buang sampah sendiri di TPS, cesss, kayaknya gue manusia paling nggak guna banget. Bisa menghasilkan sampah tapi nggak bisa memusnahkan. Terutama banget sampah plastik yang nggak bisa didaur ulang. Langsung keingetan dan malu sama Babeh yang biarpun sudah berumur tapi masih peduli lingkungan. -,-
Oiya, Babeh juga suka pelihara burung n ayam. Kalau dulu gue sering ngedumel ngeliat kotoran hewan melingkupi segala sisi kebon belakang rumah, sekarang gue sadar, biar kata agak jorok, keberadaan ayam-ayam itu sungguh manfaat untuk menghabiskan nasi dan lauk sisa yang udah nggak ada lagi yang mau makan. Kalau sekarang? Nasi dab lauk pauk sisa selalunya kebuang gitu aja bareng sampah. Parah beudh yak¡
Waktu zamannya BBJ alias Batik Beresin Jakarta juga sama. Lagi-lagi remembering Babeh! Gue yakin banget, kalau doi tau gue punya BBJ dan bantu jadi saksi HD 11 Juli kemarin, pasti doi seneeenggg banget banget. Izin mabit bakalan gampang. Pulang-pulang disambut dengan diskusi suasana pemilukada siangnya n kekalahan HD sambil ngeteh bareng di depan tivi. Yah, sayang beribu sayang itu semua cuma mimpi. Hihi. Fyi: Babeh bukan kader PKS, lhooo. Doi cuma mengidolakan Ust. HNW. Kalau di tivi ada Ust, pasti dipantengin terus tuh sama doi.
Belom lagi di jalan beberapa kali melihat bapak-bapak yang mirip sama Babeh. Salah satunya Whistle Blower di St. Pondok Ranji. Kalau difikir-fikir, tingkahnya kok mirip Babeh yak? Maksudnya sih baik, suka berbagi informasi sama orang sekitar sambil SKSD. Walaupun kadang suka sotoy. Hehe.
Segitu dulu lah tulisan yang isinya full curhatan ini. Emang begitu ya... orang kalau udah nggak ada baru deh berasa kehilangan. Pas giliran ada disia-siakan.
Heuw, manusia! -,-
*abaikan aja tulisan ini :D
Senin, 16 Juli 2012
Jumat, 13 Juli 2012
Kamis, 12 Juli 2012
Selasa, 10 Juli 2012
Senin, 09 Juli 2012
Selasa, 03 Juli 2012
Tom-Kat
Baru kali ini, hal nggak penting yang menimpa orang penting memberi pelajaran penting bagi gue yang bukan orang penting. *halah
Belum lama, Indonesia digegerkan dengan serangan bertubi-tubi mahluk kecil bernama Tomcat. Dan kiniii, kembali Indonesia bahkan dunia digegerkan kembali dengan berita tentang saudaranya Tomcat. Siapaaa?
Yap. Tom-Kat alias Tom Cruise n Katty Holmes yang rumah tangganya digadang gadang sedang di ambang kehancuran (amit! Bahasanya infotainment banget! :p). Ini yang gue maksud dengan berita nggak penting orang penting yang memberi pelajaran penting buat orang nggak penting macam gue. Kenapaaa?
Yaiyalah berita nggak penting, lah si TomKat yang katanya orang penting kan tetangga gue bukan saudara apalagi. Nggak akan mengubah status gue jadi istri ke-empatnya om Tom juga, right? (ogah bangettt -,-). Tapi kok memberikan pelajaran cukup penting buat orang nggak penting macam gue? Hehe, soalnya dulu gue pernah ngidolain tante Katty gitu. Dari mulai rajin nongkrongin doi di film Dawson's Creek (anak SMP nontonnya yang beginian. Parah!), koleksi foto-fotonya di binder sampai memperdalam ilmu Mestakung ala Katty. Hihi.
Pernah dengar nggak gimana caranya tante Katty dapetin om Tom? Saking tergila-gilanya, sejak remaja, saban hari doi selalu membayangkan, memvisualisasikan seolah-olah doi istrinya om Tom.
Dahsyat nian ilmu mestakung yang dipraktekkan Katty, hingga pada 2006 menikahlah keduanya. Beragam kalimat kelebay-lebayan dua insan yang dimabuk cinta dikutip di banyak media. Kalau mau lihat pasangan paling serasi se-Hollywood, pantaslah gelar itu disematkan ke TomKat. Apalagi dengan lahirnya Suri Cruise yang tumbuh menjadi icon fashion menggemaskan anak-anak seusianya di Amerika. (Kayaknya) samara banget gitu.
Yah, sayang sungguh disayang, sepintar-pintarnya tupai melompat pasti jatuh juga, seharmonis-harmonisnya pernikahan yang tanpa didasari cinta karena Allah akhirnya cerai juga (nggak nyambung). Seperti kebanyakan rumah tangga artis Indonesia, beberapa hari yang lalu, nggak ada angin nggak ada hujan eh tante Katty mengajukan gugatan cerai! Jelegerrr...! Seluruh dunia berduka kecuali mereka yang berniat mendampingi om ganteng Tom di sisa usianya. *gue sih ogah
Eh eh... kok gue jadi ghibah begindang yak? Heheee, nggak maksud, kok. Beneran deh. Cuma menurut gue ada satu pelajaran yang bisa kita (kita?) ambil hikmahnya di kasus rumah tangga mereka. Khususnya Katty Lovers yang menggunakan rumus mestakung untuk menjemput jodohnya.
Misal, kali gitu ada di antara kita yang tergila-gila sama doi yang nggak boleh disebut namanya (Voldemort, kaleee!). Doi yang kalau disebut namanya, kuping ini bakal memerah. Doi yang pengen disatronin terus akun twitter n fb-nya. Doi yang kalau bertatap muka bikin jantung nggak karuan! Uhuk, ciyeeee gueee... *lha?!
Pokoknya dengan segala daya dan upaya memanggil doi pake rumus Mestakung yang kalau kata Anang-Ashanty mah: jodohku, maunya ku dirimu mu mu mu. Saban hari menanti-nanti you know who. Menaruh keyakinan dalam alam bawah sadar bahwa kamu yang bakal jadi jodohku. Huhu, co cwiiittt deh lu...
Kepada kalian yang sedang atau pernah melakukan ini, tenanggg... sabarrr... kalian pasti (90%) medapatkan doi. Berbahagialah, karena semua hanya masalah waktu. Yeah! (menurut ilmu mestakung lho...)
Tapi... ketahuilah bahwa untuk urusan jodoh ini ada kekuatan Maha Maha yang harusnya lebih kita pegang tegung ketimbang ilmu mestakung. Yang tau ayo jawab, apakah ituuu?
Of course ridho Allah.
Soalnya pernikahan bukan perkara sebentar tapi seumur hidup. Yah, semua orang juga tau kan ya... Berani berbuat kudu berani tanggung jawab. Berani bermestakung juga kudu berani bertanggung jawab kalau ternyata doi bukan jodoh yang Allah kasih buat kita.
Sukur-sukur kalau yang kita mestakungin itu emang jodoh kita dunia akhirat. Lah kalau nggak? Siapa sih orang di dunia ini yang mau kawin cerai walaupun sekali?
Argh, emang enakan ngomong sama nulis sih. Praktekinnya susah, soalnya terkait iman kepada qodho n qodhar, ya. Tapi minimal kita nggak pernah lupa menyertakan Allah di tiap pengambilan keputusan terutama keputusan yang nyangkut perkara seumur hidup. Apa bahasa planetnya? Istikhoroh kalau nggak salah :D
Wallahu a'lam.
Belum lama, Indonesia digegerkan dengan serangan bertubi-tubi mahluk kecil bernama Tomcat. Dan kiniii, kembali Indonesia bahkan dunia digegerkan kembali dengan berita tentang saudaranya Tomcat. Siapaaa?
Yap. Tom-Kat alias Tom Cruise n Katty Holmes yang rumah tangganya digadang gadang sedang di ambang kehancuran (amit! Bahasanya infotainment banget! :p). Ini yang gue maksud dengan berita nggak penting orang penting yang memberi pelajaran penting buat orang nggak penting macam gue. Kenapaaa?
Yaiyalah berita nggak penting, lah si TomKat yang katanya orang penting kan tetangga gue bukan saudara apalagi. Nggak akan mengubah status gue jadi istri ke-empatnya om Tom juga, right? (ogah bangettt -,-). Tapi kok memberikan pelajaran cukup penting buat orang nggak penting macam gue? Hehe, soalnya dulu gue pernah ngidolain tante Katty gitu. Dari mulai rajin nongkrongin doi di film Dawson's Creek (anak SMP nontonnya yang beginian. Parah!), koleksi foto-fotonya di binder sampai memperdalam ilmu Mestakung ala Katty. Hihi.
Pernah dengar nggak gimana caranya tante Katty dapetin om Tom? Saking tergila-gilanya, sejak remaja, saban hari doi selalu membayangkan, memvisualisasikan seolah-olah doi istrinya om Tom.
Dahsyat nian ilmu mestakung yang dipraktekkan Katty, hingga pada 2006 menikahlah keduanya. Beragam kalimat kelebay-lebayan dua insan yang dimabuk cinta dikutip di banyak media. Kalau mau lihat pasangan paling serasi se-Hollywood, pantaslah gelar itu disematkan ke TomKat. Apalagi dengan lahirnya Suri Cruise yang tumbuh menjadi icon fashion menggemaskan anak-anak seusianya di Amerika. (Kayaknya) samara banget gitu.
Yah, sayang sungguh disayang, sepintar-pintarnya tupai melompat pasti jatuh juga, seharmonis-harmonisnya pernikahan yang tanpa didasari cinta karena Allah akhirnya cerai juga (nggak nyambung). Seperti kebanyakan rumah tangga artis Indonesia, beberapa hari yang lalu, nggak ada angin nggak ada hujan eh tante Katty mengajukan gugatan cerai! Jelegerrr...! Seluruh dunia berduka kecuali mereka yang berniat mendampingi om ganteng Tom di sisa usianya. *gue sih ogah
Eh eh... kok gue jadi ghibah begindang yak? Heheee, nggak maksud, kok. Beneran deh. Cuma menurut gue ada satu pelajaran yang bisa kita (kita?) ambil hikmahnya di kasus rumah tangga mereka. Khususnya Katty Lovers yang menggunakan rumus mestakung untuk menjemput jodohnya.
Misal, kali gitu ada di antara kita yang tergila-gila sama doi yang nggak boleh disebut namanya (Voldemort, kaleee!). Doi yang kalau disebut namanya, kuping ini bakal memerah. Doi yang pengen disatronin terus akun twitter n fb-nya. Doi yang kalau bertatap muka bikin jantung nggak karuan! Uhuk, ciyeeee gueee... *lha?!
Pokoknya dengan segala daya dan upaya memanggil doi pake rumus Mestakung yang kalau kata Anang-Ashanty mah: jodohku, maunya ku dirimu mu mu mu. Saban hari menanti-nanti you know who. Menaruh keyakinan dalam alam bawah sadar bahwa kamu yang bakal jadi jodohku. Huhu, co cwiiittt deh lu...
Kepada kalian yang sedang atau pernah melakukan ini, tenanggg... sabarrr... kalian pasti (90%) medapatkan doi. Berbahagialah, karena semua hanya masalah waktu. Yeah! (menurut ilmu mestakung lho...)
Tapi... ketahuilah bahwa untuk urusan jodoh ini ada kekuatan Maha Maha yang harusnya lebih kita pegang tegung ketimbang ilmu mestakung. Yang tau ayo jawab, apakah ituuu?
Of course ridho Allah.
Soalnya pernikahan bukan perkara sebentar tapi seumur hidup. Yah, semua orang juga tau kan ya... Berani berbuat kudu berani tanggung jawab. Berani bermestakung juga kudu berani bertanggung jawab kalau ternyata doi bukan jodoh yang Allah kasih buat kita.
Sukur-sukur kalau yang kita mestakungin itu emang jodoh kita dunia akhirat. Lah kalau nggak? Siapa sih orang di dunia ini yang mau kawin cerai walaupun sekali?
Argh, emang enakan ngomong sama nulis sih. Praktekinnya susah, soalnya terkait iman kepada qodho n qodhar, ya. Tapi minimal kita nggak pernah lupa menyertakan Allah di tiap pengambilan keputusan terutama keputusan yang nyangkut perkara seumur hidup. Apa bahasa planetnya? Istikhoroh kalau nggak salah :D
Wallahu a'lam.
Senin, 02 Juli 2012
Sabtu, 30 Juni 2012
Disorientasi Book Fair
Mumpung lagi HOT pembahasan tentang Jakarta Book Fair (JBF), gue mau curcol sedikit, ah, tentang kedudulan gue dan book fair. Ini penting untuk kalian yang mempunyai masalah sama dengan gue kala book fair terlaksana: kantong tirisss! Gue nyebutnya dengan sindroma book fair ngenesss.
Nggak tau kenapa, menurut pengamatan ngasal gue (boleh percaya boleh nggak) kok ya book fair selalu terlaksana saat dompet lai tiris-tirisnya (apa gue yang kere mulu, ya?). Apalagi pas zamannya kuliah dulu, mau terlaksana di awal, tengah, maupun akhir bulan, rasa-rasanya kantong pas tiris mulu gitu (berarti emang jelas: gue kere mulu, ya? -,-).
Kalau nggak salah inget, seumur-umur kenalan sama dunia per-book fair-an, cuma dua kali gue ke book fair bawa duit mencapai digit lima. Pertama waktu bisa nyari duit sendiri. Bawa duit 150ribu bisa bawa pulang kira-kira 8 buku. Sesuatu banget deh! Kalau yang kedua hampir sama. Bawa duit 200ribu, pulang-pulang bawa sekitar 6 buku berukuran tebal n hard cover. Sayang semuanya buku titipan orang. It means, ke book fair cuma buat gaya-gayaan duank. Heheee.
Sisanya ya itu tadi, paling banter bawa duit 50ribu. Beli 1-2 buku. Heh, sayang baget yak? Apalagi di tiga book fair terakhir yang gue ikutin: Islamic Book Fair (IBF) n Jakarta Book Fair (JBF). Ketiganya menunjukkan satu grafik kemolorotan gembolan sepulang dari book fair. Kalau nggak percaya, nih gue beberkan khusushon buat kalian, MPmania tercinta *apa deh...
1. IBF 2011
Ini pertama kalinya gue ke book fair karena tuntutan profesi. Jadi, ada nggak ada duit, mau nggak mau kudu ke book fair. Waktu itu dapet tugas buat ngeliput bedah bukunya dua penulis Lingkar Pena Publishing House (LPPH). Satu niatan (licik) membayang-bayang di otak gue: Gimana caranya ke book fair kala itu nggak jadi sia-sia? Gue lihat moderator yang tak lain dan tak bukan adalah bang Boim Lebon, memegang beberapa tumpuk buku di tangan kirinya. You know what I did next? Yep, jiwa-jiwa PPG (Para Pencari Gretongan) gue membludak-bludak. Gue harus dapetin buku itu! Ha-rus! Ha-rus! Ha-rus! Dan seperti biasa: MESTAKUNG membersamai tiap hamba yang punya mimpi membara, tekad membaja, dan ikhtiar tiada tara. Satu buku sukses gue bawa pulang. :D
2. IBF 2012
Ini lebih rempong lagi. Pas nggak ada duit, perusahaan tempat gue bekerja membuka stand di sana. Gue pun jadi pengisi acara di panggung utama. Ada kali 4 hari berturut-turut gue bolak-balik kantor-istora-rumah. Gue jadi hafal banget peta stand IBF di lantai 1-2 dan sukses mengantarkan gue menjadi guide selama beberapa jam, nemenin temen beli buku, baju, jilbab, kaos kaki, hingga manset. *kadang suka bingung, ini Islamic Book Fair apa Islamic Baju Fair, ya? -,-
Tau berapa buku yang sukses gue dapatkan (noted: bukan beli)? Cuma dan hanya 1, sodara/i! Sebuah buku tentang editing dan dnia penerbitan, yang gue dapatkan secara cuma-cuma karena menjawab pertanyaan di panggung utama. :p
3. JBF 2012
Roman-romannya ini nih klimaksnya. Book fair di mana segala disorientasi terus berulang selama tiga hari berturut-turut. Masih sama temanya: ke book fair karena tuntutan profesi. Sumpah gue akui, acara panggung book fair tahun ini keren jaliii! Gue jadi semangat dan ketagihan untuk ngeliput lagi dan lagi walau kantong tak mendukung. Yah, walaupun susahnya kudu puasa mata (nggak gampang mau) dan puasa mulut (nggak gampang ngiler).
Sebagai bukti betapa disorientasi-nya aktivitas gue di JBF selama 3 hari kemarin, berikut gue tampilkan beberapa fotonya:
1. Badung ke Sarung: novel terbitan Bukune yang gue dapat di tumpukan buku seharga goceng. Beneran deh, jauh-jauh dari Utan Kayu ke Istora Senayan cuma merogoh 5ribu rupiah. Dan faktanya this was the only one that i bought. :D

2. Beli majalah ini juga di JBF? Ya nggak dooonk! Lah gue juga nggak ngerti ini majalah tentang apaan?! -,- Yang jelas nih majalah gue dapatkan di panggung utama saat MC melemparkan pertanyaan ke hadirin. Waktu itu gue bela-belain ninggalin satu stand di sekitaran panggung utama demi menjawab pertanyaan dari MC, yah ternyata hadiahnya cuma beginian. Zoooong!

3. Masih di hari pertama di panggung utama. Biasa lah... prinsip hidup seorang PPG: pantang pulang sebelum dapetin gretongan. Heheee. Ini boneka produk Hello Bleu, brand milik duo craftypreneur dari Jogja. Waktu itu mereka menjadi salah satu pengisi acara. Kata moderatornya, yang nanya bakal dapet hadiah! I bet you know the end of this story :p

4. Aaarrrggghhh... Tidakkk! Ini dia disorientasi yang kebangetan di JBF kemarin. Masa yaaa... pagi-pagi gue (dan para hadirin lain) diajak nari poco-poco sama trainernya -,- Tapi nggak apa deh, soalnya kata doi, tari poco-poco itu menyeimbangkan otak kanan dan kiri! So, keep enjoy my 2nd day at JBF (:

4. Dua hari kemarin cuma beli 1 buku seharga 5ribu, alasannya karena tanggal tuwir. Eh giliran sudah tanggal muda, nggak ada 1 pun buku yang dibeli. Melainkan beli yang ini niii:

5. And... this is my last "stupid adventure" at JBF. Kalau yang ini namanya disorientasi penghilang frustasi. Heheee. Malem-malem nonton Pandji n kang Soleh Solihun di atas panggung utama. Sumpah gokil abisss! Alhamdulillah nggak cuma terbahak-bahak, masih ada hikmah meskipun dari blogger sekaligus comic "gokil" macam mereka. Kang Soleh yang rada mesum tapi sepertinya punya obsesi buat jadi seorang ustadz, Pandji yang serius menjadi penggiat cinta Indonesia di kalangan remaja. Dua jempol!

Okedeee, MPmania... intinya, kalau nggak punya duit berlebih, fikir-fikir lagi deh kalau mau ke book fair. Cukup gue aja yang disorientasi dan tolong jangan ditiru, yaaa! *siapa juga yang mau niru?! :p
Gue berharap, semoga ada cerita lain lagi di book fair mendatang yang lebih sesuai dengan tema untuk dishare di sini (baca: belanja buku di pesta buku). Aamiin ^__^
Nggak tau kenapa, menurut pengamatan ngasal gue (boleh percaya boleh nggak) kok ya book fair selalu terlaksana saat dompet lai tiris-tirisnya (apa gue yang kere mulu, ya?). Apalagi pas zamannya kuliah dulu, mau terlaksana di awal, tengah, maupun akhir bulan, rasa-rasanya kantong pas tiris mulu gitu (berarti emang jelas: gue kere mulu, ya? -,-).
Kalau nggak salah inget, seumur-umur kenalan sama dunia per-book fair-an, cuma dua kali gue ke book fair bawa duit mencapai digit lima. Pertama waktu bisa nyari duit sendiri. Bawa duit 150ribu bisa bawa pulang kira-kira 8 buku. Sesuatu banget deh! Kalau yang kedua hampir sama. Bawa duit 200ribu, pulang-pulang bawa sekitar 6 buku berukuran tebal n hard cover. Sayang semuanya buku titipan orang. It means, ke book fair cuma buat gaya-gayaan duank. Heheee.
Sisanya ya itu tadi, paling banter bawa duit 50ribu. Beli 1-2 buku. Heh, sayang baget yak? Apalagi di tiga book fair terakhir yang gue ikutin: Islamic Book Fair (IBF) n Jakarta Book Fair (JBF). Ketiganya menunjukkan satu grafik kemolorotan gembolan sepulang dari book fair. Kalau nggak percaya, nih gue beberkan khusushon buat kalian, MPmania tercinta *apa deh...
1. IBF 2011
Ini pertama kalinya gue ke book fair karena tuntutan profesi. Jadi, ada nggak ada duit, mau nggak mau kudu ke book fair. Waktu itu dapet tugas buat ngeliput bedah bukunya dua penulis Lingkar Pena Publishing House (LPPH). Satu niatan (licik) membayang-bayang di otak gue: Gimana caranya ke book fair kala itu nggak jadi sia-sia? Gue lihat moderator yang tak lain dan tak bukan adalah bang Boim Lebon, memegang beberapa tumpuk buku di tangan kirinya. You know what I did next? Yep, jiwa-jiwa PPG (Para Pencari Gretongan) gue membludak-bludak. Gue harus dapetin buku itu! Ha-rus! Ha-rus! Ha-rus! Dan seperti biasa: MESTAKUNG membersamai tiap hamba yang punya mimpi membara, tekad membaja, dan ikhtiar tiada tara. Satu buku sukses gue bawa pulang. :D
2. IBF 2012
Ini lebih rempong lagi. Pas nggak ada duit, perusahaan tempat gue bekerja membuka stand di sana. Gue pun jadi pengisi acara di panggung utama. Ada kali 4 hari berturut-turut gue bolak-balik kantor-istora-rumah. Gue jadi hafal banget peta stand IBF di lantai 1-2 dan sukses mengantarkan gue menjadi guide selama beberapa jam, nemenin temen beli buku, baju, jilbab, kaos kaki, hingga manset. *kadang suka bingung, ini Islamic Book Fair apa Islamic Baju Fair, ya? -,-
Tau berapa buku yang sukses gue dapatkan (noted: bukan beli)? Cuma dan hanya 1, sodara/i! Sebuah buku tentang editing dan dnia penerbitan, yang gue dapatkan secara cuma-cuma karena menjawab pertanyaan di panggung utama. :p
3. JBF 2012
Roman-romannya ini nih klimaksnya. Book fair di mana segala disorientasi terus berulang selama tiga hari berturut-turut. Masih sama temanya: ke book fair karena tuntutan profesi. Sumpah gue akui, acara panggung book fair tahun ini keren jaliii! Gue jadi semangat dan ketagihan untuk ngeliput lagi dan lagi walau kantong tak mendukung. Yah, walaupun susahnya kudu puasa mata (nggak gampang mau) dan puasa mulut (nggak gampang ngiler).
Sebagai bukti betapa disorientasi-nya aktivitas gue di JBF selama 3 hari kemarin, berikut gue tampilkan beberapa fotonya:
1. Badung ke Sarung: novel terbitan Bukune yang gue dapat di tumpukan buku seharga goceng. Beneran deh, jauh-jauh dari Utan Kayu ke Istora Senayan cuma merogoh 5ribu rupiah. Dan faktanya this was the only one that i bought. :D

2. Beli majalah ini juga di JBF? Ya nggak dooonk! Lah gue juga nggak ngerti ini majalah tentang apaan?! -,- Yang jelas nih majalah gue dapatkan di panggung utama saat MC melemparkan pertanyaan ke hadirin. Waktu itu gue bela-belain ninggalin satu stand di sekitaran panggung utama demi menjawab pertanyaan dari MC, yah ternyata hadiahnya cuma beginian. Zoooong!

3. Masih di hari pertama di panggung utama. Biasa lah... prinsip hidup seorang PPG: pantang pulang sebelum dapetin gretongan. Heheee. Ini boneka produk Hello Bleu, brand milik duo craftypreneur dari Jogja. Waktu itu mereka menjadi salah satu pengisi acara. Kata moderatornya, yang nanya bakal dapet hadiah! I bet you know the end of this story :p

4. Aaarrrggghhh... Tidakkk! Ini dia disorientasi yang kebangetan di JBF kemarin. Masa yaaa... pagi-pagi gue (dan para hadirin lain) diajak nari poco-poco sama trainernya -,- Tapi nggak apa deh, soalnya kata doi, tari poco-poco itu menyeimbangkan otak kanan dan kiri! So, keep enjoy my 2nd day at JBF (:

4. Dua hari kemarin cuma beli 1 buku seharga 5ribu, alasannya karena tanggal tuwir. Eh giliran sudah tanggal muda, nggak ada 1 pun buku yang dibeli. Melainkan beli yang ini niii:

5. And... this is my last "stupid adventure" at JBF. Kalau yang ini namanya disorientasi penghilang frustasi. Heheee. Malem-malem nonton Pandji n kang Soleh Solihun di atas panggung utama. Sumpah gokil abisss! Alhamdulillah nggak cuma terbahak-bahak, masih ada hikmah meskipun dari blogger sekaligus comic "gokil" macam mereka. Kang Soleh yang rada mesum tapi sepertinya punya obsesi buat jadi seorang ustadz, Pandji yang serius menjadi penggiat cinta Indonesia di kalangan remaja. Dua jempol!

Okedeee, MPmania... intinya, kalau nggak punya duit berlebih, fikir-fikir lagi deh kalau mau ke book fair. Cukup gue aja yang disorientasi dan tolong jangan ditiru, yaaa! *siapa juga yang mau niru?! :p
Gue berharap, semoga ada cerita lain lagi di book fair mendatang yang lebih sesuai dengan tema untuk dishare di sini (baca: belanja buku di pesta buku). Aamiin ^__^
Kamis, 28 Juni 2012
Rabu, 27 Juni 2012
Selasa, 26 Juni 2012
Whistle Blower ~Suami Idaman
Yang ngeklik ini postingan, gue jamin pada ketipu sama judulnya :p. Gue nggak maksud bahas the real whistle blower aka Susno Duadji (maap ya para pecinta politik). Gue juga nggak maksud bahas kriteria calon suami idaman gue (maap ya para fans Enje). Tapi gue mau bahas tentang engingeng... *tebak-tebak buah manggis
Seseorang yang kulitnya legam akibat panggangan sang surya. Giginya sudah tanggal beberapa. Rambutnya cepak cepak gimana. Semangat hidupnya seperti anak muda. Gembolannya banyak aja. Senyumnya selalu merekah. Dan yang pasti, peluit merah selalu melekat di bibir hitamnya.
Hey hey siapa diaaa? :D
Sudah hampir enam bulan kami bertatap muka, hingga bertegur sapa sekedarnya. Sayang gue masih belum tau siapa siapa siapa... Siapa namanyaaa? -,-
Karena ke-khas-annya yang saban pagi meniup pluit merahnya tiap ada kereta menuju Tanah Abang yang masuk ke jalur dua Stasiun Pondok Ranji, lah, gue menyebutnya Whistle Blower.
Bukan cuma niup pluit pertanda kereta akan tiba. Sering kali doi ini menjadi pelengkap petugas informasi, memberitahu penumpang apakah kereta yang akan lewat rangkaian panjang atau pendek.
Ada lagi keunikan Whistle Blower ini. Profesinya sebagai penjaja tissue, masker, permen dan mainan anak yang digendong di bahu kanannya menggunakan plastik bening super gede tak membuatnya menjadi manusia apatis yang nggak peduli kondisi sekitar. Di plastik bening gembolannya sering doi selipkan muka halaman surat kabar ibukota dengan headline yang super duper lebayyy. Misalnya gini: Astaghfirullah, Jakarta Tenggelam Banjir!. Dan masih ada dua headline lain yang gue lupa redaksionalnya.
Dulu gue fikir doi ini cuma mangkal di St Pondok Ranji saban pagi. Tapi ternyata gue salah, Bray! Beberapa kali gue ketemu doi malam sekitar setengah 9 di St Tanah Abang. Walaupun semangatnya sudah satu-satu. Senyumnya nggak lagi mengembang seperti biasa, tapi kegigihannya mondar mandir menjajakan barang dagangannya (plus koran malam) jelas masih terlihat.
Sampai kemarin pagi, ketika ada kesempatan untuk berbincang sambil nunggu kereta, gue tanyakanlah perihal jam kerjanya.
"Tiap hari dagang sampe malam, ya, Pak?" gue nanya.
"Iya, Neng. Soalnya kalau bulan puasa Bapak nggak kuat dagang lama-lama. Capeknya berasa. Makanya digenjot tiap hari sebelon puasa," kata tuh Bapak ramah.
Alahayyy. Boleh juga ditiru alasan nih bapak. Kejar setoran sebelum ramadhan. Biar ramadhan nanti nggak disibukkan sama kerjaan duniawi, mending tenaganya disimpan buat ibadah aja. :D
Alhamdulillah, kayak ada yang ngasih semangat lebih saat kesadaran nyambut ramadhan hadir di waktu yang sangat lambat. Thanks to my Whistle Blower! (:
Hoiya, nyangkut sama frasa kedua judul postingan ini; Suami Idaman. Kalau kata seorang ustadzah, tankihur rijal lil itsna: agamanyanya dan akhlaknya. Nah, poin akhlak yang salah satu turunannya gigih mencari nafkah, sepertinya sudah sukses melekat dalam diri Whistle Blower. Jangan mau kalah, ya, para MPman! :D
Seseorang yang kulitnya legam akibat panggangan sang surya. Giginya sudah tanggal beberapa. Rambutnya cepak cepak gimana. Semangat hidupnya seperti anak muda. Gembolannya banyak aja. Senyumnya selalu merekah. Dan yang pasti, peluit merah selalu melekat di bibir hitamnya.
Hey hey siapa diaaa? :D
Sudah hampir enam bulan kami bertatap muka, hingga bertegur sapa sekedarnya. Sayang gue masih belum tau siapa siapa siapa... Siapa namanyaaa? -,-
Karena ke-khas-annya yang saban pagi meniup pluit merahnya tiap ada kereta menuju Tanah Abang yang masuk ke jalur dua Stasiun Pondok Ranji, lah, gue menyebutnya Whistle Blower.
Bukan cuma niup pluit pertanda kereta akan tiba. Sering kali doi ini menjadi pelengkap petugas informasi, memberitahu penumpang apakah kereta yang akan lewat rangkaian panjang atau pendek.
Ada lagi keunikan Whistle Blower ini. Profesinya sebagai penjaja tissue, masker, permen dan mainan anak yang digendong di bahu kanannya menggunakan plastik bening super gede tak membuatnya menjadi manusia apatis yang nggak peduli kondisi sekitar. Di plastik bening gembolannya sering doi selipkan muka halaman surat kabar ibukota dengan headline yang super duper lebayyy. Misalnya gini: Astaghfirullah, Jakarta Tenggelam Banjir!. Dan masih ada dua headline lain yang gue lupa redaksionalnya.
Dulu gue fikir doi ini cuma mangkal di St Pondok Ranji saban pagi. Tapi ternyata gue salah, Bray! Beberapa kali gue ketemu doi malam sekitar setengah 9 di St Tanah Abang. Walaupun semangatnya sudah satu-satu. Senyumnya nggak lagi mengembang seperti biasa, tapi kegigihannya mondar mandir menjajakan barang dagangannya (plus koran malam) jelas masih terlihat.
Sampai kemarin pagi, ketika ada kesempatan untuk berbincang sambil nunggu kereta, gue tanyakanlah perihal jam kerjanya.
"Tiap hari dagang sampe malam, ya, Pak?" gue nanya.
"Iya, Neng. Soalnya kalau bulan puasa Bapak nggak kuat dagang lama-lama. Capeknya berasa. Makanya digenjot tiap hari sebelon puasa," kata tuh Bapak ramah.
Alahayyy. Boleh juga ditiru alasan nih bapak. Kejar setoran sebelum ramadhan. Biar ramadhan nanti nggak disibukkan sama kerjaan duniawi, mending tenaganya disimpan buat ibadah aja. :D
Alhamdulillah, kayak ada yang ngasih semangat lebih saat kesadaran nyambut ramadhan hadir di waktu yang sangat lambat. Thanks to my Whistle Blower! (:
Hoiya, nyangkut sama frasa kedua judul postingan ini; Suami Idaman. Kalau kata seorang ustadzah, tankihur rijal lil itsna: agamanyanya dan akhlaknya. Nah, poin akhlak yang salah satu turunannya gigih mencari nafkah, sepertinya sudah sukses melekat dalam diri Whistle Blower. Jangan mau kalah, ya, para MPman! :D
Generasi Yang Hilang, Kharisma
http://www.youtube.com/watch?v=bkbtAudAb_k
Horeee... nemu nasyid jadul yg wokeh banget. Nggak ketinggalan visualisasi vidonya yg okeh marokeh. ~potret remaja Indonesia -,-
Horeee... nemu nasyid jadul yg wokeh banget. Nggak ketinggalan visualisasi vidonya yg okeh marokeh. ~potret remaja Indonesia -,-
Senin, 25 Juni 2012
Jumat, 22 Juni 2012
Selasa, 19 Juni 2012
Kalau Galau Jangan Diumbar Lah Yau
Setiap orang pasti pernah galau. Iya nggak sih? Kalau ada yang nggak pernah, dipertanyakan, tuh, manusia apa malaikat yak?? Soalnya gue yang keren kayak begini aja masih suka galau! *lah :p
Ya ditolak si doi, ya mau nembak tapi tabungan cekak, ya ditinggal duluan sama gebetan, dan ya ya lainnya yang menjadi musabab seseorang mengalami kegalauan. Pasti semua orang pernah galau! *ceritanya ngeyel
Nah, kalau ada yang keliatannya nggak pernah galau, mungkin beda penyikapannya kali ya... Ada yang tiap galau melanda, seluruh manusia kudu tau. FB, Twitter, MP semua jadi corong publikasi kondisi hatinya deh pokoknya. Tapiii... ada juga yang sebaliknya. Disimpan serapat dan sesunyi mungkin. Sampai-sampai tembok kamarnya pun nggak menPadahal kenyataannya di dalam 'kamar' yang lain ada yang bergumuruh dan menyambar berkali-kali. Heheee, petir, kaleee'!
Tapi kayaknya sedikit banget tipe manusia kedua ini, ya? Apalagi jamannya udah internet buat rakyat, tipe orang pertama merajalela di dunia maya. Bahkan konon mengalami peningkatan yang cukup signifikan kalau gue perhatikan. Pun para kaum Adam yang terkenal dengan rasionalitasnya, mereka terbawa arus galau. Emosinya mudah ketebak dari apa yang mereka ketik (nulis satus, ngetwit, komen RT). Jadi gimanaaa gituh keliatannya. Bikin ilfil? Boleh dibilang iyeesss. :p
Semua mendadak jadi pujangga (bahasa halusnya) dan gombalers (bahasa kasarnya) maya. Kata indah nan berbunga-bunga meluncur lancar dari balik dua jempol di tiap tulisannya. Hufttt... capedey!
Perasaan cinta udah seperti barang murahan yang semua friends n follower berhak tau. Argh, gimana ini?! Gue jadi nggak antusias lagi kalau omong tentang cinta gegara pengumbaran rasa cinta secara massal.
Sedikit curcol, dulu gue juga pernah nulis status beraroma galau. Untungnya langsung ditegur sama kakak kelas. Buru buru deh gue delete. Heheee. Dan sejak saat itu (kalau nggak khilaf) gue takut mengumbar kegalauan di dunia maya. Paling banter nyelipin di blog, buat gue jadikan pelajaran.
Bagaimana dengan MPmania? Gue sih yakin, penghuni MP mah keren-keren. Rait? Oiya, saling ngingetin yeee kalau masih suka mengumbar kegalauan. ^___^
Ya ditolak si doi, ya mau nembak tapi tabungan cekak, ya ditinggal duluan sama gebetan, dan ya ya lainnya yang menjadi musabab seseorang mengalami kegalauan. Pasti semua orang pernah galau! *ceritanya ngeyel
Nah, kalau ada yang keliatannya nggak pernah galau, mungkin beda penyikapannya kali ya... Ada yang tiap galau melanda, seluruh manusia kudu tau. FB, Twitter, MP semua jadi corong publikasi kondisi hatinya deh pokoknya. Tapiii... ada juga yang sebaliknya. Disimpan serapat dan sesunyi mungkin. Sampai-sampai tembok kamarnya pun nggak menPadahal kenyataannya di dalam 'kamar' yang lain ada yang bergumuruh dan menyambar berkali-kali. Heheee, petir, kaleee'!
Tapi kayaknya sedikit banget tipe manusia kedua ini, ya? Apalagi jamannya udah internet buat rakyat, tipe orang pertama merajalela di dunia maya. Bahkan konon mengalami peningkatan yang cukup signifikan kalau gue perhatikan. Pun para kaum Adam yang terkenal dengan rasionalitasnya, mereka terbawa arus galau. Emosinya mudah ketebak dari apa yang mereka ketik (nulis satus, ngetwit, komen RT). Jadi gimanaaa gituh keliatannya. Bikin ilfil? Boleh dibilang iyeesss. :p
Semua mendadak jadi pujangga (bahasa halusnya) dan gombalers (bahasa kasarnya) maya. Kata indah nan berbunga-bunga meluncur lancar dari balik dua jempol di tiap tulisannya. Hufttt... capedey!
Perasaan cinta udah seperti barang murahan yang semua friends n follower berhak tau. Argh, gimana ini?! Gue jadi nggak antusias lagi kalau omong tentang cinta gegara pengumbaran rasa cinta secara massal.
Sedikit curcol, dulu gue juga pernah nulis status beraroma galau. Untungnya langsung ditegur sama kakak kelas. Buru buru deh gue delete. Heheee. Dan sejak saat itu (kalau nggak khilaf) gue takut mengumbar kegalauan di dunia maya. Paling banter nyelipin di blog, buat gue jadikan pelajaran.
Bagaimana dengan MPmania? Gue sih yakin, penghuni MP mah keren-keren. Rait? Oiya, saling ngingetin yeee kalau masih suka mengumbar kegalauan. ^___^
Minggu, 17 Juni 2012
Sabtu, 16 Juni 2012
Selasa, 12 Juni 2012
Rock, Laksamana Keumalahayati!
Eh, eh... MPmania pernah dengar nggak nama salah satu pahlawan wanita Indonesia dari tanah rencong? Bukan Cut Nyak Dien, Cut Meutia, bukan pula Pocut Baren. Yep, yang gue maksud adalah Laksamana Keumalahayati. Udah lama banget dengar nama beliau, tapi baru searching lagi track recordnya hari ini. Beneran keren, euy!
Yang gue dapat dari Wikipedia, beliau ini nih pahlawan wanita Indonesia yang diakui kehebatannya hingga dunia luar. Soalnya selain gagah, gelar doi itu lho: Laksamana. Jarang banget zaman dulu seorang wanita menjadi Laksamana (panglima angkatan laut). Bahkan konon beliau ini satu-satunya wanita di dunia yang menjadi Laksamana mengomandoi 1000 pasukan yang kesemuanya wanita. Beuwh, metal banget! (maap atas apresiasi lancang daku, Laksamana Keumala :D)
Nah, masih nyambung sama Laksaman Keumala, ini gue temui juga bait puisi mbak Helvi Tiana Rosa yang dibuat jadi sebuah lagu Menghentak. Pertama kali denger nih lagu waktu di loncing buku Mata Ketiga Cinta mbak Helvi. Yang nyanyiin BengSas. Kerreeeeeennn banget!
Judulnya Inong. Dibuat mbak Helvy beberapa hari setelah peristiwa Tsunami Aceh 2004. Kayak gini nih lirik versi bahasa Indo n Aceh:
Hai inong Aceh dipat droe neuh
Peu droe neuh ngop lam ie mata?
Ingat geutanyoe nyoe inong Aceh
Inong nyang beuhe ngon geumaseh
Hantom menyerah
Geutanyoelah inong nyang geumaseh
Ibu pertiwi sipanyang masa
Kheun lom nan awak nyan Keumalahayati, Safiatuddin, Cut Nyak, Gata
Nyoe mandum inong nyang beuhe
Nyang hana habeh dipeulahe di bumoenyoe
Hai inong Aceh dipat droe neuh?
Hai perempuan Aceh, di mana kamu?
Apakah kamu berkubang dalam pedih dan airmata?
Ingat kita adalah perempuan Aceh
Perempuan sejati yang penuh kasih dan pantang menyerah
Kitalah para perempuan pemahat cinta
Ibu tanah ini sepanjang masa
Maka sebut lagi nama mereka: Keumalahayati, Safiatuddin, Para Cut Nyak, kamu
dan semua perempuan sejati yang tak habis dilahirkan tanah ini
Hai perempuan Aceh, di mana kamu?
Buat yang penasaran sama nadanya, bisa Googling pakai keyword Laksamana Keumalahayati, Inong. Nanti ngelink deh ke Youtube ^____^
*tulisan sambil nungguin kereta menuju Tana Abang yang lamaaaaaa banget
Yang gue dapat dari Wikipedia, beliau ini nih pahlawan wanita Indonesia yang diakui kehebatannya hingga dunia luar. Soalnya selain gagah, gelar doi itu lho: Laksamana. Jarang banget zaman dulu seorang wanita menjadi Laksamana (panglima angkatan laut). Bahkan konon beliau ini satu-satunya wanita di dunia yang menjadi Laksamana mengomandoi 1000 pasukan yang kesemuanya wanita. Beuwh, metal banget! (maap atas apresiasi lancang daku, Laksamana Keumala :D)
Nah, masih nyambung sama Laksaman Keumala, ini gue temui juga bait puisi mbak Helvi Tiana Rosa yang dibuat jadi sebuah lagu Menghentak. Pertama kali denger nih lagu waktu di loncing buku Mata Ketiga Cinta mbak Helvi. Yang nyanyiin BengSas. Kerreeeeeennn banget!
Judulnya Inong. Dibuat mbak Helvy beberapa hari setelah peristiwa Tsunami Aceh 2004. Kayak gini nih lirik versi bahasa Indo n Aceh:
Hai inong Aceh dipat droe neuh
Peu droe neuh ngop lam ie mata?
Ingat geutanyoe nyoe inong Aceh
Inong nyang beuhe ngon geumaseh
Hantom menyerah
Geutanyoelah inong nyang geumaseh
Ibu pertiwi sipanyang masa
Kheun lom nan awak nyan Keumalahayati, Safiatuddin, Cut Nyak, Gata
Nyoe mandum inong nyang beuhe
Nyang hana habeh dipeulahe di bumoenyoe
Hai inong Aceh dipat droe neuh?
Hai perempuan Aceh, di mana kamu?
Apakah kamu berkubang dalam pedih dan airmata?
Ingat kita adalah perempuan Aceh
Perempuan sejati yang penuh kasih dan pantang menyerah
Kitalah para perempuan pemahat cinta
Ibu tanah ini sepanjang masa
Maka sebut lagi nama mereka: Keumalahayati, Safiatuddin, Para Cut Nyak, kamu
dan semua perempuan sejati yang tak habis dilahirkan tanah ini
Hai perempuan Aceh, di mana kamu?
Buat yang penasaran sama nadanya, bisa Googling pakai keyword Laksamana Keumalahayati, Inong. Nanti ngelink deh ke Youtube ^____^
*tulisan sambil nungguin kereta menuju Tana Abang yang lamaaaaaa banget
Senin, 11 Juni 2012
Rabu, 06 Juni 2012
Emang Jempol Tidak Bertulang
Tidaaakkk... Jempol, eh, perut gue laper gilaaa! Sudahlah ketinggalan kereta favorit (Mangarai-Serpong 1500 rupiah saja), hujan angin, baru dapet kereta selanjutnya jam9malam, jemputan molor pulaaa! Apa salah Baim yo oloh? -,-
Fyi: sama sekali nggak ada korelasi antara judul n
paragrap lead tulisan ini. Karena bait paragrap di atas hanyalah curcolan semata. Camkan itu baik-baik, Jose Armando! *ngalay akibat ketinggalan kereta.
Ah, balik lagi ke jari dan jempol tangan digoyang. Ngerasa nggak sih, MPmania... jaman yang makin maju ternyata berbanding lurus dengan semangat berbagi dalam arti negatif? *ngerti ora?
Contoh gampangnya, tahun 90an awal waktu infotainment belum merajalela, kehidupan ummat manusia lumayan adem ayem. Berita negatif dari dunia artis kayaknya minim banget. Tivi juga rasa-rasanya masih aman buat anak-anak.
Kemudian maju lagi beberapa tahun, baru deh tuh Cek&Ricek n Kabar Kabari menjadi pelopor tayangan infotainment di layar kaca. Hingga kini, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, acara infotainment seperti memborbardir masyarakat dari berbagai penjuru mata angin dengan segala daya dan upayanya. Dededededededddd! *suara tembakan*
Ada Ins*rt yang punya tiga cabang: Ins*rt Pagi, Ins*rt Siang, Ins*rt Investigasi. Ada Si*et yang menggali tuntas berita yang sedang HOT sampai ke akar-akarnya bahkan ke tanah-tanahnya. Ada juga Loe*ebay yang lebih menonjolkan keGOKILan dua host-nya yang emang gila tapi seru di malam hari. Heuwww, sampe hafal begindang -,-. Intinya, semua berlomba memberi informasi dari para idola, mulai dari berita penting sampe berita nggak meaning!
Nggak sampai di situ kayaknya. Kalau dulu (ketika televisi menjadi media yang paling diagung-agungkan) kita cuma jadi sasaran tembak para industri tivi, tapi kini setelah internet merajai, eh kita malah terbawa menjadi penembak. Kita senang berbagi postingan, status dan twit tentang segala hal dari yang positif sampai negatif. Menggoyang jempol buat membuka aib sendiri, orang yang duduk di samping kita, sampai orang lain yang nggak dikenal sekalipun, sodara bukan tetangga juga bukan (baca: artis di tivi).
Kalau anggota tubuh kita bisa ngomong, kayak-kayaknya ada satu organ yang bakal tersenyum bahagia, yakni lidah yang tidak bertulang dan selalu menjadi kambing hitam atas segala permusuhan dan kerusuhan di muka bumi.
"Yes yes yes... sekarang gue punya sodara kembar! Biar deh nggak serupa sama si jempol, yang penting senasib!' kali itu yang bakal terucap darinya.
Hmmm... jadi semua salah gue? Temen-temen gue? Tivi dan internet?
Yaaa... yang jelas bukan salah sendal jepit! Gue juga sama. Masih susah bangeeedd ngerem ini jempol. Mangkanya gue nulis ini, biar ada yang ngingetin kalau mosting, nulis status n ngetwit yang enggak enggak. Mohon kerjasamanyaaa ^____^
Fyi: sama sekali nggak ada korelasi antara judul n
paragrap lead tulisan ini. Karena bait paragrap di atas hanyalah curcolan semata. Camkan itu baik-baik, Jose Armando! *ngalay akibat ketinggalan kereta.
Ah, balik lagi ke jari dan jempol tangan digoyang. Ngerasa nggak sih, MPmania... jaman yang makin maju ternyata berbanding lurus dengan semangat berbagi dalam arti negatif? *ngerti ora?
Contoh gampangnya, tahun 90an awal waktu infotainment belum merajalela, kehidupan ummat manusia lumayan adem ayem. Berita negatif dari dunia artis kayaknya minim banget. Tivi juga rasa-rasanya masih aman buat anak-anak.
Kemudian maju lagi beberapa tahun, baru deh tuh Cek&Ricek n Kabar Kabari menjadi pelopor tayangan infotainment di layar kaca. Hingga kini, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, acara infotainment seperti memborbardir masyarakat dari berbagai penjuru mata angin dengan segala daya dan upayanya. Dededededededddd! *suara tembakan*
Ada Ins*rt yang punya tiga cabang: Ins*rt Pagi, Ins*rt Siang, Ins*rt Investigasi. Ada Si*et yang menggali tuntas berita yang sedang HOT sampai ke akar-akarnya bahkan ke tanah-tanahnya. Ada juga Loe*ebay yang lebih menonjolkan keGOKILan dua host-nya yang emang gila tapi seru di malam hari. Heuwww, sampe hafal begindang -,-. Intinya, semua berlomba memberi informasi dari para idola, mulai dari berita penting sampe berita nggak meaning!
Nggak sampai di situ kayaknya. Kalau dulu (ketika televisi menjadi media yang paling diagung-agungkan) kita cuma jadi sasaran tembak para industri tivi, tapi kini setelah internet merajai, eh kita malah terbawa menjadi penembak. Kita senang berbagi postingan, status dan twit tentang segala hal dari yang positif sampai negatif. Menggoyang jempol buat membuka aib sendiri, orang yang duduk di samping kita, sampai orang lain yang nggak dikenal sekalipun, sodara bukan tetangga juga bukan (baca: artis di tivi).
Kalau anggota tubuh kita bisa ngomong, kayak-kayaknya ada satu organ yang bakal tersenyum bahagia, yakni lidah yang tidak bertulang dan selalu menjadi kambing hitam atas segala permusuhan dan kerusuhan di muka bumi.
"Yes yes yes... sekarang gue punya sodara kembar! Biar deh nggak serupa sama si jempol, yang penting senasib!' kali itu yang bakal terucap darinya.
Hmmm... jadi semua salah gue? Temen-temen gue? Tivi dan internet?
Yaaa... yang jelas bukan salah sendal jepit! Gue juga sama. Masih susah bangeeedd ngerem ini jempol. Mangkanya gue nulis ini, biar ada yang ngingetin kalau mosting, nulis status n ngetwit yang enggak enggak. Mohon kerjasamanyaaa ^____^
Senin, 04 Juni 2012
Kamis, 31 Mei 2012
[Love Journey] Angkot, I’m in Loveee
Ini bukan tentang gue yang `ditembak` di dalam angkot oleh Adit alias DJ Sammy (walaupun faktanya gue nggak beda jauh sama Shandy Aulia alias Tita). Justru ini ceritera tentang gue yang ternyataaa makin cintaaa, cinta sama angkottt... Heheee.
Eh tapi bukan ngada-ngada lhooo. Sejak SMP kelas 3 hingga kini. Sejak tarif angkot masih bisa dibayar gope buat anak sekolah, sampai era anak sekolah nggak ada yang mau ngangkut saking dianggap merugikan, gue masih di sini untuk setia (sama angkot).
Banyak faktor kalau mau dijembreng, kenapa gue yang notabene tinggal di pinggiran Jakarta, aktivitas di Jakarta dan sekitarnya, tapi sok-sok suci n tak bisa berpaling hati dari angkot. Hihiii, bahasanya minta ditimpuk! Tapi intinya, sebagai cewek asli Jakarta, gue nggak mau menambah keruwetan tanah kelahiran dengan berlomba ngredit motor demi memudahkan mobilitas. Nehi nehi nehiii...
Walaupun kondisi perangkotan Jakarta yang carut marut?
Yap. Walau badai menghadang, ingatlah gue kan selalu setia kepadamu, Angkot... Eh, kecuali ada yang ngasih tebengan gratis, deng. Kan biar nggak mubazir juga jok belakang motor tuh orang. *ngeles!
Suka duka banyak gue temui selama menjadi angkot lovers. Suka yang paling berkesan n sukses membuat hidung gue kembang kempis akibat ke-GR-an, waktu gue disamperin cowok yang ganteng baangeeed. Kaget sekaget-kagetnya pas baru aja nempelin badan menuju Manggarai, eh ada cowok necis yang gue taksir karyawan sekitar Sudirman-Thamrin, dengan tergesa plus menebar senyum manisnya ke arah gue yang duduk tepat di depan pintu. Sempat gue balas sedikit sampai kejadian ajaib itu terjadi. Tarraaa... doi milih tempat duduk di samping gue. Huwaaa wa wa wa, degdegannn! :p
Sayang kejadian itu nggak berlangsung lama, Sodara/i. Pasalnya, beberapa detik setelah itu masuk banci necis setipe I*an Gu*awan yang masuk sambil senyum merona mencari-cari seseorang. Dan duarrr… matanya jatuh tepat ke cowok ganteng di samping gue. Beraksilah tuh banci, duduk di depan gue dan si cowok sambil mengarahkan BB-nya ke arah kami berdua. Lo pasti bisa menyimpulkan cerita gue. Ternyata tuh cowok mepet-mepet di samping gue demi menghindar dari kejaran si banci. Argh… gue kira tampang gue mendadak cantik seketika bak bidadari sampai cowok ganteng mau dekat-dekat. Hix, ternyata gara-gara banci. Aseemmm!
Nah, itu kan sukanya. Kalau duka-nya you kow lah… di Jakarta ini pengamen udah kayak kacang goreng. Buaaanyaaak banget! Gugur satu tumbuh seribu. Turun satu naik lagi dan lagi dengan karakter yang beragam. Ada lho yang waktu gue SMP dia (pengamen cowok) ngamen berdua sama adiknya yang perempuan (tampangnya mirip abis). Karakternya agak nyebelin. Gampang tersinggung kalau doi lagi nyanyi, eh ada penumpang yang cekikikan. Selalu doi bakal menegur dengan tampang garang khas-nya. Hmmm… menurut gue, mungkin sikap angkuhnya itu yang menyebabkan doi masih menjadi pengamen hingga sekarang. Mana sudah ganti formasi pula. Kalau dulu ngamen berdua sama adiknya yang cewek, sekarang berdua sama anak kecil laki-laki yang gue yakin itu anaknya. Soalnya tuh pengamen udah pake cincin (imitasi kali yeee) di jari manisnya gitu. *Adik perempuannya? Masih ngamen dengan formasi baru juga bersama beberapa cewek sepantarannya yang masih abegeh.
Beda lagi kalau gue naik Metro Mini dari terminal Blok M. Ada satu pengamen cewek (kayaknya sih usianya 15tahun) yang gaya ngamennya juga khas. Paling suka nyanyi lagu patah hati ala band cegeng jaman sekarang. Matanya yang sayu sampai merem-merem gitu saking menghayati tiap lagu yang dinyanyiin. Apalagi suaranya yang cempreng rombeng tapi seksi di antara dawai okulele yang dia mainkan. Terpikat deh gue dibuatnya!
Nah, yang terakhir ini lebih unik. Bocah cowok, kira-kira umurnya 7 tahun. Rambutnya kuning akibat terpaan sinar matahari, pipinya tembem nggak lazim (kayak korban KDRT gituh), doyannya ngamen pakai gitar orang dewasa yang tingginya sama dengan tinggi badan tuh anak. Bisa bayangin kan gimana susahnya doi menyeimbangkan diri dalam memegang gitar? Kakinya sampai ngangkang-ngangkang, kaki kanannya sering cuma bertumpu pakai lima jarinya demi menyandarkan gitar gede itu di paha. Apalagi cara ngomongnya yang sok-sokan ngikutin pengamen dewasa yang suka bilang begini: ya bapak ibu om tante, numpang ngamen ya. Seribu dua ribu nggak akan membuat anda jatuh miskin ya. Jadi tolong hargai suara kami yaaa… Hihiii, sumpah kocak abis!
Heheee, bingung kan? Tadi gue bilang ini duka sebagai angkot lovers, tapi kok malah gue bilang mereka unik bin lucu? Kalau begitu gue ganti deh. Mungkin jumlah mereka yang semakin bertambah menorehkan duka tersendiri di hati ini. Tapi mengamati polah mereka yang beraneka, menjadi hiburan tersendiri saban malam dan pagi! Dan di sudut hati yang lain, menumbuhkan jiwa nasionalme juga lhooo. Rasanya pengen bermanfaat buat mereka. Mengubah nasib mereka suatu hari nanti. Naik satu pangkat ke profesi lain yang lebih dipandang masyarakat. Bakal tercapai nggak yeesss? Optimis, insya Alah bisa!
^____^
Diikutsertakan dalam lomba Love Journey-nya Fatah dan Mbak Dian
Eh tapi bukan ngada-ngada lhooo. Sejak SMP kelas 3 hingga kini. Sejak tarif angkot masih bisa dibayar gope buat anak sekolah, sampai era anak sekolah nggak ada yang mau ngangkut saking dianggap merugikan, gue masih di sini untuk setia (sama angkot).
Banyak faktor kalau mau dijembreng, kenapa gue yang notabene tinggal di pinggiran Jakarta, aktivitas di Jakarta dan sekitarnya, tapi sok-sok suci n tak bisa berpaling hati dari angkot. Hihiii, bahasanya minta ditimpuk! Tapi intinya, sebagai cewek asli Jakarta, gue nggak mau menambah keruwetan tanah kelahiran dengan berlomba ngredit motor demi memudahkan mobilitas. Nehi nehi nehiii...
Walaupun kondisi perangkotan Jakarta yang carut marut?
Yap. Walau badai menghadang, ingatlah gue kan selalu setia kepadamu, Angkot... Eh, kecuali ada yang ngasih tebengan gratis, deng. Kan biar nggak mubazir juga jok belakang motor tuh orang. *ngeles!
Suka duka banyak gue temui selama menjadi angkot lovers. Suka yang paling berkesan n sukses membuat hidung gue kembang kempis akibat ke-GR-an, waktu gue disamperin cowok yang ganteng baangeeed. Kaget sekaget-kagetnya pas baru aja nempelin badan menuju Manggarai, eh ada cowok necis yang gue taksir karyawan sekitar Sudirman-Thamrin, dengan tergesa plus menebar senyum manisnya ke arah gue yang duduk tepat di depan pintu. Sempat gue balas sedikit sampai kejadian ajaib itu terjadi. Tarraaa... doi milih tempat duduk di samping gue. Huwaaa wa wa wa, degdegannn! :p
Sayang kejadian itu nggak berlangsung lama, Sodara/i. Pasalnya, beberapa detik setelah itu masuk banci necis setipe I*an Gu*awan yang masuk sambil senyum merona mencari-cari seseorang. Dan duarrr… matanya jatuh tepat ke cowok ganteng di samping gue. Beraksilah tuh banci, duduk di depan gue dan si cowok sambil mengarahkan BB-nya ke arah kami berdua. Lo pasti bisa menyimpulkan cerita gue. Ternyata tuh cowok mepet-mepet di samping gue demi menghindar dari kejaran si banci. Argh… gue kira tampang gue mendadak cantik seketika bak bidadari sampai cowok ganteng mau dekat-dekat. Hix, ternyata gara-gara banci. Aseemmm!
Nah, itu kan sukanya. Kalau duka-nya you kow lah… di Jakarta ini pengamen udah kayak kacang goreng. Buaaanyaaak banget! Gugur satu tumbuh seribu. Turun satu naik lagi dan lagi dengan karakter yang beragam. Ada lho yang waktu gue SMP dia (pengamen cowok) ngamen berdua sama adiknya yang perempuan (tampangnya mirip abis). Karakternya agak nyebelin. Gampang tersinggung kalau doi lagi nyanyi, eh ada penumpang yang cekikikan. Selalu doi bakal menegur dengan tampang garang khas-nya. Hmmm… menurut gue, mungkin sikap angkuhnya itu yang menyebabkan doi masih menjadi pengamen hingga sekarang. Mana sudah ganti formasi pula. Kalau dulu ngamen berdua sama adiknya yang cewek, sekarang berdua sama anak kecil laki-laki yang gue yakin itu anaknya. Soalnya tuh pengamen udah pake cincin (imitasi kali yeee) di jari manisnya gitu. *Adik perempuannya? Masih ngamen dengan formasi baru juga bersama beberapa cewek sepantarannya yang masih abegeh.
Beda lagi kalau gue naik Metro Mini dari terminal Blok M. Ada satu pengamen cewek (kayaknya sih usianya 15tahun) yang gaya ngamennya juga khas. Paling suka nyanyi lagu patah hati ala band cegeng jaman sekarang. Matanya yang sayu sampai merem-merem gitu saking menghayati tiap lagu yang dinyanyiin. Apalagi suaranya yang cempreng rombeng tapi seksi di antara dawai okulele yang dia mainkan. Terpikat deh gue dibuatnya!
Nah, yang terakhir ini lebih unik. Bocah cowok, kira-kira umurnya 7 tahun. Rambutnya kuning akibat terpaan sinar matahari, pipinya tembem nggak lazim (kayak korban KDRT gituh), doyannya ngamen pakai gitar orang dewasa yang tingginya sama dengan tinggi badan tuh anak. Bisa bayangin kan gimana susahnya doi menyeimbangkan diri dalam memegang gitar? Kakinya sampai ngangkang-ngangkang, kaki kanannya sering cuma bertumpu pakai lima jarinya demi menyandarkan gitar gede itu di paha. Apalagi cara ngomongnya yang sok-sokan ngikutin pengamen dewasa yang suka bilang begini: ya bapak ibu om tante, numpang ngamen ya. Seribu dua ribu nggak akan membuat anda jatuh miskin ya. Jadi tolong hargai suara kami yaaa… Hihiii, sumpah kocak abis!
Heheee, bingung kan? Tadi gue bilang ini duka sebagai angkot lovers, tapi kok malah gue bilang mereka unik bin lucu? Kalau begitu gue ganti deh. Mungkin jumlah mereka yang semakin bertambah menorehkan duka tersendiri di hati ini. Tapi mengamati polah mereka yang beraneka, menjadi hiburan tersendiri saban malam dan pagi! Dan di sudut hati yang lain, menumbuhkan jiwa nasionalme juga lhooo. Rasanya pengen bermanfaat buat mereka. Mengubah nasib mereka suatu hari nanti. Naik satu pangkat ke profesi lain yang lebih dipandang masyarakat. Bakal tercapai nggak yeesss? Optimis, insya Alah bisa!
^____^
Diikutsertakan dalam lomba Love Journey-nya Fatah dan Mbak Dian
Senin, 28 Mei 2012
4x4=16. Sempat tidak sempat harus dibaca(s) :D
howalah... lagi laper-lapernya nungguin bedug, eh disamperin sama mas Nobi. Pertanyaannya adalah: why meeee? *dengan gaya super duper lebay. Eh gak lama, dikabarin juga via chat sama mas Nobi kalau ditimpuk juga sama si Mutsaqqif. Nah, berhubung lagi cari cara buat refreshing menunggu bedug, oke lah kalau beg beg begetoh, markilaiii mengisi essay atau apalah sebutannya. Enjoy reading! ^___^
1. Empat kerjaan/profesi yang pernah kamu lakukan:
a. Relawan LSM
b. Guru privat
c. Reporter+redaktur+editor
d. MC, penyanyi, third speaker di acara ngajidotkom @TVRI (kalau ini semua serba dadakan. heheee)
2. Empat Profesi Yang ingin kamu lakukan :
a. Anchor
b. Penulis yang fokus cuma nulis
c. Wirausahawati
d. Penyiar radio
3. Empat Tempat tinggal yang pernah ditinggali :
a. Jakarta
b. Tangerang Selatan
c. Depok
d. Ambon (sebulan duank, itu juga nengokin kakak :p)
4. Empat Negara/Daerah/tempat yang ingin kamu kunjungi :
a. Galapagos (terinspirasi dari film kartun The Wild Thornberrys)
b. Aussy (mau liat Kangoroo yang segede manusia)
c. Mesir (mau ke Alexandria yang katanya romantis kalau malem. masa iya?)
d. Belanda (mau norak-norak di antara bunga tulip)
5. Empat Film yang paling kamu suka :
a. Yes Man
b. Spiderman
c. Harry Potter
d. Jumper (enak kali ya, bisa keliling dunia dalam sekejap :D)
6. Empat lagu yang paling kamu suka saat ini :
a. Usah Kau Lara Sendiri (Katon Bagaskara-Ruth Sahanaya)
b. Berkenalan Lewat Udara (Warkop)
c. Bintang Kehidupan (Nike Ardilla)
d. Linger (The Cranberries)
7. Empat TV Show yang paling kamu suka saat ini :
a. Yang berbau masak-memasak
b. Ceramah Mamah Dedeh dan Aa Abdel saban pagi (menghibur banget :p)
c. Kick Andy
d. OVJ
8. Empat buku terakhir yang kamu baca :
a. Muhammad Sang Penggenggam Hujan
b. Majalah Annida edisi perdana (ayo beliii! *numpang promosi)
c. Muhammad Para Pengeja Hujan
d. Kembang Goyang, Orang Betaqwi Menulis Kampungnya
9. Empat Public Figur yang kamu suka saat ini :
a. Salim A. Fillah
b. Tasaro GK
c. Ifa Avianty
d. Habib Rizieq
10. Empat berita yang paling santer kamu dengar belakangan ini :
a. Majalah Annida terbit lagi! (promosi lagi. heheee)
b. Gagalnya konser Mother Monster (makanya namanya Lady Sukse, biar sukses ngadain konser :D)
c. Adanya akun Agama Chibi di Twitter (berita paling nggak mutu sedunia!)
d. Pilkada J4k4rt4 (:
11. Empat hal tentang dirimu yang orang mungkin tidak tahu :
a. Pemalu (pasti pada nggak ada yang mau percaya -,-)
b. Perasa
c. Kurang sabaran :p
d. Keren
12. Empat Makanan yang sangat kamu inginkan belakangan :
a. Sate Padang (berikan saya 10 porsi sate padang, maka akan saya habiskan semuanya *bukan Soekarno :p)
b. Bika Ambon
c. Tuna saus manis buatan sendiri (ikan tuna lagi jarang nih di tukang sayur -,-)
d. Pindang sapi
13.Empat website yg sering dibuka :
a. annida-online.com, doooonk (:
b. Multiply
c. Fimadani
d. Twitter
14. Empat Home MPers yang paling sering kamu kunjungi :
a. Mas Danang Si Pembuat Jejak
b. Mbak Li4h
c. Mbak Mudhalifana "Pia"
d. akuAi
*eh tapi jujur, aye mah jarang blog walking. Paling suka komen2an sama beberapa orang n blog walking ke MP-ers yang mampir-mampir ke rumah aye (heuw, jahat yaaa? maap :D)
15. Empat MPers yang ingin kamu ajak kopdar.:
a. Rinsakura (berharap diongkosin keliling Jogja, minimal dikirimin bakpia patok 3 dus :D)
b. Li4h (berharap ditraktir di daerah Pasar Minggu :D)
c. Mudhalifana "Pia" (berharap diongkosin ke Kendari :D)
d. Faziazein (berharap diongkosin ke Malang :D)
16. Empat MPers yang beruntung dapat tugas ini
a. Li4h
b. Rivenskyatwinda
c. Rinsakura
d. Nusaibah86
1. Empat kerjaan/profesi yang pernah kamu lakukan:
a. Relawan LSM
b. Guru privat
c. Reporter+redaktur+editor
d. MC, penyanyi, third speaker di acara ngajidotkom @TVRI (kalau ini semua serba dadakan. heheee)
2. Empat Profesi Yang ingin kamu lakukan :
a. Anchor
b. Penulis yang fokus cuma nulis
c. Wirausahawati
d. Penyiar radio
3. Empat Tempat tinggal yang pernah ditinggali :
a. Jakarta
b. Tangerang Selatan
c. Depok
d. Ambon (sebulan duank, itu juga nengokin kakak :p)
4. Empat Negara/Daerah/tempat yang ingin kamu kunjungi :
a. Galapagos (terinspirasi dari film kartun The Wild Thornberrys)
b. Aussy (mau liat Kangoroo yang segede manusia)
c. Mesir (mau ke Alexandria yang katanya romantis kalau malem. masa iya?)
d. Belanda (mau norak-norak di antara bunga tulip)
5. Empat Film yang paling kamu suka :
a. Yes Man
b. Spiderman
c. Harry Potter
d. Jumper (enak kali ya, bisa keliling dunia dalam sekejap :D)
6. Empat lagu yang paling kamu suka saat ini :
a. Usah Kau Lara Sendiri (Katon Bagaskara-Ruth Sahanaya)
b. Berkenalan Lewat Udara (Warkop)
c. Bintang Kehidupan (Nike Ardilla)
d. Linger (The Cranberries)
7. Empat TV Show yang paling kamu suka saat ini :
a. Yang berbau masak-memasak
b. Ceramah Mamah Dedeh dan Aa Abdel saban pagi (menghibur banget :p)
c. Kick Andy
d. OVJ
8. Empat buku terakhir yang kamu baca :
a. Muhammad Sang Penggenggam Hujan
b. Majalah Annida edisi perdana (ayo beliii! *numpang promosi)
c. Muhammad Para Pengeja Hujan
d. Kembang Goyang, Orang Betaqwi Menulis Kampungnya
9. Empat Public Figur yang kamu suka saat ini :
a. Salim A. Fillah
b. Tasaro GK
c. Ifa Avianty
d. Habib Rizieq
10. Empat berita yang paling santer kamu dengar belakangan ini :
a. Majalah Annida terbit lagi! (promosi lagi. heheee)
b. Gagalnya konser Mother Monster (makanya namanya Lady Sukse, biar sukses ngadain konser :D)
c. Adanya akun Agama Chibi di Twitter (berita paling nggak mutu sedunia!)
d. Pilkada J4k4rt4 (:
11. Empat hal tentang dirimu yang orang mungkin tidak tahu :
a. Pemalu (pasti pada nggak ada yang mau percaya -,-)
b. Perasa
c. Kurang sabaran :p
d. Keren
12. Empat Makanan yang sangat kamu inginkan belakangan :
a. Sate Padang (berikan saya 10 porsi sate padang, maka akan saya habiskan semuanya *bukan Soekarno :p)
b. Bika Ambon
c. Tuna saus manis buatan sendiri (ikan tuna lagi jarang nih di tukang sayur -,-)
d. Pindang sapi
13.Empat website yg sering dibuka :
a. annida-online.com, doooonk (:
b. Multiply
c. Fimadani
d. Twitter
14. Empat Home MPers yang paling sering kamu kunjungi :
a. Mas Danang Si Pembuat Jejak
b. Mbak Li4h
c. Mbak Mudhalifana "Pia"
d. akuAi
*eh tapi jujur, aye mah jarang blog walking. Paling suka komen2an sama beberapa orang n blog walking ke MP-ers yang mampir-mampir ke rumah aye (heuw, jahat yaaa? maap :D)
15. Empat MPers yang ingin kamu ajak kopdar.:
a. Rinsakura (berharap diongkosin keliling Jogja, minimal dikirimin bakpia patok 3 dus :D)
b. Li4h (berharap ditraktir di daerah Pasar Minggu :D)
c. Mudhalifana "Pia" (berharap diongkosin ke Kendari :D)
d. Faziazein (berharap diongkosin ke Malang :D)
16. Empat MPers yang beruntung dapat tugas ini
a. Li4h
b. Rivenskyatwinda
c. Rinsakura
d. Nusaibah86
Jumat, 25 Mei 2012
Kamis, 24 Mei 2012
Sikasik Asik Nyebur ke Dunia Musik ^____^
"Appaaa... Enje mau pindah ke dunia singing n niggalin dunia blogginggg? Tiddaaakkk...! Plisss, jangan, Nje! Gue pasti bakal merasakan kehilangan sangat di dunia MP ini. Hiks -,-" ujar salah satu fans gue di Zimbabwe.
Heheee, tenang dulu donk, Mameeennn. Denger dulu penjelasan gue. Oke. Jadi, gue akuin gue emang suka banget nyanyi. Seperti yang pernah gue bilang di artikel sebelumnya. Suka nggak kenal tempat dan waktu gitu kalau udah nyanyi. Mau malem, mau sambil nyuci... gue suka banget nyanyi. Heheee.
Nah... hari ini nih, gue dapet kesempatan masuk dapur rekaman untuk yang pertama kali. Walaupun gue sadar ini suara pas-pasan banget, suka nggak pas masuk nadany, tapi berbekal kepedean tingkat Hera dan sering diajak nasyidan sejak SMA, blassstttt! Bismillah, gue terima tawaran yang nggak bakal datang kedua kalinya pasti. Yah, walaupun cuma nyanyi buat jingel yang berdurasi 1 menit. Heheee.
"Eh eh, suksesss ga, Njeee?" tanya salah satu fans gue di Suriname sana. (:
Heuw, jangan tanyaaa. So pasti makan bubur sumsum di Tanah Abang alias sumbanggg -,-. Beneran deh, gue akuin gue paling seneng n bisa nyanyi, pun meniru nada tinggi ala Nike Ardilla. Tapi emang dasar gue nggak siap tenar, eh, nggak bakat jadi penyanyi, gagal total deh nyanyinya. Untung beribu untung, dua teman yang jago nyanyi bisa mengcover suara pas-pasan ini. So, nggak kedengeran banget deh jeleknya. Hahaaa.
Nah, melalui tulisan inilah gue ingin menyatakan: hingga saat ini gue nggak tergoda untuk menjadi penyanyi. Menjadi seorang blogger amatlah menyenangkan hati walaupun belum menguntungkan secara ekonomi. *sabarrr
Okdeee, sekian tulisan kali ini. Mohon maaf kalau ada yang nggak berkenan dan mengatakan gue cuma curcol duank. Yaaa, emang tulisan ini dibuat dengan tujuan pamer.com, kok. ^____^v
Oiyeesss... Kalau ada produser rekaman atau temannya produser rekaman yang kepincut sama suara gue, mohon maaf bertubi-tubiii sekali, gue menutup kesempatan untuk rekaman yang kedua kali dan seterusnya. Sebaliknya, buat orang penerbitan yang baca tulisan ini dan mengajak untuk menerbitkan buku tentang pengalaman pertama masuk dapur rekaman, insyAllah gue membuka diri. Hihiii.
Pisss ^____^
Heheee, tenang dulu donk, Mameeennn. Denger dulu penjelasan gue. Oke. Jadi, gue akuin gue emang suka banget nyanyi. Seperti yang pernah gue bilang di artikel sebelumnya. Suka nggak kenal tempat dan waktu gitu kalau udah nyanyi. Mau malem, mau sambil nyuci... gue suka banget nyanyi. Heheee.
Nah... hari ini nih, gue dapet kesempatan masuk dapur rekaman untuk yang pertama kali. Walaupun gue sadar ini suara pas-pasan banget, suka nggak pas masuk nadany, tapi berbekal kepedean tingkat Hera dan sering diajak nasyidan sejak SMA, blassstttt! Bismillah, gue terima tawaran yang nggak bakal datang kedua kalinya pasti. Yah, walaupun cuma nyanyi buat jingel yang berdurasi 1 menit. Heheee.
"Eh eh, suksesss ga, Njeee?" tanya salah satu fans gue di Suriname sana. (:
Heuw, jangan tanyaaa. So pasti makan bubur sumsum di Tanah Abang alias sumbanggg -,-. Beneran deh, gue akuin gue paling seneng n bisa nyanyi, pun meniru nada tinggi ala Nike Ardilla. Tapi emang dasar gue nggak siap tenar, eh, nggak bakat jadi penyanyi, gagal total deh nyanyinya. Untung beribu untung, dua teman yang jago nyanyi bisa mengcover suara pas-pasan ini. So, nggak kedengeran banget deh jeleknya. Hahaaa.
Nah, melalui tulisan inilah gue ingin menyatakan: hingga saat ini gue nggak tergoda untuk menjadi penyanyi. Menjadi seorang blogger amatlah menyenangkan hati walaupun belum menguntungkan secara ekonomi. *sabarrr
Okdeee, sekian tulisan kali ini. Mohon maaf kalau ada yang nggak berkenan dan mengatakan gue cuma curcol duank. Yaaa, emang tulisan ini dibuat dengan tujuan pamer.com, kok. ^____^v
Oiyeesss... Kalau ada produser rekaman atau temannya produser rekaman yang kepincut sama suara gue, mohon maaf bertubi-tubiii sekali, gue menutup kesempatan untuk rekaman yang kedua kali dan seterusnya. Sebaliknya, buat orang penerbitan yang baca tulisan ini dan mengajak untuk menerbitkan buku tentang pengalaman pertama masuk dapur rekaman, insyAllah gue membuka diri. Hihiii.
Pisss ^____^
Senin, 21 Mei 2012
Bisnis Gaga
Huwooo, beneran resah nan gelisah deh akhir-akhir ini melihat Gaga lagi FPI lagi di layar tivi. Bukan nggak peduli sama urusan ummat, of course bukan. Cuma lagi mumet mikirin Mamat yang sukses menyeret hati ini hingga melumat. *uhuyyy :p
Heheh, bercanda, dink! Kamsudnya, sudahlah gue sepakat sama para pengusung nahi munkar di negeri ini untuk nggak mengizinkan konser si mother monster dalam bentuk apapun. Mau doi konser pake batik plus sanggul, baju dari daging rendang, atau sambil nari jaipongan. Selesai, nggak perlu dibentrok-bentrokin lagi di dunia nyata maupun maya. Dan... hidup FPI! *lho?! :D
Sialnya... tadi siang menjelang sore, pertanyaan seorang teman di chat, tentang 'gimana menurut lo si Gaga?`, finally sukses memaksa gue menulis tentang doi. Kok bisa? Yaiyalah... soale ending obrolan kami menuju ke satu titik: betapa kasiannya abegeh jaman sekarang. -,-
Ulama, ustadz, sampai kepolisian dimaki dan dicaci oleh beberapa abegeh pendukung Gaga. Nggak sampai di situ, mereka bahkan menunjukkan statement loyalitas di akun twitternya Gaga maupun pihak promotor, demi terwujudnya (bukan royal) wedding Anang-Ashanti. Eeeeh, terwujudnya konser Gaga, maksudnya. *garinkkk (:
Hebattt! Berjempol-jempol deh buat Gaga yang sukses jaya membangun loyalitas, bahkan hingga tataran para muslimah berjilbab. Wowww!
Eh tapi... bukan gue meminta mereka melepas jilbabnya lho, kalau mau membela Gaga. Justru gue sedang menyalahkan diri sendiri nih, bikos belum bisa menandingi kehebatan Gaga dalam mengkader -,-
Nah, balik lagi ke poin gue pun tergoda menulis tentang Gaga. Akhirnya gue (sok2an) berkesimpulan: mau doi penentang secara terang-terangan ajaran kristen, frimason, dan cap lainnya, yang jelas menurut gue Gaga adalah bisnis! Yep, bisnisnya Hollywood yang sukses memecah intra ummat beragama.
Makanya gue bingung aja waktu di Me*ro ada debat tentang Gaga, salah satu yang pro bilang begini: 'Seharusnya Indonesia bangga karena artis seterkenal Lady Gaga mau konser di sini. Kehormatan besar lho, mengingat negara kita ini bukan negara maju.'
Ngekkk... Bangga dari Hongkong! Udah lupa apa ya itu orang, gimana kelakuan ngerendahin Justin Bieber dengan perkataan random country-nya? Padahal belum lama lho si JB itu konser di sini. Masih ingat kan, betapa hebohnya Beliebers Indonesia menyambut doi? Over parah!
Sooo, apa bukan bisnis namanya kalau setelah semua atensi yang kita berikan, eh doi malah merendahkan negara dan salah satu studio rekaman kita? Menurut gue si Gaga ini nggak jauh beda sama JB nantinya. Setelah 'meminta' harta kita, mengambil sejengkal demi sejengkal keyakinan dan budaya ketimuran kita (kata A. Dani, jangan ngomong tentang penghancuran moral, karena itu alasan kuno!), sepah pasti dibuang deh!
Memang siapa kita... apa pentingnya mentionan dukungan kita ke Gaga? Yovie n Nuno duet sama Ayu Tingting alias Nothing! Yang mereka butuhin cuma harta dan ditinggalkannya keIslaman kita, kaleee!
Beneran aneh, ketika ada saudara seiman yang mengajak kembali kepada Islam tanpa meminta sepeser pun dari harta kita, malah penolakan yang kita tunjukkan.
Apa iya kita udah bosan sama ilmu sedekah yang sudah dijanjikan bakal berlipat-lipat gantinya dan malah menjunjung tinggi kreatifitas dan kebebasan berekspresi walau sampai harus merogoh kantong minimal 500ribu yang sudah pasti mengalir ke pebisnis Hollywood?
Kalau iya... wah wah, selamat sudah menjadi dermawan salah aliran! ^_____^
*nggak maksud nyindir siapapun termasuk little monster, lhooo.
Heheh, bercanda, dink! Kamsudnya, sudahlah gue sepakat sama para pengusung nahi munkar di negeri ini untuk nggak mengizinkan konser si mother monster dalam bentuk apapun. Mau doi konser pake batik plus sanggul, baju dari daging rendang, atau sambil nari jaipongan. Selesai, nggak perlu dibentrok-bentrokin lagi di dunia nyata maupun maya. Dan... hidup FPI! *lho?! :D
Sialnya... tadi siang menjelang sore, pertanyaan seorang teman di chat, tentang 'gimana menurut lo si Gaga?`, finally sukses memaksa gue menulis tentang doi. Kok bisa? Yaiyalah... soale ending obrolan kami menuju ke satu titik: betapa kasiannya abegeh jaman sekarang. -,-
Ulama, ustadz, sampai kepolisian dimaki dan dicaci oleh beberapa abegeh pendukung Gaga. Nggak sampai di situ, mereka bahkan menunjukkan statement loyalitas di akun twitternya Gaga maupun pihak promotor, demi terwujudnya (bukan royal) wedding Anang-Ashanti. Eeeeh, terwujudnya konser Gaga, maksudnya. *garinkkk (:
Hebattt! Berjempol-jempol deh buat Gaga yang sukses jaya membangun loyalitas, bahkan hingga tataran para muslimah berjilbab. Wowww!
Eh tapi... bukan gue meminta mereka melepas jilbabnya lho, kalau mau membela Gaga. Justru gue sedang menyalahkan diri sendiri nih, bikos belum bisa menandingi kehebatan Gaga dalam mengkader -,-
Nah, balik lagi ke poin gue pun tergoda menulis tentang Gaga. Akhirnya gue (sok2an) berkesimpulan: mau doi penentang secara terang-terangan ajaran kristen, frimason, dan cap lainnya, yang jelas menurut gue Gaga adalah bisnis! Yep, bisnisnya Hollywood yang sukses memecah intra ummat beragama.
Makanya gue bingung aja waktu di Me*ro ada debat tentang Gaga, salah satu yang pro bilang begini: 'Seharusnya Indonesia bangga karena artis seterkenal Lady Gaga mau konser di sini. Kehormatan besar lho, mengingat negara kita ini bukan negara maju.'
Ngekkk... Bangga dari Hongkong! Udah lupa apa ya itu orang, gimana kelakuan ngerendahin Justin Bieber dengan perkataan random country-nya? Padahal belum lama lho si JB itu konser di sini. Masih ingat kan, betapa hebohnya Beliebers Indonesia menyambut doi? Over parah!
Sooo, apa bukan bisnis namanya kalau setelah semua atensi yang kita berikan, eh doi malah merendahkan negara dan salah satu studio rekaman kita? Menurut gue si Gaga ini nggak jauh beda sama JB nantinya. Setelah 'meminta' harta kita, mengambil sejengkal demi sejengkal keyakinan dan budaya ketimuran kita (kata A. Dani, jangan ngomong tentang penghancuran moral, karena itu alasan kuno!), sepah pasti dibuang deh!
Memang siapa kita... apa pentingnya mentionan dukungan kita ke Gaga? Yovie n Nuno duet sama Ayu Tingting alias Nothing! Yang mereka butuhin cuma harta dan ditinggalkannya keIslaman kita, kaleee!
Beneran aneh, ketika ada saudara seiman yang mengajak kembali kepada Islam tanpa meminta sepeser pun dari harta kita, malah penolakan yang kita tunjukkan.
Apa iya kita udah bosan sama ilmu sedekah yang sudah dijanjikan bakal berlipat-lipat gantinya dan malah menjunjung tinggi kreatifitas dan kebebasan berekspresi walau sampai harus merogoh kantong minimal 500ribu yang sudah pasti mengalir ke pebisnis Hollywood?
Kalau iya... wah wah, selamat sudah menjadi dermawan salah aliran! ^_____^
*nggak maksud nyindir siapapun termasuk little monster, lhooo.
Kamis, 17 Mei 2012
Weekend Apessss
Wah wah, dua minggu nggak ngupdate jurnal, kok, ya rasanya kayak dua windu. Bikin rinduuuu! Iya nggak? Rindu nggak sama gueeee? *amittt :p
Anyway si Markonah beli hape Huaweiiii... Gawatttt! Gajah wanita ada 4! Masa ya, awal weekend gue kali ini rasanya apeeees bangetttt! Walaupun nggak seapes lil monster Indonesia yang sudah 'kena tipu' sama promotornya Lady Gagap, n terancam nggak jadi pula nontonin si mother monster. Duh, kasian kasian kasiannn -,-
Nah, apa sebab gue merasa apes pangkat 4?
Jadi begini, wahai para NJ Lovers... Hari ini Bekasi panas banget. Panas berlapis-lapis! Berapa lapissss? 4! Selain karena faktor cuaca n emang kota pabrik, gue pake kostum serba hitam, juga kondisi hati yang tak menentu *seeeeh. Rasanya seperti 4 kali ditusuk sembiluuuu! Ibarat para lil monster yang telah lama menanti dan merindu mother monster, mahal-mahal beli tiket, eh konsernya ditentang sana-sini. Bikin galauuuu! -,-
Akhirnya demi mengusir perasaan yang tak menentu, gue pun memutuskan untuk jalan-jalan dadakan ngiderin Jakarta. Tapiiii, sayang sungguh sayang yang terjadi malah sebaliknya. Malah nambah tak menentu plus rugi berlipat-lipat kalau mau rajin ngitung-ngitung. Berapa lipatttt? 4!
Pertama gue ke Passer Baroe buat survey (doank) harga kamera lomo n polaroid seken. Enak perjalanannya alias lancar yajaaaa! Masalahnya adalah... Barangnya sih oke punya, jaduuuul nggak ketulungan. Tapi sayang mahalnya juga tulung-tulung. Alahayyyy!
Belum lagi ngeliat toko sepatu yang berjejer dari ujung ke ujung. Selain bikin ngiler (untung bawa duit pas-pasan), juga jadi keingetan peristiwa konyol pas jaman SMP kelas dua. Gue ngambek sama kakak pertama minta dibeliin sepatu Piero. Diajaklah gue muter-muter ke Passer Baroe (untuk pertama kali) yang hasilnya NIHIL. Nggak pas sama kantongnya, katanya. Dan tau apa yang terjadiiii? Penyakit anak terakhir kumat ---> Sepanjang perjalanan ngamuk-ngamuk ke dia. Heheeee, jahatnya gue!
Nah... selesai survey harga yang menggila, nanggung, gue putusin jalan-jalan sebentar ke Pasar Asemka, Kota. Mau minum es jeruk peras murni sambil nostalgila waktu suka bolak balik ke Asemka beli barang-barang buat jualan. Sampai di TKP, langsung ke musholla di kolong jembatan. Pas wudhuuuu... engingeeeeng... waduh, kok airnya rasanya aneh banget yak? Masih berasa sampe selesai wudhu pula enegnya! Terussss, khayalan gue membumbung setinggi-tingginya. Seberapa tinggiiii? 4! Ini gimana kalau abang tukang es jeruknya pake air ini? Tidakkkk... nggak rela minum air beginian gimanapun enaknya! Ora isoooo! Ora sudiiii!
Hix, mana nggak ada mini market pula sepanjang Asemka-St Kota. Bahasa Inggrisnya rumah ----> housssse alias hauuuus!
Kirfikir... kayaknya emang gue nggak boleh ngelanjutin perjalanan (niatnya mau ke Ps Senen sebentar). Masih dalam rangka mengusir perasaan yang tak menentu, gue pilihlah jalur pulang dengan kereta.
Yahhhh... kannnn, beneran apes lagi! Gajebo banget keretanya. Masa ya... buat ke St Tana Abang aja penumpang kudu transit di St Tanjung Bandan yang jaraknya cuma beda satu stasiun dari St. Kota. Heuwwww... kalau jaraknya 4 stasiun sih masih wajar. Lah ini satuuuu -,-
Belom lagi menjelang Maghrib sudah keabisan angkot n nggak ada tukang ojeg langganan di depan gang. Jalan lagi dahhhh!
Tidaaaakkkkk! Kenapa awal weekend gue kayak beginiiii?! Kenapa? Apa salahku, ya Allah? -,-
Ahhaaaa! Kayaknya gue dapet nih 4 alasan penyebab keapesan hari ini. Nih ya, cekidotttt!
1. Ini alasan paling fundamental kayaknya. Gue baru inget, kemarin pagi Mamake agak kurang berkenan melepas anaknya pergi kondangan. Terus gue bilang bakal pulang siang demi dapat izin (bahasa Suriname-nya: lip service :p). Eh nggak nepatin. Eh jadi deh apessss sepanjang siang ke sore -,-
2. Ini kesimpulan yang gue buat sendiri sih. Bahwa jangan coba-coba pergi atau berjalan hanya untuk lari dari perasaan tak menentu. Alih-alih dia menjauh, malah jadi jalan-jalan gajebo yang didapet! Huh, nyebutttt-nyebuuuut!
3. Kali masih ada perasaan nggak berkenan terhadap seseorang yang sudah mengobrak-abrik perasaan gue :p. Makanya gue 'dihukum'. Heheeee.
4. Kecelakaan pesawat Sukoi yg tepatnya terjadi di gunung Salak membuat pihak Rusia marah besar terhadap pihak Indonesia. Karena pihak Rusia tidak pernah dikasih tau oleh pihak Indonesia kalau ada SALAK SEGEDE GUNUNG. Heheee, nggak nyambung! :D
Okd... Sebagai penutup, gue punya angka berpantun nih!
11-7=4, artinya:
tgl 11 bln 7 pilih no.4.
Pilihan tep4t, selam4t dan manfa4t, he..he..he..
Sekian dan terima kasih
^____^
Anyway si Markonah beli hape Huaweiiii... Gawatttt! Gajah wanita ada 4! Masa ya, awal weekend gue kali ini rasanya apeeees bangetttt! Walaupun nggak seapes lil monster Indonesia yang sudah 'kena tipu' sama promotornya Lady Gagap, n terancam nggak jadi pula nontonin si mother monster. Duh, kasian kasian kasiannn -,-
Nah, apa sebab gue merasa apes pangkat 4?
Jadi begini, wahai para NJ Lovers... Hari ini Bekasi panas banget. Panas berlapis-lapis! Berapa lapissss? 4! Selain karena faktor cuaca n emang kota pabrik, gue pake kostum serba hitam, juga kondisi hati yang tak menentu *seeeeh. Rasanya seperti 4 kali ditusuk sembiluuuu! Ibarat para lil monster yang telah lama menanti dan merindu mother monster, mahal-mahal beli tiket, eh konsernya ditentang sana-sini. Bikin galauuuu! -,-
Akhirnya demi mengusir perasaan yang tak menentu, gue pun memutuskan untuk jalan-jalan dadakan ngiderin Jakarta. Tapiiii, sayang sungguh sayang yang terjadi malah sebaliknya. Malah nambah tak menentu plus rugi berlipat-lipat kalau mau rajin ngitung-ngitung. Berapa lipatttt? 4!
Pertama gue ke Passer Baroe buat survey (doank) harga kamera lomo n polaroid seken. Enak perjalanannya alias lancar yajaaaa! Masalahnya adalah... Barangnya sih oke punya, jaduuuul nggak ketulungan. Tapi sayang mahalnya juga tulung-tulung. Alahayyyy!
Belum lagi ngeliat toko sepatu yang berjejer dari ujung ke ujung. Selain bikin ngiler (untung bawa duit pas-pasan), juga jadi keingetan peristiwa konyol pas jaman SMP kelas dua. Gue ngambek sama kakak pertama minta dibeliin sepatu Piero. Diajaklah gue muter-muter ke Passer Baroe (untuk pertama kali) yang hasilnya NIHIL. Nggak pas sama kantongnya, katanya. Dan tau apa yang terjadiiii? Penyakit anak terakhir kumat ---> Sepanjang perjalanan ngamuk-ngamuk ke dia. Heheeee, jahatnya gue!
Nah... selesai survey harga yang menggila, nanggung, gue putusin jalan-jalan sebentar ke Pasar Asemka, Kota. Mau minum es jeruk peras murni sambil nostalgila waktu suka bolak balik ke Asemka beli barang-barang buat jualan. Sampai di TKP, langsung ke musholla di kolong jembatan. Pas wudhuuuu... engingeeeeng... waduh, kok airnya rasanya aneh banget yak? Masih berasa sampe selesai wudhu pula enegnya! Terussss, khayalan gue membumbung setinggi-tingginya. Seberapa tinggiiii? 4! Ini gimana kalau abang tukang es jeruknya pake air ini? Tidakkkk... nggak rela minum air beginian gimanapun enaknya! Ora isoooo! Ora sudiiii!
Hix, mana nggak ada mini market pula sepanjang Asemka-St Kota. Bahasa Inggrisnya rumah ----> housssse alias hauuuus!
Kirfikir... kayaknya emang gue nggak boleh ngelanjutin perjalanan (niatnya mau ke Ps Senen sebentar). Masih dalam rangka mengusir perasaan yang tak menentu, gue pilihlah jalur pulang dengan kereta.
Yahhhh... kannnn, beneran apes lagi! Gajebo banget keretanya. Masa ya... buat ke St Tana Abang aja penumpang kudu transit di St Tanjung Bandan yang jaraknya cuma beda satu stasiun dari St. Kota. Heuwwww... kalau jaraknya 4 stasiun sih masih wajar. Lah ini satuuuu -,-
Belom lagi menjelang Maghrib sudah keabisan angkot n nggak ada tukang ojeg langganan di depan gang. Jalan lagi dahhhh!
Tidaaaakkkkk! Kenapa awal weekend gue kayak beginiiii?! Kenapa? Apa salahku, ya Allah? -,-
Ahhaaaa! Kayaknya gue dapet nih 4 alasan penyebab keapesan hari ini. Nih ya, cekidotttt!
1. Ini alasan paling fundamental kayaknya. Gue baru inget, kemarin pagi Mamake agak kurang berkenan melepas anaknya pergi kondangan. Terus gue bilang bakal pulang siang demi dapat izin (bahasa Suriname-nya: lip service :p). Eh nggak nepatin. Eh jadi deh apessss sepanjang siang ke sore -,-
2. Ini kesimpulan yang gue buat sendiri sih. Bahwa jangan coba-coba pergi atau berjalan hanya untuk lari dari perasaan tak menentu. Alih-alih dia menjauh, malah jadi jalan-jalan gajebo yang didapet! Huh, nyebutttt-nyebuuuut!
3. Kali masih ada perasaan nggak berkenan terhadap seseorang yang sudah mengobrak-abrik perasaan gue :p. Makanya gue 'dihukum'. Heheeee.
4. Kecelakaan pesawat Sukoi yg tepatnya terjadi di gunung Salak membuat pihak Rusia marah besar terhadap pihak Indonesia. Karena pihak Rusia tidak pernah dikasih tau oleh pihak Indonesia kalau ada SALAK SEGEDE GUNUNG. Heheee, nggak nyambung! :D
Okd... Sebagai penutup, gue punya angka berpantun nih!
11-7=4, artinya:
tgl 11 bln 7 pilih no.4.
Pilihan tep4t, selam4t dan manfa4t, he..he..he..
Sekian dan terima kasih
^____^
Selasa, 15 Mei 2012
Gugur Satu Cari Lagi
Lagu ini gue dedikasikan untuk mereka yang ditinggalin sama teman/kawan/sahabat (:
Kutau, kamu pasti rasa
Apa yang kurasa
Kutau cepat atu lambat
Kamu kan mengerti...
Hati bila dipaksakan
Pasti takkan baik
Pantasnya aku bersamai
Yang juga bersamai diriku
Bukan kamu...
Lepaskanlah ikatanmu dengan aku
Biar aku senang
Biar gugur satu orang teman
Kan kucari lagi...
Tak ada niat menyakiti
Inilah diriku
Pantasnya aku bersamai
Yang juga bersamai diriku
Bukan kamu...
Lepaskanlah ikatanmu dengan aku
Biar aku senang
Biar gugur satu teman
Kan kucari lagi...
Kan kucari lagi...
*cuma iseng (:
Kutau, kamu pasti rasa
Apa yang kurasa
Kutau cepat atu lambat
Kamu kan mengerti...
Hati bila dipaksakan
Pasti takkan baik
Pantasnya aku bersamai
Yang juga bersamai diriku
Bukan kamu...
Lepaskanlah ikatanmu dengan aku
Biar aku senang
Biar gugur satu orang teman
Kan kucari lagi...
Tak ada niat menyakiti
Inilah diriku
Pantasnya aku bersamai
Yang juga bersamai diriku
Bukan kamu...
Lepaskanlah ikatanmu dengan aku
Biar aku senang
Biar gugur satu teman
Kan kucari lagi...
Kan kucari lagi...
*cuma iseng (:
Selasa, 08 Mei 2012
Rabu, 02 Mei 2012
Minggu, 29 April 2012
Sabtu, 28 April 2012
Jejaring Cinta
Hollaaa, MPmaania.. Maap-maap nih, malming begini, omongan gue tentang cinta-cintaan lagi. Heheee, harap maklum yeesss. Anak muda gitu lhooo! Daripada ngegalau, mending kita meracau.
Tapi beneran deh, kali ini nggak ada secuilpun niat untuk mengadakan penggalauan massal sejagad maya. Udah capek gue ngegalau mollooo'. Makanya, mending ngomongin temannya Galaksi Cinta: Jejaring Cinta, aja yuuuk...
Pasti pada beloman pernah denger kan, apaan seh Jejaring Cinta? Ada hubungan apa gitu sama jejaringnya spiderman? Siapanya si NJ (Nerry Jane) yaaa?
Heheee... Yang jelas ilmu tentang Jejaring Cinta ini manfaat banget buat para siswa maupun mahasiswa penjunjung lagunya /:rif ~> wo o o o... wo o o o... kusalah naik jurusan...
Merasa, merasa, merasa?
Samma dooonk! -,-
Satu tahun lulus, pertanyaan paling menjengkelkan adalah kalau ditanya kuliah jurusan apa n kerja di mana. Jawabannya dari Sabang sampai Merauke gitu soalnya. Jauuuhhh! Alias nggak nnyambung! Apalagi kalau liat status maupun tweet teman-teman yang masih istiqomah di jalan yang lurus--->sharing hal-hal terkait keilmuannya. Kadang suka malu gemanaaa getoh. Mau nimbrung tapi udah nggak nyambung! Yaujanggg... pura-pura nggak kebaca aja. Heheee.
Sampai kemudian beberapa pertanyaan menari-nari di kepala gue: Apa iya salah jurusan merupakan hal yang salah? Kayaknya nggak juga dah. Yaaa walaupun berawal dari pasrah. Pasti ada maksud lain dari Allah. Pastilah!
Tapi apa yaaah?
Jeng jeeenggg... Ketemu! Ketemu jawabannya! Tepatnya bada baca bagian akhir sebuah novel trilogi keren karya Mas Tasaro (lagi lagi, hihiii)
Yep. Semua karena Jejaring Cinta! Bahwa perjalanan hidup kita sebenarnya merupakan proses membangun Jejaring Cinta! Kita yang menyusun, Allah yang menuntun. Makanya, nggak boleh ada istilah Manyunnn! *idealnya
Mungkin kita, eh gue, suka bertanya-tanya... Yo olohh, kenapa ya gue bisa kejeblos di kampus yang bahkan baru gue tau setelah berhadapan langsung sama form pendaftaran PM*K? Kenapa pula walaupun nggak mudeng sama pelajaarannya, kok gue betah betah ajaa di sana? Kenapa, pa, pa, pa coba?!
Again. Pasti semua karena Doi yang nuntun gue membangun Jejaring Cinta lewat kampus itu. Soalnya kalau nggak lewat kampus itu, bisa jadi ceritanya nggak semanis sekarang ini. Gue bisa kenal kalian MPman MPwati. *ciyyeeeehhh...
Coba kalau seandainya gue ngoyo mau masuk Fisip demi mengejar impian menjadi seorang Anchor. Udahlah kecil kemungkinan lolos SPMB, beloman tentu juga ada stasiun tivi yang mau nerima gue. Yang paling berabenya lagi... bisa jadi kalian nggak akan menikmati tulisan orang keren dan komenan-komenan sama gue. Heheee, siapa gue?!
Sooo... apapun judulnya, mau salah jurusan, lamaran beasiswa yang nggak kunjung di-approve, tempat kerjaan yang kurang sesuai ekspektasi, dllsb. Nikmati aja Jejaring Cinta yang kita bangun ini. Yang jelas, kalau bentuk bangunannya kurang sesuai sama yang kita harapkan, selalu ada yang lebih baik di balik itu semua selama kita selalu minta petunjuk Doi.
Ada buaya makan sayur lodeh...
Percaya deeeeeeeeeeeeeeeeh...!
Happy malmiiinggg ^___^
Tapi beneran deh, kali ini nggak ada secuilpun niat untuk mengadakan penggalauan massal sejagad maya. Udah capek gue ngegalau mollooo'. Makanya, mending ngomongin temannya Galaksi Cinta: Jejaring Cinta, aja yuuuk...
Pasti pada beloman pernah denger kan, apaan seh Jejaring Cinta? Ada hubungan apa gitu sama jejaringnya spiderman? Siapanya si NJ (Nerry Jane) yaaa?
Heheee... Yang jelas ilmu tentang Jejaring Cinta ini manfaat banget buat para siswa maupun mahasiswa penjunjung lagunya /:rif ~> wo o o o... wo o o o... kusalah naik jurusan...
Merasa, merasa, merasa?
Samma dooonk! -,-
Satu tahun lulus, pertanyaan paling menjengkelkan adalah kalau ditanya kuliah jurusan apa n kerja di mana. Jawabannya dari Sabang sampai Merauke gitu soalnya. Jauuuhhh! Alias nggak nnyambung! Apalagi kalau liat status maupun tweet teman-teman yang masih istiqomah di jalan yang lurus--->sharing hal-hal terkait keilmuannya. Kadang suka malu gemanaaa getoh. Mau nimbrung tapi udah nggak nyambung! Yaujanggg... pura-pura nggak kebaca aja. Heheee.
Sampai kemudian beberapa pertanyaan menari-nari di kepala gue: Apa iya salah jurusan merupakan hal yang salah? Kayaknya nggak juga dah. Yaaa walaupun berawal dari pasrah. Pasti ada maksud lain dari Allah. Pastilah!
Tapi apa yaaah?
Jeng jeeenggg... Ketemu! Ketemu jawabannya! Tepatnya bada baca bagian akhir sebuah novel trilogi keren karya Mas Tasaro (lagi lagi, hihiii)
Yep. Semua karena Jejaring Cinta! Bahwa perjalanan hidup kita sebenarnya merupakan proses membangun Jejaring Cinta! Kita yang menyusun, Allah yang menuntun. Makanya, nggak boleh ada istilah Manyunnn! *idealnya
Mungkin kita, eh gue, suka bertanya-tanya... Yo olohh, kenapa ya gue bisa kejeblos di kampus yang bahkan baru gue tau setelah berhadapan langsung sama form pendaftaran PM*K? Kenapa pula walaupun nggak mudeng sama pelajaarannya, kok gue betah betah ajaa di sana? Kenapa, pa, pa, pa coba?!
Again. Pasti semua karena Doi yang nuntun gue membangun Jejaring Cinta lewat kampus itu. Soalnya kalau nggak lewat kampus itu, bisa jadi ceritanya nggak semanis sekarang ini. Gue bisa kenal kalian MPman MPwati. *ciyyeeeehhh...
Coba kalau seandainya gue ngoyo mau masuk Fisip demi mengejar impian menjadi seorang Anchor. Udahlah kecil kemungkinan lolos SPMB, beloman tentu juga ada stasiun tivi yang mau nerima gue. Yang paling berabenya lagi... bisa jadi kalian nggak akan menikmati tulisan orang keren dan komenan-komenan sama gue. Heheee, siapa gue?!
Sooo... apapun judulnya, mau salah jurusan, lamaran beasiswa yang nggak kunjung di-approve, tempat kerjaan yang kurang sesuai ekspektasi, dllsb. Nikmati aja Jejaring Cinta yang kita bangun ini. Yang jelas, kalau bentuk bangunannya kurang sesuai sama yang kita harapkan, selalu ada yang lebih baik di balik itu semua selama kita selalu minta petunjuk Doi.
Ada buaya makan sayur lodeh...
Percaya deeeeeeeeeeeeeeeeh...!
Happy malmiiinggg ^___^
Kamis, 26 April 2012
Selasa, 17 April 2012
Gerakan Mengelu-elukan Perkereta Apian Negara You Know What
Sensasional! Kala banyak anker (anak kereta) yang mengeluhkan hingga menghujat perkereta apian negara You Know What, sejumlah anker jurusan Semprong-Manggaria malah mengelu-elukannya.
Hmmm... siapakah mereka? Apa motif utama mereka melakukan itu semua? *tolong dilafalkan pake gaya Feni Ros
Seorang juru bicara gerakan ini yang tidak mau diketahui namanya (inisialnya NJ), mengungkap bahwa apa yang mereka lakukan (mengelu-elukan) sungguh dilakukan dengan penuh kesadaran. Bukan demi mencari sensasi, apalagi mengajak ribut para anker lain di negara You Know What.
"Justru karena kami menginginkan perbaikan perkereta apian negara inilah, makanya kami mengelu-elukan," papar NJ.
Berikut beberapa elu-eluan gerakan ini:
1. Hey... Elu dulu punya background anker gak sih? Kok kayaknya kereta sangat tidak bersahabat pada rakyat?
2. Halloooh... Elu tau nggak, kereta sudah ada di negara ini sejak kapan? Sejak jaman penjajahan Belanda, Mameeen! Kok masih juga ambu*ad*l jadwalnya!
3. Hay hay... Elu punya jam gak sih di kantor? Kok kereta seringan telatnya ya daripada tepatnya?!
4. Hollaaa... Elu coba deh lebih konsisten. Sebenarnya kereta ke arah Manggaria tuh lewat jalur 3 apa 5 sih di Tana Empok? Kami lelah kalau harus berlari-lari jalur 3-5-3-5 karena ketidak konsistenan elu.
5. Hoooyyy... Elu meskinya tiap pagi ngecek, yang namanya KRL AC tuh sudah baik kah AC-nya? Tau nggak gimana rasanya naik KRL AC yang mahal tapi ACnya gak berfungsi? Berasa dipepes, tawuuu'!
6. Eh eh... Elu kayaknya kudu belajar lebih tentang memanusiakan manusia dah. Pasalnya, mentang-mentang namanya KRL ekonomi, bayarnya murah, kondisinya beneran nggak layak buat manusia. Jorok! Eh, apa jorok itu relatif juga yaaa?
7. Hmmm... Elu kudu ajarin para kenek KRL ekonomi deh. Bahwa memeriksa karcis para penumpang bukanlah tugas formalitas belaka. Memeriksa karcis adalah bukti kesungguhan elu menegakkan peraturan. Jangan salahkan kami kalau kesadaran membeli karcis kami masih kurang yaaa.
8. Terakhir... Akan tiba masanya, Elu pasti dipuji dan diapresiasi. Yaaah... kalau nggak sekarang, 50tahun lagi maybe. Kalau elu juga sudah mau mengapresiasi mereka yang lebih memilih naik kendaraan umum (kereta), daripada kendaraan pribadi.
"Kami sangat berharap, para anker lain mendukung gerakan mengelu-elu yang kami lakukan ini," tambaah NJ.
Demikian, seperti yang dilaporkan reporter kita: Enjewati.
*just kidding (:
Hmmm... siapakah mereka? Apa motif utama mereka melakukan itu semua? *tolong dilafalkan pake gaya Feni Ros
Seorang juru bicara gerakan ini yang tidak mau diketahui namanya (inisialnya NJ), mengungkap bahwa apa yang mereka lakukan (mengelu-elukan) sungguh dilakukan dengan penuh kesadaran. Bukan demi mencari sensasi, apalagi mengajak ribut para anker lain di negara You Know What.
"Justru karena kami menginginkan perbaikan perkereta apian negara inilah, makanya kami mengelu-elukan," papar NJ.
Berikut beberapa elu-eluan gerakan ini:
1. Hey... Elu dulu punya background anker gak sih? Kok kayaknya kereta sangat tidak bersahabat pada rakyat?
2. Halloooh... Elu tau nggak, kereta sudah ada di negara ini sejak kapan? Sejak jaman penjajahan Belanda, Mameeen! Kok masih juga ambu*ad*l jadwalnya!
3. Hay hay... Elu punya jam gak sih di kantor? Kok kereta seringan telatnya ya daripada tepatnya?!
4. Hollaaa... Elu coba deh lebih konsisten. Sebenarnya kereta ke arah Manggaria tuh lewat jalur 3 apa 5 sih di Tana Empok? Kami lelah kalau harus berlari-lari jalur 3-5-3-5 karena ketidak konsistenan elu.
5. Hoooyyy... Elu meskinya tiap pagi ngecek, yang namanya KRL AC tuh sudah baik kah AC-nya? Tau nggak gimana rasanya naik KRL AC yang mahal tapi ACnya gak berfungsi? Berasa dipepes, tawuuu'!
6. Eh eh... Elu kayaknya kudu belajar lebih tentang memanusiakan manusia dah. Pasalnya, mentang-mentang namanya KRL ekonomi, bayarnya murah, kondisinya beneran nggak layak buat manusia. Jorok! Eh, apa jorok itu relatif juga yaaa?
7. Hmmm... Elu kudu ajarin para kenek KRL ekonomi deh. Bahwa memeriksa karcis para penumpang bukanlah tugas formalitas belaka. Memeriksa karcis adalah bukti kesungguhan elu menegakkan peraturan. Jangan salahkan kami kalau kesadaran membeli karcis kami masih kurang yaaa.
8. Terakhir... Akan tiba masanya, Elu pasti dipuji dan diapresiasi. Yaaah... kalau nggak sekarang, 50tahun lagi maybe. Kalau elu juga sudah mau mengapresiasi mereka yang lebih memilih naik kendaraan umum (kereta), daripada kendaraan pribadi.
"Kami sangat berharap, para anker lain mendukung gerakan mengelu-elu yang kami lakukan ini," tambaah NJ.
Demikian, seperti yang dilaporkan reporter kita: Enjewati.
*just kidding (:
Label:
anakkereta,
commuterline,
kereta,
keretaapi,
krl,
ptkai
Kamis, 12 April 2012
Rabu, 11 April 2012
[Serial CR07] Bertepuk Sebelah Kaki
Syubida bidam, lalala lala, pampam pampam cuap...
Orang bilang, cinta itu buta. Hemm, apa iyyaaa?
Menurut gue, justru cinta itu bikin melek, Bray! Dan gue sudah membuktikannya. Kala orang lain banyak yang menghabiskan pagi dengan setengah hati (masih melek-melek ayam), gue nggak dooonk! Pagi begitu indah, menggebu-gebu, mengelora, dllsb buat orang yang lagi jatuh cinta seperti gue. Love is beautifulll! Cinta membuat pagi lo nggak mau merem. Melek teruusss! Heheh.
"Eniwey, lo lagi jatuh cinta sama siapa, Cyynnn?" tuh kan, Ai masih males-malesan menyambut pagi. Abis subuh-an lampu di matanya selalu mendadak tinggal 5 watt. Kasiman, nggak ngerasain jatuh cinta sih doi!
"Udaaah... Makanya yuk ikut gue jogging keliling kampus," actually nggak mau ajak siapa-siapa sih. Takut diciyehin terlalu dini. Tapi apa daya, udah setengah 6 matahari tak kunjung nongol juga. Gelap banget!
"Ogaahhh. Ntar gue ada...," eh nih orang, diajak ngomong malah tidur! Yaudin, gue jogging sendiri aja deh. Bismillah.
***
Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbungaaa... Jreng jreng jreng...
Seneng deh. Ini kali ke lima ketemu si kk di tengah jalan pas jogging. Wajahnya beneran menagalihkan dunia gue banget. Emang indah banget ya mencintai itu...
Btw, taukah kalian siapakah Mr X yg sudah membuat hati gue terbang melayang hingga ke angkasa tinggi? (gue taksir, pasti Babehnya si kk itu astronot!)
Bada gue tunjukin orangnya, kata Ai sih selera gue tinggi jali! Bayangin, secara fisik oke punya. Kuliah di fakultas yang oke punya juga. Dan pastinya, agamanya oke punya banget. Hafalannya beuuuwh... tak berbilang dua jari tangan, bow!
Kok gue tau?
Ya tau laaah... Kan gue CS-annya om Google ^___^. Cuma satu nih masalahnya, cuy! Berkali-kali ketemu secara nggak sengaja, doi masih belum ngeh siapa gue ini. Jangankan ngeh, noleh ke gue aja nggak pernah. Bahkan di beberapa acara di mana doi jadi pengisi acaranya dan gue jadi pesertanya, doi masih belum ngeh juga sama gue. Hiks hiks, sedih amat dah gue.
Jadi, apakah ini pertanda Ho atau hipotesisnya gue ditolak mentah-mentah? Hheee, belum tentu. Kan jodoh Allah yang atur. Yah, kalau dipribahasain ibarat cinta yang bertepuk sebelah kaki, kali yaaa? Susah digapainya. Heheh.
"Oy oyyy... Kenapa lo bermuram durja? Eh gue lupa, pasti lo lagi mikirin kisah cinta paling tragis sebumi Indonesia antara Dewi dan... Siapa namana? Udin, yey?" Ini bocah... Ganggu konsentrasi orang aja dah! Tapi biarlah, biarlah kucing mengeong ayam di meja berlalu.
"Eh, diajak ngomong kok diem aja, Cyynnn? Udah nggak usah dipusingin. Tembak aja langsung, ntar keduluan cewek-cewek cantik, lho!" wooottt? Keji!
"Jadi kamsud loh, gue nggak cantik, gituh?" sebelll! Teman macam apa yang merendahkan harkat dan martabat teman sendiri?
"Huuu... Diledekin dulu baru deh beraksi! Ya ngak lah, lo tuh bukan nggak cantik. Cuma kurang cantik, Wi! Ckikik."
"Asseemmm! Get out from here!"
"Eh tapi beneran loh, Wi. Kalau suka mah bilang aja. Ntar dipendem terus, susah ilangnya loh. Sukur-sukur kalau doi ternyata jodoh lo. Lah kalau bukan, gimana? Bisa-bisa nangis darah lo buat ngelupain doi."
"Sori dori wori, yaaa. Biar begini-begini, gue masih punya harga diri. Masa perempuan nyamperin duluan? Nehi nehi!" sewot banget gue. Huh!
"Yaaa, terserah aja sih kalau nggak sepakat sama gue. Tapi setau gue, nggak ada yang salah sama perempuan nyamperin duluan. Lah orang udah ada contohnya, kok, istri pertamanya Rasul..."
"Iya, tau. Tapi tetap gue nggak akan. Gengsi bow!"
"Yaudin, kalau gitu lupain! Ngapain juga mencintai mati mati-matian orang yang kenal sama lo juga enggak. Bikin kotor hati lo aja, Wiii, Wi."
"Biarin! Biarin gue mencintai doi dalam diam. Who knows kan kalau ternyata doi jodoh gue...?"
"Terserah deh, cuma mau bilang... Dari dulu beginilah cinta yang tak seharusnya, deritanya tiada akhir! Met menderitaaa, Patkai rangers! Hhiii"
Asem asem asem! Gue disamain sama ki patkai? Siapa bilang gue menderita? Gue menikmati kok. Eh, emang iya yaaa? Kok gue jadi ragu sama omongan gue sendiri seh? Hedeeeh! -,-
***
Yippiii... Awal minggu yang baik. Ketemu kk lageee! Walaupun cuma di jagad maya, dikonfirm sebagai temannya kk. Komen-komen statusnya walaupun masih belum dikomen balik. Hhaaa, nggak kenapa. Pelan-pelan sajaaa...
"Ciyyeee... Kata Ai, Dewi lagi jatuh cinta, niiiih," yailah, so lo gitu wooot?! Ganggu aja, kek nggak pernah aja seeeh.
"Yoy, dooonk. Lala lala lala love sooong. Heheh," buat apa pake ngibul segala? Mending jujur jur jur!
Yes, kk komen balik! Eh eh, tapi kok komenan gue nggak ditanggapin sih? Kok komenan orang di bawah gue ditanggapin? Wah, kambing makan cincau! Kacauuu!
"Semangat banget... Sampe tilawah paginya jadi makin singkat aja. Heheh."
Males nanggepin. Yang penting tertunaikan sudah tilawah pagi hari ini!
"Tenang, Ndut... Masih ada belasan jam lagi buat tilawah. Ihiiyyy! Di kampus juga gue tilawah kok."
Mata gue masih nggak bisa lepas nih dari fb. Kejahatan makin menjadi! Semua komentator dikomen balik kecuali komenan gue. Ter-la-luuu...
"Iya deh iyaaa. Susah ya kalau ngomong sama orang yang lagi jatuh cinta. E* kambing dibilang Ch*Ch*. Sendal Swall*w dibilang Cr*cs! Hati-hati aja. Cinta itu buta!"
Huh, ini dia nih. Satu lagi jamaah yang mengatakan kalau cinta itu buta. Basi! Jelas-jelas sudah dua bulan ini gue absen dari tidur bada subuh! On terus hari-hari gue. Cemunguuudh terus. Nah, apanya yang buta coba?!
"Udah lupain ajaaa... Dijamin kecewa deh kalau nggak ngelupain si kk lo itu. Yayaya, lupain yaaa..." Hadeuw hadeuw, gue yang lagi jatuh cinta, kenapa si Dangdut yang reseh? Pake nyuruh gue buat ngelupain lagi! Oh nooo... Nggak akan!
"Kenal sama Ria anak Mipa05, kan? Yang cantik itu lhooo..."
"Kenal. Emang kenapa? Dia mau pindah ke kost kita?" Hellooow... Nggak adakah topik lain? Kenapa jadi nyambung ke Ria anak BEM Un, sih?
"Ya bukanlah. Dia cuma mau nikah bulan depan..."
"Uhyeeeh? Selamet dah. Wajar sih. Orang cantik emang kudu dipercepat, biar nggak ada..."
"Sama ka Udin nikahnya..." Tunggu, tunggu... Siapa tadi?
"Udah lupain aja, Wi. Berarti emang dia bukan yang terbaik buat Dewi. Cup cup..."
***
"Yuk donk... Para single berprinsip, mana semangatnyaaa? Masa jogging segini aja udah loyo?"
"Wiii... Tungguin kita donk! Abis makan apa cih? Semangat aja dah!" yah si Nanad... Susah emang kalau jogging sama bayi. Nggak bisa capek barang sedikit!
"Namanya juga olah raga. Kudu semangaaaddd, biar keringetnya banyaaak!"
"Ehem... Bukan karena mau ketemu si kk lagi kan, Cyynnn?" Eh...
"Ya bukanlah. Kan doi udah ada yang punyaaa. Ngapain berharap sama orang yang bahkan kenal juga enggak sama kita. Bukan begetoh, Ndut?" Hebatnya orang sanguin. Heheh.
"Nah, gicu dooonk!"
"Yeeaaah... Lupakan atau ungkapkan!"
"Hareee gene jade secret admireeeer? Nggak jamaaan!"
*Hahaaa. Tolong jangan percaya statement terakhir gue. Karena sesungguhnya, biar kata di depan mereka gue tampak tegar n seperti nggak pernah ada apa-apa, tapi di hati yang terdalam, benar kaa siAi. Nangis darah alias butuh usaha berlipat-lipat buat nuntasin perasaan ini. Apalagi buat kalian pemilik karakter mellow yang nggak ada abis-abisnya, nggak guna banget mencintai seseorang yang belum layak dicintai. Karena kalau nggak, lagi-lagi benar Ai bilang: dari dulu beginilah cinta yang tak seharusnya, deritanya tiada akhir!Xixixi...
Mending bangun cinta aja deh yuuukkk... Nanti sama yang sudah jelas kehalalannya ntuk membangun cinta bareng. Hheee, sok banget ya gue?! (:
*tebak-tebak, ini kisah nyata atau fiksiii? XD
Orang bilang, cinta itu buta. Hemm, apa iyyaaa?
Menurut gue, justru cinta itu bikin melek, Bray! Dan gue sudah membuktikannya. Kala orang lain banyak yang menghabiskan pagi dengan setengah hati (masih melek-melek ayam), gue nggak dooonk! Pagi begitu indah, menggebu-gebu, mengelora, dllsb buat orang yang lagi jatuh cinta seperti gue. Love is beautifulll! Cinta membuat pagi lo nggak mau merem. Melek teruusss! Heheh.
"Eniwey, lo lagi jatuh cinta sama siapa, Cyynnn?" tuh kan, Ai masih males-malesan menyambut pagi. Abis subuh-an lampu di matanya selalu mendadak tinggal 5 watt. Kasiman, nggak ngerasain jatuh cinta sih doi!
"Udaaah... Makanya yuk ikut gue jogging keliling kampus," actually nggak mau ajak siapa-siapa sih. Takut diciyehin terlalu dini. Tapi apa daya, udah setengah 6 matahari tak kunjung nongol juga. Gelap banget!
"Ogaahhh. Ntar gue ada...," eh nih orang, diajak ngomong malah tidur! Yaudin, gue jogging sendiri aja deh. Bismillah.
***
Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbungaaa... Jreng jreng jreng...
Seneng deh. Ini kali ke lima ketemu si kk di tengah jalan pas jogging. Wajahnya beneran menagalihkan dunia gue banget. Emang indah banget ya mencintai itu...
Btw, taukah kalian siapakah Mr X yg sudah membuat hati gue terbang melayang hingga ke angkasa tinggi? (gue taksir, pasti Babehnya si kk itu astronot!)
Bada gue tunjukin orangnya, kata Ai sih selera gue tinggi jali! Bayangin, secara fisik oke punya. Kuliah di fakultas yang oke punya juga. Dan pastinya, agamanya oke punya banget. Hafalannya beuuuwh... tak berbilang dua jari tangan, bow!
Kok gue tau?
Ya tau laaah... Kan gue CS-annya om Google ^___^. Cuma satu nih masalahnya, cuy! Berkali-kali ketemu secara nggak sengaja, doi masih belum ngeh siapa gue ini. Jangankan ngeh, noleh ke gue aja nggak pernah. Bahkan di beberapa acara di mana doi jadi pengisi acaranya dan gue jadi pesertanya, doi masih belum ngeh juga sama gue. Hiks hiks, sedih amat dah gue.
Jadi, apakah ini pertanda Ho atau hipotesisnya gue ditolak mentah-mentah? Hheee, belum tentu. Kan jodoh Allah yang atur. Yah, kalau dipribahasain ibarat cinta yang bertepuk sebelah kaki, kali yaaa? Susah digapainya. Heheh.
"Oy oyyy... Kenapa lo bermuram durja? Eh gue lupa, pasti lo lagi mikirin kisah cinta paling tragis sebumi Indonesia antara Dewi dan... Siapa namana? Udin, yey?" Ini bocah... Ganggu konsentrasi orang aja dah! Tapi biarlah, biarlah kucing mengeong ayam di meja berlalu.
"Eh, diajak ngomong kok diem aja, Cyynnn? Udah nggak usah dipusingin. Tembak aja langsung, ntar keduluan cewek-cewek cantik, lho!" wooottt? Keji!
"Jadi kamsud loh, gue nggak cantik, gituh?" sebelll! Teman macam apa yang merendahkan harkat dan martabat teman sendiri?
"Huuu... Diledekin dulu baru deh beraksi! Ya ngak lah, lo tuh bukan nggak cantik. Cuma kurang cantik, Wi! Ckikik."
"Asseemmm! Get out from here!"
"Eh tapi beneran loh, Wi. Kalau suka mah bilang aja. Ntar dipendem terus, susah ilangnya loh. Sukur-sukur kalau doi ternyata jodoh lo. Lah kalau bukan, gimana? Bisa-bisa nangis darah lo buat ngelupain doi."
"Sori dori wori, yaaa. Biar begini-begini, gue masih punya harga diri. Masa perempuan nyamperin duluan? Nehi nehi!" sewot banget gue. Huh!
"Yaaa, terserah aja sih kalau nggak sepakat sama gue. Tapi setau gue, nggak ada yang salah sama perempuan nyamperin duluan. Lah orang udah ada contohnya, kok, istri pertamanya Rasul..."
"Iya, tau. Tapi tetap gue nggak akan. Gengsi bow!"
"Yaudin, kalau gitu lupain! Ngapain juga mencintai mati mati-matian orang yang kenal sama lo juga enggak. Bikin kotor hati lo aja, Wiii, Wi."
"Biarin! Biarin gue mencintai doi dalam diam. Who knows kan kalau ternyata doi jodoh gue...?"
"Terserah deh, cuma mau bilang... Dari dulu beginilah cinta yang tak seharusnya, deritanya tiada akhir! Met menderitaaa, Patkai rangers! Hhiii"
Asem asem asem! Gue disamain sama ki patkai? Siapa bilang gue menderita? Gue menikmati kok. Eh, emang iya yaaa? Kok gue jadi ragu sama omongan gue sendiri seh? Hedeeeh! -,-
***
Yippiii... Awal minggu yang baik. Ketemu kk lageee! Walaupun cuma di jagad maya, dikonfirm sebagai temannya kk. Komen-komen statusnya walaupun masih belum dikomen balik. Hhaaa, nggak kenapa. Pelan-pelan sajaaa...
"Ciyyeee... Kata Ai, Dewi lagi jatuh cinta, niiiih," yailah, so lo gitu wooot?! Ganggu aja, kek nggak pernah aja seeeh.
"Yoy, dooonk. Lala lala lala love sooong. Heheh," buat apa pake ngibul segala? Mending jujur jur jur!
Yes, kk komen balik! Eh eh, tapi kok komenan gue nggak ditanggapin sih? Kok komenan orang di bawah gue ditanggapin? Wah, kambing makan cincau! Kacauuu!
"Semangat banget... Sampe tilawah paginya jadi makin singkat aja. Heheh."
Males nanggepin. Yang penting tertunaikan sudah tilawah pagi hari ini!
"Tenang, Ndut... Masih ada belasan jam lagi buat tilawah. Ihiiyyy! Di kampus juga gue tilawah kok."
Mata gue masih nggak bisa lepas nih dari fb. Kejahatan makin menjadi! Semua komentator dikomen balik kecuali komenan gue. Ter-la-luuu...
"Iya deh iyaaa. Susah ya kalau ngomong sama orang yang lagi jatuh cinta. E* kambing dibilang Ch*Ch*. Sendal Swall*w dibilang Cr*cs! Hati-hati aja. Cinta itu buta!"
Huh, ini dia nih. Satu lagi jamaah yang mengatakan kalau cinta itu buta. Basi! Jelas-jelas sudah dua bulan ini gue absen dari tidur bada subuh! On terus hari-hari gue. Cemunguuudh terus. Nah, apanya yang buta coba?!
"Udah lupain ajaaa... Dijamin kecewa deh kalau nggak ngelupain si kk lo itu. Yayaya, lupain yaaa..." Hadeuw hadeuw, gue yang lagi jatuh cinta, kenapa si Dangdut yang reseh? Pake nyuruh gue buat ngelupain lagi! Oh nooo... Nggak akan!
"Kenal sama Ria anak Mipa05, kan? Yang cantik itu lhooo..."
"Kenal. Emang kenapa? Dia mau pindah ke kost kita?" Hellooow... Nggak adakah topik lain? Kenapa jadi nyambung ke Ria anak BEM Un, sih?
"Ya bukanlah. Dia cuma mau nikah bulan depan..."
"Uhyeeeh? Selamet dah. Wajar sih. Orang cantik emang kudu dipercepat, biar nggak ada..."
"Sama ka Udin nikahnya..." Tunggu, tunggu... Siapa tadi?
"Udah lupain aja, Wi. Berarti emang dia bukan yang terbaik buat Dewi. Cup cup..."
***
"Yuk donk... Para single berprinsip, mana semangatnyaaa? Masa jogging segini aja udah loyo?"
"Wiii... Tungguin kita donk! Abis makan apa cih? Semangat aja dah!" yah si Nanad... Susah emang kalau jogging sama bayi. Nggak bisa capek barang sedikit!
"Namanya juga olah raga. Kudu semangaaaddd, biar keringetnya banyaaak!"
"Ehem... Bukan karena mau ketemu si kk lagi kan, Cyynnn?" Eh...
"Ya bukanlah. Kan doi udah ada yang punyaaa. Ngapain berharap sama orang yang bahkan kenal juga enggak sama kita. Bukan begetoh, Ndut?" Hebatnya orang sanguin. Heheh.
"Nah, gicu dooonk!"
"Yeeaaah... Lupakan atau ungkapkan!"
"Hareee gene jade secret admireeeer? Nggak jamaaan!"
*Hahaaa. Tolong jangan percaya statement terakhir gue. Karena sesungguhnya, biar kata di depan mereka gue tampak tegar n seperti nggak pernah ada apa-apa, tapi di hati yang terdalam, benar kaa siAi. Nangis darah alias butuh usaha berlipat-lipat buat nuntasin perasaan ini. Apalagi buat kalian pemilik karakter mellow yang nggak ada abis-abisnya, nggak guna banget mencintai seseorang yang belum layak dicintai. Karena kalau nggak, lagi-lagi benar Ai bilang: dari dulu beginilah cinta yang tak seharusnya, deritanya tiada akhir!Xixixi...
Mending bangun cinta aja deh yuuukkk... Nanti sama yang sudah jelas kehalalannya ntuk membangun cinta bareng. Hheee, sok banget ya gue?! (:
*tebak-tebak, ini kisah nyata atau fiksiii? XD
Selasa, 03 April 2012
Tolooong... Gue Ogah Tenar!
Hallohaaa, MPmaniaaa (:
Adakah di antara kalian yang menggandrungi Maher Zain?
Kalau ada, pas banget! Karena kali ini gue bakal meracau nyangkut sama Masbro yang satu ini.
Fyi bukan maksud mau pamer nih... siang tadi untuk yang entah ke berapa kali, takdir kembali mempertemukan gue dengan doi. Dan masih seperti dulu, gue biasa-biasa aja tuh. Hhaaa.
Suka sih sama lagu-lagunya. Tapi gak suka-suka amat. Jadi walau sering dapat kesempatan buat ketemuan sama doi, ya biasa-biasa aja. No special impress. (: *Maaf ya, para fans Masbro MZ.
Tapi biar bagaimanapun gue kudu bersyukur juga sih. Pasalnya karena melihat doi lah gue mau berhenti jadi orang tenar. Cukuplah menjadi MC di panggung utama IBF 2012, jadi 3rd speaker di salah satu acara pengajian remaja di stasiun tv nasional, dan jadi blogger lumayan produktif di jagad MP (standar gue lho) *hheee, tukang pamer yang minta ditimpuk!
Ceritanya tadi gue nemenin teman buat wawancarain Masbro. Kami dapat sesi paling akhir. Sekitar pukul 14 siang.
Sebelumnya, dari pihak Sony gue dengar kalau Masbro baru aja selesai cek sound buat konser mini-nya sore ini di Kelapa Gading. Nggak heran, raut muka dan aura Masbro terlihat beda. Ada gurat-gurat keletihan yang terpancar di antara senyum manisnya yang nggak pernah padam. Jawaban dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan pun terasa ada beda dari tahun kemarin yang selalu doi jawab dengan antusias.
Mana kemarin pas preskon doi keseleo ngucap beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Seperti sinetron jadi pesantron. Latihan jadi lahitan. Cepat jadi capa. Abis doi diketawain n dicengin sama para hadirin. Kasiman!
Belum lagi ada seorang teman seprofesi yang menyayangkan, 'kok satu pertanyaan yang lagi hot doi gak tau sih?'
Yo olooohhh... seketika gue mendadak kasihan sama Masbro. Aku berlindung dari ketenaran dan dipuja-puji orang, ya Allah.
Emang suaranya keren abis. Lirik-lirik lagunya okeh. Tampangnya selalu charming. Gaya pakaiannya trendy. Kemampuan balik layar di dunia musiknya juga TOP. Tapiii... Masbro jiga tetaplah manusia yang bisa capek, bete, salah, dan gak selalu update berita dunia Islam kekinian.
Kayaknya nggak adil ya kalau kita menuntut kesempurnaan dari sang pujaan. Nggak boleh ada cela barang sedikit dari mereka yang kita kagumi. Karena mereka juga sama kayak kita. Manusia biasa.
Bahkan Rasulullah yang sempurna aja gak boleh kita kultusi (tapi wajib diteladani), apalagi Masbro yang cuma manusia biasa. Ya, kan?
Begitupun dengan kalian yang menggandrungi si Enje ini. Ingatlah selalu kalau Enje sama seperti kalian. Ada kalanya ia bisa dengan lancar menuliskan segala sesuatu. Ada kalanya ia dudul dalam menulis. So, kalau ketemu Enje di jalan, tolong jangan lagi memburu tanda tangannya, ya.
Hheee, siapa lo, Nje? (:
Adakah di antara kalian yang menggandrungi Maher Zain?
Kalau ada, pas banget! Karena kali ini gue bakal meracau nyangkut sama Masbro yang satu ini.
Fyi bukan maksud mau pamer nih... siang tadi untuk yang entah ke berapa kali, takdir kembali mempertemukan gue dengan doi. Dan masih seperti dulu, gue biasa-biasa aja tuh. Hhaaa.
Suka sih sama lagu-lagunya. Tapi gak suka-suka amat. Jadi walau sering dapat kesempatan buat ketemuan sama doi, ya biasa-biasa aja. No special impress. (: *Maaf ya, para fans Masbro MZ.
Tapi biar bagaimanapun gue kudu bersyukur juga sih. Pasalnya karena melihat doi lah gue mau berhenti jadi orang tenar. Cukuplah menjadi MC di panggung utama IBF 2012, jadi 3rd speaker di salah satu acara pengajian remaja di stasiun tv nasional, dan jadi blogger lumayan produktif di jagad MP (standar gue lho) *hheee, tukang pamer yang minta ditimpuk!
Ceritanya tadi gue nemenin teman buat wawancarain Masbro. Kami dapat sesi paling akhir. Sekitar pukul 14 siang.
Sebelumnya, dari pihak Sony gue dengar kalau Masbro baru aja selesai cek sound buat konser mini-nya sore ini di Kelapa Gading. Nggak heran, raut muka dan aura Masbro terlihat beda. Ada gurat-gurat keletihan yang terpancar di antara senyum manisnya yang nggak pernah padam. Jawaban dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan pun terasa ada beda dari tahun kemarin yang selalu doi jawab dengan antusias.
Mana kemarin pas preskon doi keseleo ngucap beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Seperti sinetron jadi pesantron. Latihan jadi lahitan. Cepat jadi capa. Abis doi diketawain n dicengin sama para hadirin. Kasiman!
Belum lagi ada seorang teman seprofesi yang menyayangkan, 'kok satu pertanyaan yang lagi hot doi gak tau sih?'
Yo olooohhh... seketika gue mendadak kasihan sama Masbro. Aku berlindung dari ketenaran dan dipuja-puji orang, ya Allah.
Emang suaranya keren abis. Lirik-lirik lagunya okeh. Tampangnya selalu charming. Gaya pakaiannya trendy. Kemampuan balik layar di dunia musiknya juga TOP. Tapiii... Masbro jiga tetaplah manusia yang bisa capek, bete, salah, dan gak selalu update berita dunia Islam kekinian.
Kayaknya nggak adil ya kalau kita menuntut kesempurnaan dari sang pujaan. Nggak boleh ada cela barang sedikit dari mereka yang kita kagumi. Karena mereka juga sama kayak kita. Manusia biasa.
Bahkan Rasulullah yang sempurna aja gak boleh kita kultusi (tapi wajib diteladani), apalagi Masbro yang cuma manusia biasa. Ya, kan?
Begitupun dengan kalian yang menggandrungi si Enje ini. Ingatlah selalu kalau Enje sama seperti kalian. Ada kalanya ia bisa dengan lancar menuliskan segala sesuatu. Ada kalanya ia dudul dalam menulis. So, kalau ketemu Enje di jalan, tolong jangan lagi memburu tanda tangannya, ya.
Hheee, siapa lo, Nje? (:
Flickr: Enjeklopedia's Photostream
http://www.flickr.com/photos/enjeklopedia/
ceritanya baru pertama kali main ke Kelapa Gading (La Piazza), eh bawa kamera, eh jadi norak (:
ceritanya baru pertama kali main ke Kelapa Gading (La Piazza), eh bawa kamera, eh jadi norak (:
Sabtu, 31 Maret 2012
Selasa, 27 Maret 2012
Two Men Behind Ketok Mejik
Hheee... Stop menebak-nebaknya. Ini bukan tentang tukang benerin mobil di ketok mejik pinggir jalan, lho... Bukan pula tentang horornya mejik si Dedi Kokbusyet. Apalagi tentang konyolnya mejik si Buaya Kuya. Yap, ini tentang two men behid ketok mejik di panggung Jakarta 1.
Tok tok tok, yang satu harus mundur!
Tok tok tok, yang satu kudu maju!
Hhaaa... Ketebak deh pasti, siapa sih two men behind ketok mejik? You know them so weeell... (:
Telat sih temanya... Tapi selama janur kuning belum berdiri, eh, daripada pusying pusying bicarain rencana kenaikan BBM yang bikin keki (padahal belom dapet ide buat nulis), mending kita bicara tentang keteladanan yang kian hari kian langka ditampilkan di layar tivi. Hanya chibi, chibi, dan chibi yang tiap hari meracuni. Sebelll!
Beneran unik. Menggelitik. Dan pastiii... Mejik! Ketika seseorang sudah disiapkan sebagai calon pemimpin. Di tiap gang Jakarta sudah bertebaran tampangnya. Di dunia maya pun sudah dibuat akun jejaring sosial yang mengelu-elukan dirinya. Yah, 80% hampir jadi pemimpin... Engingeng... Tok tok tok, gak jadi Jakarta 1!
Kasian? Nggak juga. Soalnya reaksi itu orang beneran mejik! Legowo sangat deh pokoknya. Nggak balik menyerang, sakit hati, apalagi ngamuk-ngamuk. Eh, keliatannya, lho... Hati orang siapa yang tewu, kan? (:
Eh ada lagi orang serupa. Ketika selama berbulan-bulan nggak ada yang memprediksikan majunya nih orang di ajang Jakarta 1, engingeng... Tok tok tok, maju jadi Jakarta 1!
Sukurin? Jangan, liatin aja... Soalnya reaksi orang ini juga beneran mejik! Nurani-nya menyatakan Haqqul SIAP maju sebagai Jakarta 1, katanya.
Untung, track recordnya cukup bagus kemarin-kemarin. Sampai sosoknya nggak kalah mengguncang jejaring sosial dibanding pendulunya. Fyi: akun jejaring sosial gue pun ikutan 'rame' sama foto nih orang -,-.
Yayaya... Walaupun gue sadar sesadar sadarnya nggak punya hak buat ikutan milih Jakarta 1, tapi sebagai tetangga, gue menerawang ada keteladanan dari dua orang ini yang mejik!
Sekali lagi, bener-bener mejiikkk! Siapa sih bekingannya? (:
#bukan_kampanye
Tok tok tok, yang satu harus mundur!
Tok tok tok, yang satu kudu maju!
Hhaaa... Ketebak deh pasti, siapa sih two men behind ketok mejik? You know them so weeell... (:
Telat sih temanya... Tapi selama janur kuning belum berdiri, eh, daripada pusying pusying bicarain rencana kenaikan BBM yang bikin keki (padahal belom dapet ide buat nulis), mending kita bicara tentang keteladanan yang kian hari kian langka ditampilkan di layar tivi. Hanya chibi, chibi, dan chibi yang tiap hari meracuni. Sebelll!
Beneran unik. Menggelitik. Dan pastiii... Mejik! Ketika seseorang sudah disiapkan sebagai calon pemimpin. Di tiap gang Jakarta sudah bertebaran tampangnya. Di dunia maya pun sudah dibuat akun jejaring sosial yang mengelu-elukan dirinya. Yah, 80% hampir jadi pemimpin... Engingeng... Tok tok tok, gak jadi Jakarta 1!
Kasian? Nggak juga. Soalnya reaksi itu orang beneran mejik! Legowo sangat deh pokoknya. Nggak balik menyerang, sakit hati, apalagi ngamuk-ngamuk. Eh, keliatannya, lho... Hati orang siapa yang tewu, kan? (:
Eh ada lagi orang serupa. Ketika selama berbulan-bulan nggak ada yang memprediksikan majunya nih orang di ajang Jakarta 1, engingeng... Tok tok tok, maju jadi Jakarta 1!
Sukurin? Jangan, liatin aja... Soalnya reaksi orang ini juga beneran mejik! Nurani-nya menyatakan Haqqul SIAP maju sebagai Jakarta 1, katanya.
Untung, track recordnya cukup bagus kemarin-kemarin. Sampai sosoknya nggak kalah mengguncang jejaring sosial dibanding pendulunya. Fyi: akun jejaring sosial gue pun ikutan 'rame' sama foto nih orang -,-.
Yayaya... Walaupun gue sadar sesadar sadarnya nggak punya hak buat ikutan milih Jakarta 1, tapi sebagai tetangga, gue menerawang ada keteladanan dari dua orang ini yang mejik!
Sekali lagi, bener-bener mejiikkk! Siapa sih bekingannya? (:
#bukan_kampanye
Selasa, 20 Maret 2012
Sabtu, 17 Maret 2012
Kamis, 15 Maret 2012
Ditampar Itu Sakit, Jendral!
Hai hai hai, MPman MPwati...
Lama nggak 'ketemu' di MPland, mumpung lagi di hari Jumat, gue ingin menyapa kalian dengan sapaan ukhrowi:
Apa kabar iman?
Sudah baca surat al-Kahfi, kah?
Yang belum... Ayo baca, mumpung maghrib masih beberapa jam lagi. ^__^
Mong-ngomong... Kalian pernah nggak ngerasain ditampar oleh orang yang lebih muda usianya dari kita? Bukan ditampar dalam arti yang sebenarnya, lho... Tapi ditampar dalam artian mendapat pelajaran dari tingkah mereka. Pernah, pernah, pernah?
Pasti pernah deh gue yakin seyakin yakinnya. Alhamdulillah, di Jumat pagi ini, gue pun ditampar oleh 2 anak SMP di atas kereta. Sakit! Malluuu! ):
Melihat polah mereka yang ketakutan karena nggak beli karcis, memori gue melayang ke awal-awal masa kuliah dulu. Tepatnya waktu lagi sengamaaat banget jadi pengajar di salah satu rumah singgah di bilangan stasiun Depok Baru.
Dua anak SMP ini ketakutannya setengah mati. Sampai mereka hampir memutuskan buat turun di tengah perjalanan ketika kereta lagi melaju lumayan kencang. Untung ada seorang bapak yang menarik-narik tangan mereka untuk mencegah aksi nekat itu.
'Bahaya, kereta belom berhenti!' kata si Bapak.
'Lepasin! Ntar kita ditangkep, Pak!' balas salah satu dari mereka.
'JANGAN! Tunggu kereta berhenti, baru turun!'
...
Beda sama gue dulu. Kalau mereka ketakutan banget naik kereta tanpa karcis, gue sama teman-teman malah cekikikan waktu lari-lari ke gerbong paling belakang demi mnghindari petugas. Bahkan gue mikirnya itu adalah uji nyali yqng lumayan seru! Huh, payah, yeesss!
Yah, bukannya kami pelit, lho... Masalahnya, untuk mencapai rumah singgah tersebut, cuma ngelewatin satu stasiun (Pondok China-Depok Baru). Kan deket banget. Sayang aja gituh, 1500 rupiah begitu berarti buat anak kost macam kami. Hhiii.
Alhamdulillahnya, ketidakjujuran kami cuma berlangsung beberapa kali aja, kok. Selanjutnya kami sadar, niat baik (ngajar di rumah singgah) kudu ditempuh dengan cara yang baik pula. Kalau di-matematika-kan, naik kereta nggak beli karcis sama dengan -1, ngajar di rumah singgah sama dengan +1, berarti 0 besar donk yang kami lakukan kemarin-kemarin. Eh minus tenaga juga dink -,-
Nah, the big problem yang membuat gue merasa tertampar bolak-balik kiri-kanan adalah... Kok bisa ya, gue yang udah kuliah (di negeri dengan jalan yang mulus pula) telat kesadaran untuk jujur. Sementara mereka yang masih SMP, takut banget dengan ketidakjujuran. Padahal juga, karcis KRL jaman sekarang lebih mahal walaupun cuma beda 500rupiah ^__^v.
Hheee... Tapi sekarang insyaAllah udah nggak, kok. Selalu bayar kalau naik kereta. (:
Wokeh, sekian dulu pelajaran ttg kejujuran pagi ini. Hikmah itu emang nggak selalu berasal dari orang tua atau buku yang tebalnya naujubileee. Hikmah itu terseak buat orang beriman, rait?
Sebagai penutup... Izinkan gue menyapa kalian dengan sapaan duniawi penuh kesolidaritasan:
'Yang single mana suaranyaaaaaaaaa?'
'La tahzan wa la takhof, bergembiralah lah lah lah...!'
*ending yang merusak XD
Lama nggak 'ketemu' di MPland, mumpung lagi di hari Jumat, gue ingin menyapa kalian dengan sapaan ukhrowi:
Apa kabar iman?
Sudah baca surat al-Kahfi, kah?
Yang belum... Ayo baca, mumpung maghrib masih beberapa jam lagi. ^__^
Mong-ngomong... Kalian pernah nggak ngerasain ditampar oleh orang yang lebih muda usianya dari kita? Bukan ditampar dalam arti yang sebenarnya, lho... Tapi ditampar dalam artian mendapat pelajaran dari tingkah mereka. Pernah, pernah, pernah?
Pasti pernah deh gue yakin seyakin yakinnya. Alhamdulillah, di Jumat pagi ini, gue pun ditampar oleh 2 anak SMP di atas kereta. Sakit! Malluuu! ):
Melihat polah mereka yang ketakutan karena nggak beli karcis, memori gue melayang ke awal-awal masa kuliah dulu. Tepatnya waktu lagi sengamaaat banget jadi pengajar di salah satu rumah singgah di bilangan stasiun Depok Baru.
Dua anak SMP ini ketakutannya setengah mati. Sampai mereka hampir memutuskan buat turun di tengah perjalanan ketika kereta lagi melaju lumayan kencang. Untung ada seorang bapak yang menarik-narik tangan mereka untuk mencegah aksi nekat itu.
'Bahaya, kereta belom berhenti!' kata si Bapak.
'Lepasin! Ntar kita ditangkep, Pak!' balas salah satu dari mereka.
'JANGAN! Tunggu kereta berhenti, baru turun!'
...
Beda sama gue dulu. Kalau mereka ketakutan banget naik kereta tanpa karcis, gue sama teman-teman malah cekikikan waktu lari-lari ke gerbong paling belakang demi mnghindari petugas. Bahkan gue mikirnya itu adalah uji nyali yqng lumayan seru! Huh, payah, yeesss!
Yah, bukannya kami pelit, lho... Masalahnya, untuk mencapai rumah singgah tersebut, cuma ngelewatin satu stasiun (Pondok China-Depok Baru). Kan deket banget. Sayang aja gituh, 1500 rupiah begitu berarti buat anak kost macam kami. Hhiii.
Alhamdulillahnya, ketidakjujuran kami cuma berlangsung beberapa kali aja, kok. Selanjutnya kami sadar, niat baik (ngajar di rumah singgah) kudu ditempuh dengan cara yang baik pula. Kalau di-matematika-kan, naik kereta nggak beli karcis sama dengan -1, ngajar di rumah singgah sama dengan +1, berarti 0 besar donk yang kami lakukan kemarin-kemarin. Eh minus tenaga juga dink -,-
Nah, the big problem yang membuat gue merasa tertampar bolak-balik kiri-kanan adalah... Kok bisa ya, gue yang udah kuliah (di negeri dengan jalan yang mulus pula) telat kesadaran untuk jujur. Sementara mereka yang masih SMP, takut banget dengan ketidakjujuran. Padahal juga, karcis KRL jaman sekarang lebih mahal walaupun cuma beda 500rupiah ^__^v.
Hheee... Tapi sekarang insyaAllah udah nggak, kok. Selalu bayar kalau naik kereta. (:
Wokeh, sekian dulu pelajaran ttg kejujuran pagi ini. Hikmah itu emang nggak selalu berasal dari orang tua atau buku yang tebalnya naujubileee. Hikmah itu terseak buat orang beriman, rait?
Sebagai penutup... Izinkan gue menyapa kalian dengan sapaan duniawi penuh kesolidaritasan:
'Yang single mana suaranyaaaaaaaaa?'
'La tahzan wa la takhof, bergembiralah lah lah lah...!'
*ending yang merusak XD
Rabu, 14 Maret 2012
Minggu, 11 Maret 2012
Rabu, 07 Maret 2012
Siraman Rohgalau
Sidang MP yang berbahagia, pada kesempatan kali ini, ijinkan teman kalian yang bukan mantan santri, bukan pula ustadzah, apalagi syaikhoh, ini memberikan siraman rohgalau kepada kalian.
So pasti nggak sebagus UJ, Ust Jamaah, Ust Cinta, Mamah dan Aa atau yang lainnya, karena gue bukanlah mereka. Merekapun bukanlah gue. Tapi insyaAllah kami punya kesamaan: sama-sama senang menyiram. Hheee, garink!
Ya, mereka senang memberikan siraman rohani, sedang gue yang niha nida ini hanya mampu memberikan siraman rohgalau. Higs... harap maklum, yeesss.
Awalan, ijinkan gue berkisah tentang sahabat kita yang tak lain dan tak bukan adalah Markonah. Konon, di salah satu keping hidupnya, doi pernah dipercaya oleh beberapa teman untuk menjadi tempat menumpahkan segala uneg-uneg mereka. Ya, Markonah memang lihai dalam mendengarkan dan berempati. Makanya mereka seneeeng banget curhat segala kisah ke Markonah.
Sebenarnya Markonah senang-senang aja dipercaya sebagai tempat sampah, eh, tempat curhat. Tapi sesenang-senangnya manusia, kalau komunikasi dengan Tuhannya lagi nggak bagus n rasa syukurnya lagi anjlok-anjloknya, rasa iri pastilah ada. Jangankan Markonah yang cuma tokoh fiktif... gue, elo, kita semuapun pasti pernah mengalami hal serupa. Rait?
Terjadilah masa nggak mengenakkan itu. Beberapa teman menceritakan semua nikmat duniawi yang mereka dapat yang kebetulan belum Markonah punyai.
Walaupun secara mimik muka, gesture n lisan Markonah menampilkan kebahagiaan yang setara dengan si pencerita, tapi hatinya mengingkari. Grrrr!
Apakah doi merasa iri? Boleh dibilang iyeesss.
Apakah doi tidak bahagia? Yaaa, gitu deh!
Apakah do jadi uring-uringan? Nggak, cuma jadi doyan ngegalau hingga pernah memecahkan rekor>galau tingkat dewa!
Doi sampai bertanya-tanya, kesal, marah pada Tuhannya. Ini nggak adil, Tuhan! katanya satu ketika.
Ckckck... Tau cerita selanjutnya? Exactly! Seperti salah satu bait lagu para pejunjung kegalauan:
'sekali menggalau tetap menggalau, selama hayat masih di kandung badan. Kita tetap galau, tetap galau, mempertahankan kegalauan...'
Selamanya kegalauan bercokol di hatinya. Hhiii... Hi... Hi... Hi... Hi... Hi... Kasian deh lo!
Jamaah MP rahimakumullah... dari kisah di atas, pelajaran apa yang bisa kita ambil...?
Apa... Hidup galauers???
Naudzubillah, tsumma naudzubillah...
Tentu banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kehidupan Markonah, jama'aaah... oh jama'ah. Salah satu yang paling urgent ialah tentang hakikat kebahagiaan.
Ya. Nyatanya Markonah belum mengerti hakikat kebaagiaan yang haqiqiqiqiqi!
Bahwa happiness is mine. Kebahagiaan kita ya kitalah yang menentukan. Bukan elo, doi, apalagi mereka. Jangan pernah sekali kali menyalahkan orang lain atau bahkan Tuhan ketika kita tak bahagia. Karena kitalah yang menentukan akan bahagia arau tidak. Kita, kita, kita, ya cuma kita!
Kalau kita jadi nggak bahagia karena kebaagiaan orang lain... Waspadalah, waspadalah, waspadalah lah lah lah!
Mamah NJ haqqul yaqin kalau kebahagiaan akan selamanya menjauh dari kita..
Ambil cucian Anya di rumah Desi...
Cukup sekian ngegalaunya dan terima kasi...
^__^
So pasti nggak sebagus UJ, Ust Jamaah, Ust Cinta, Mamah dan Aa atau yang lainnya, karena gue bukanlah mereka. Merekapun bukanlah gue. Tapi insyaAllah kami punya kesamaan: sama-sama senang menyiram. Hheee, garink!
Ya, mereka senang memberikan siraman rohani, sedang gue yang niha nida ini hanya mampu memberikan siraman rohgalau. Higs... harap maklum, yeesss.
Awalan, ijinkan gue berkisah tentang sahabat kita yang tak lain dan tak bukan adalah Markonah. Konon, di salah satu keping hidupnya, doi pernah dipercaya oleh beberapa teman untuk menjadi tempat menumpahkan segala uneg-uneg mereka. Ya, Markonah memang lihai dalam mendengarkan dan berempati. Makanya mereka seneeeng banget curhat segala kisah ke Markonah.
Sebenarnya Markonah senang-senang aja dipercaya sebagai tempat sampah, eh, tempat curhat. Tapi sesenang-senangnya manusia, kalau komunikasi dengan Tuhannya lagi nggak bagus n rasa syukurnya lagi anjlok-anjloknya, rasa iri pastilah ada. Jangankan Markonah yang cuma tokoh fiktif... gue, elo, kita semuapun pasti pernah mengalami hal serupa. Rait?
Terjadilah masa nggak mengenakkan itu. Beberapa teman menceritakan semua nikmat duniawi yang mereka dapat yang kebetulan belum Markonah punyai.
Walaupun secara mimik muka, gesture n lisan Markonah menampilkan kebahagiaan yang setara dengan si pencerita, tapi hatinya mengingkari. Grrrr!
Apakah doi merasa iri? Boleh dibilang iyeesss.
Apakah doi tidak bahagia? Yaaa, gitu deh!
Apakah do jadi uring-uringan? Nggak, cuma jadi doyan ngegalau hingga pernah memecahkan rekor>galau tingkat dewa!
Doi sampai bertanya-tanya, kesal, marah pada Tuhannya. Ini nggak adil, Tuhan! katanya satu ketika.
Ckckck... Tau cerita selanjutnya? Exactly! Seperti salah satu bait lagu para pejunjung kegalauan:
'sekali menggalau tetap menggalau, selama hayat masih di kandung badan. Kita tetap galau, tetap galau, mempertahankan kegalauan...'
Selamanya kegalauan bercokol di hatinya. Hhiii... Hi... Hi... Hi... Hi... Hi... Kasian deh lo!
Jamaah MP rahimakumullah... dari kisah di atas, pelajaran apa yang bisa kita ambil...?
Apa... Hidup galauers???
Naudzubillah, tsumma naudzubillah...
Tentu banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kehidupan Markonah, jama'aaah... oh jama'ah. Salah satu yang paling urgent ialah tentang hakikat kebahagiaan.
Ya. Nyatanya Markonah belum mengerti hakikat kebaagiaan yang haqiqiqiqiqi!
Bahwa happiness is mine. Kebahagiaan kita ya kitalah yang menentukan. Bukan elo, doi, apalagi mereka. Jangan pernah sekali kali menyalahkan orang lain atau bahkan Tuhan ketika kita tak bahagia. Karena kitalah yang menentukan akan bahagia arau tidak. Kita, kita, kita, ya cuma kita!
Kalau kita jadi nggak bahagia karena kebaagiaan orang lain... Waspadalah, waspadalah, waspadalah lah lah lah!
Mamah NJ haqqul yaqin kalau kebahagiaan akan selamanya menjauh dari kita..
Ambil cucian Anya di rumah Desi...
Cukup sekian ngegalaunya dan terima kasi...
^__^
Jumat, 02 Maret 2012
Kamis, 01 Maret 2012
Sudah Hambar Tak Selalu Meski Bubar
MPmania, hollaaa... Ada yang tau nggak, apa hayooo, persamaan antara hambar dan bubar? Yap, cerdas sekali. Sama-sama berakhiran -ar!
Huwehehe... Biar kata nggak salah, tapi bukan itu point of view-nya, yeesss. Yang gue maksud di sini, keduanya sama-sama menyimpan makna lumayan negatif ~> membakar! *Ini konteksnya hubungan dua insan lho yeesss...
Bukan cuma antara laki laki dan perempuan, suami istri, tapi juga antara kita dan teman kita, kita dan bawahan, kita dan atasan. Ketika cinta perlahan memudar, vis misi tak lagi bertemu di satu akar, biasanya akan muncul rasa hambar dan nggak sedikit yang menyudahinya dengan jalan pintas: bubar. Iya nggak sih? Apa cuma kesotoyan gue aja dalam menerawang? Hheee, piisss ^__^v
Tapi biarlah, selama sotoynya di lapak sendiri n bukan di lapak orang lain, insya Allah nggak menurunkan ke-keren-an yang sudah gue bangun selama ini, rait? *minta ditimpuk (;
Wokeh, balik lagi ke land of sotoy gue. Intinya, hambar dan bubar itu seringnya kita sikapi layaknya bayi kembar siyam. Kalau ada hambar, mesti lebih milih ngelanjutin ke bubar. Simpel, nggak perlu pusying pusying dan capek capek ngeluarin energi serta perasaan demi hilangnya si hambar.
Duh, makin jelimet yeesss? Tenang... Lanjut lagi aja bacanyq, biar kabur jelimetnya. Hheee.
Padahal kalau difikir-fikir, masih ada lagi jalan tengah di antara kedua kata itu yang bisa kita pilih kala hambar menghampiri. Sama sama berakhiran -ar, bedanya satu kata ini menyimpan makna yang lebih positif. Yap, sabar! Meletakkan sabar di antara hambar dan bubar... Not bad kayaknya.
Yah, meskipun sama sama kita tahu, yang megang tali kekang sabar tak lain dan tak bukan adalah hati. Nggak bisa dilihat, cuma bisa dirasa. Makanya susah banget buat diimplementasiin di kehidupan sendiri. Apalagi kalau lagi curhat sama seseorang, eh tuh orang cuma bisa bilang sabar. Gondoknya ampyun ampyun, kan, yeesss? Kayak nggak ada kata lain selain sabar aja. Be patient, kek! Ishbir, kek! Saga-bagar, kek! *hheee... ngelawak!
Yang penting coba dulu buat sabar kalau sedang hambar dengan si Marimar atausi Abrar (#eh). Perkara makin hambar atau nggaknya, itu urusan nanti. Usaha dulu dah kita... Biar hubungan hambar nggak selalu diikintilin sama bubar. Lebih lebih kalau bubarnya kita dengan si dia berkaitan dengan hajat hidup orang banyag. Kan bisa berabeee. Iyeesss nggak?
So, mari belajar menyelipkan Sabar di tengah-tengah hambar dan bubar!
*ingetin diri sendiri XD
Huwehehe... Biar kata nggak salah, tapi bukan itu point of view-nya, yeesss. Yang gue maksud di sini, keduanya sama-sama menyimpan makna lumayan negatif ~> membakar! *Ini konteksnya hubungan dua insan lho yeesss...
Bukan cuma antara laki laki dan perempuan, suami istri, tapi juga antara kita dan teman kita, kita dan bawahan, kita dan atasan. Ketika cinta perlahan memudar, vis misi tak lagi bertemu di satu akar, biasanya akan muncul rasa hambar dan nggak sedikit yang menyudahinya dengan jalan pintas: bubar. Iya nggak sih? Apa cuma kesotoyan gue aja dalam menerawang? Hheee, piisss ^__^v
Tapi biarlah, selama sotoynya di lapak sendiri n bukan di lapak orang lain, insya Allah nggak menurunkan ke-keren-an yang sudah gue bangun selama ini, rait? *minta ditimpuk (;
Wokeh, balik lagi ke land of sotoy gue. Intinya, hambar dan bubar itu seringnya kita sikapi layaknya bayi kembar siyam. Kalau ada hambar, mesti lebih milih ngelanjutin ke bubar. Simpel, nggak perlu pusying pusying dan capek capek ngeluarin energi serta perasaan demi hilangnya si hambar.
Duh, makin jelimet yeesss? Tenang... Lanjut lagi aja bacanyq, biar kabur jelimetnya. Hheee.
Padahal kalau difikir-fikir, masih ada lagi jalan tengah di antara kedua kata itu yang bisa kita pilih kala hambar menghampiri. Sama sama berakhiran -ar, bedanya satu kata ini menyimpan makna yang lebih positif. Yap, sabar! Meletakkan sabar di antara hambar dan bubar... Not bad kayaknya.
Yah, meskipun sama sama kita tahu, yang megang tali kekang sabar tak lain dan tak bukan adalah hati. Nggak bisa dilihat, cuma bisa dirasa. Makanya susah banget buat diimplementasiin di kehidupan sendiri. Apalagi kalau lagi curhat sama seseorang, eh tuh orang cuma bisa bilang sabar. Gondoknya ampyun ampyun, kan, yeesss? Kayak nggak ada kata lain selain sabar aja. Be patient, kek! Ishbir, kek! Saga-bagar, kek! *hheee... ngelawak!
Yang penting coba dulu buat sabar kalau sedang hambar dengan si Marimar atausi Abrar (#eh). Perkara makin hambar atau nggaknya, itu urusan nanti. Usaha dulu dah kita... Biar hubungan hambar nggak selalu diikintilin sama bubar. Lebih lebih kalau bubarnya kita dengan si dia berkaitan dengan hajat hidup orang banyag. Kan bisa berabeee. Iyeesss nggak?
So, mari belajar menyelipkan Sabar di tengah-tengah hambar dan bubar!
*ingetin diri sendiri XD
Selasa, 28 Februari 2012
Kamis, 23 Februari 2012
Rabu, 22 Februari 2012
A to Z: Tribute to Jakarta
Aheeyyy... anak Jakarta mau curlem alias curhat malem-malem. Betapa semakin ke sini, kian tersayat dan tercabik hatinya. Cintanya pada tanah kelahirannya, keknya makin menipis pis pis pis dari hari ke hari. Dibilang nggak cinta sih bukan, cuma makin nggak nyaman aja tinggal di mari.
Eh tau nggak apa penyebabnya?
Fyuuuhhh... tolong jangan ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Ga bermaksud membuat dikotomi antara si empunya Jalarta n pendatang, just curhat, gitu loch.
Hanya saja... fakta berbicara kalau penduduk asli Jakarta semakin tergusur dari kampungnya. Iya contohnya gue ini. Jang sudah mengungsi hingga Tangsel akibat kena gusur! Kasian banget keluarga gue, yeesss...
Lanjut... sementara gue n orang Betawi lain makin minggir ke luar Jakarta, eh yang di luar Jakarta malah makin berjubel di mari. Mau ngadu nasib denger-denger, sih. Nggak peduli Jakarta udah penuh sesak.
Ohenje, bukan cuma sampai di situ ternyata. Padahal tadinya kampung gue masih banyak lahan hijau yang sedap dipandang mata. Qok sekarang jadi banyak lahan yqng membentuk gunungan sampah, sih? Rasa-rasanya nggak ada satu tempat yang nggak ada sampahnya! >_>
Sialnya, bukan cuma sampah yang jadi masalah. Transportasi umum n pribadi juga bikin keki. Udah berusaha idealis dengan naik angkutan umum. Uhuhu... ternyata di jalanan jadi masyarakat kelas tiga aka yang tertindas.
Vak (*maksa) supir Metro Mini n Kopaja udah pada kayak orang kesurupan kalau bawa penumpang. Waduh ditambah jalanan kok udah kayak show room motor! Xixixi, satu lagi: mobil mobil pribadinya juga pada betah yak, berlama-lama dalam kemacetan?!
Yah, emang udah takdirnya Jakarta, kali yeesss... Zero kesadaran membangun dari penduduknya, cuma mau dapat duitnya aja... o_O
*di MM 69 yang supirnya kayak orgil: marah-marah ke penumpang pakai kata-kata kasa
Eh tau nggak apa penyebabnya?
Fyuuuhhh... tolong jangan ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Ga bermaksud membuat dikotomi antara si empunya Jalarta n pendatang, just curhat, gitu loch.
Hanya saja... fakta berbicara kalau penduduk asli Jakarta semakin tergusur dari kampungnya. Iya contohnya gue ini. Jang sudah mengungsi hingga Tangsel akibat kena gusur! Kasian banget keluarga gue, yeesss...
Lanjut... sementara gue n orang Betawi lain makin minggir ke luar Jakarta, eh yang di luar Jakarta malah makin berjubel di mari. Mau ngadu nasib denger-denger, sih. Nggak peduli Jakarta udah penuh sesak.
Ohenje, bukan cuma sampai di situ ternyata. Padahal tadinya kampung gue masih banyak lahan hijau yang sedap dipandang mata. Qok sekarang jadi banyak lahan yqng membentuk gunungan sampah, sih? Rasa-rasanya nggak ada satu tempat yang nggak ada sampahnya! >_>
Sialnya, bukan cuma sampah yang jadi masalah. Transportasi umum n pribadi juga bikin keki. Udah berusaha idealis dengan naik angkutan umum. Uhuhu... ternyata di jalanan jadi masyarakat kelas tiga aka yang tertindas.
Vak (*maksa) supir Metro Mini n Kopaja udah pada kayak orang kesurupan kalau bawa penumpang. Waduh ditambah jalanan kok udah kayak show room motor! Xixixi, satu lagi: mobil mobil pribadinya juga pada betah yak, berlama-lama dalam kemacetan?!
Yah, emang udah takdirnya Jakarta, kali yeesss... Zero kesadaran membangun dari penduduknya, cuma mau dapat duitnya aja... o_O
*di MM 69 yang supirnya kayak orgil: marah-marah ke penumpang pakai kata-kata kasa
Senin, 20 Februari 2012
Fakir Asmara
Eeaaa...pagi pagi menebar virus galau. Hisablah, eh insaplah kau, wahai NJ!
Judulnya ngenes abiiisss. Nyaris sejenis sama lagu dangdut jadul miris macam gubug derita n sepiring berdua, yang kalau didengar makin bikin mau nangis. Sadis!
Eiiittt... Jangan salah kira dulu, Mamen... Tulisan gue kali ini bener-bener jaaauh dari cengengisme n galauisme, tapi dekat n pas buat para jomblo, eh, single macam gue, elo, kita semua! *yang ngerasa aja deh yeesss...
Fakir asmara... Apaan tuh?
Ya gitu deh, setipe sama fakir miskin. Cuma beda kata kedua n objeknya aja. Kalau fakir miskin itu minim harta. Fakir asmara minim pengalaman cinta. Ngerasa? Hheee, sama! Sedih bin resah? Nggak usah!
Eh tapi tergantung juga sih... Kalian masuk fakir asmara kelompok yang mana? Menurut (bukan) penelitian (bukan) seorang Psikolog, Enjewati, para fakir asmara itu dikelompokkan dalam dua: jomblo n single. Bedanya?
Jelas banget ada satu perbedaan fundamental (*apa sih?) walaupun sama sama belum punya pasangan HALAL. Seorang single sejati meyakini secara sadar dan sepenuh hati bahwa tiap orang sudah ada jodohnya masing masing. Nggak bakal ketuker selama proses pencariannya dilakukan secara benar. Sebaliknya, seorang jomblo sejati merasa dunia begitu kejam. Ketika banyak cewek sudah berpuluh kali ganti pasangan BELUM halal, eh doi belum sama sekali menyicipi world of love! Ngeneesss, nggak yakin sama ketetapan Tuhannya, sih!
Walhasil, perbedaan paling fundamental kedua... Seorang single sejati nggak mengenal yang namanya kesepian n kesendirian dalam kamus hidupnya. Sesekali merasakan dink, tapi akan dibasmi dengan aneka kegiatan yang menyibukkan dirinya. Ciiaaattt... Wachaaawww...! *pasang kuda-kuda ala Jet Li.
Sedang seorang jomblo sejati, otaknya cuma dipenuhi dengan kata-kata negatif yang menggambarkan ke-belum laku-annya. Bahkan sering buang energi dengan memutar dan memeras otak, gimana caranya biar cepat laku? Lautan kan mereka arungi, gunung kan mereka daki biar nggak jomblo lagi. Eeaaa... Lebeh!
Eniwey, ada satu ungkapan yang dibuat oleh anak SMA jangan sekarang untuk menggambarkan perbedaan single n jomblo:
"Single itu PRINSIP. Jomblo itu NASIP!"
Hheee...
So, buat para fakir asmara dari kalangan jomblo, bertobatlah segera! Jadikan masa sendiri kalian sebagai masa paling produktif. Lakuin apa aja hal hal positif yang kalian senangi. Bisa jadi, ketika telah expired masa sendiri kita, semua yang kita senangi nggak memungkinkan untuk direalisasi. Hidung siapa, kan?
Kalau nggak empan juga itu aktifitas, yah perbanyak doa aja dah. Ada satu doa di zikir pagi n petang yang gue suka n kayaknya sih pas buat para jombloers.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari rasa sedih dan duka. Dari sifat lemah dan malas. Dari sifat bacul dan kikir. Dan dari lilitan hutang dan penindasan manusia."
*versi Arab-nya cari sendiri, yeesss...
Kalau masih nggak empan juga... Wassalam. Hheee.
Terakhir, ikutin gayanya si @Pocong di twitland saban malming (dengan sedikit gubahan):
Yang single mana suaranyaaa...?
XD
Judulnya ngenes abiiisss. Nyaris sejenis sama lagu dangdut jadul miris macam gubug derita n sepiring berdua, yang kalau didengar makin bikin mau nangis. Sadis!
Eiiittt... Jangan salah kira dulu, Mamen... Tulisan gue kali ini bener-bener jaaauh dari cengengisme n galauisme, tapi dekat n pas buat para jomblo, eh, single macam gue, elo, kita semua! *yang ngerasa aja deh yeesss...
Fakir asmara... Apaan tuh?
Ya gitu deh, setipe sama fakir miskin. Cuma beda kata kedua n objeknya aja. Kalau fakir miskin itu minim harta. Fakir asmara minim pengalaman cinta. Ngerasa? Hheee, sama! Sedih bin resah? Nggak usah!
Eh tapi tergantung juga sih... Kalian masuk fakir asmara kelompok yang mana? Menurut (bukan) penelitian (bukan) seorang Psikolog, Enjewati, para fakir asmara itu dikelompokkan dalam dua: jomblo n single. Bedanya?
Jelas banget ada satu perbedaan fundamental (*apa sih?) walaupun sama sama belum punya pasangan HALAL. Seorang single sejati meyakini secara sadar dan sepenuh hati bahwa tiap orang sudah ada jodohnya masing masing. Nggak bakal ketuker selama proses pencariannya dilakukan secara benar. Sebaliknya, seorang jomblo sejati merasa dunia begitu kejam. Ketika banyak cewek sudah berpuluh kali ganti pasangan BELUM halal, eh doi belum sama sekali menyicipi world of love! Ngeneesss, nggak yakin sama ketetapan Tuhannya, sih!
Walhasil, perbedaan paling fundamental kedua... Seorang single sejati nggak mengenal yang namanya kesepian n kesendirian dalam kamus hidupnya. Sesekali merasakan dink, tapi akan dibasmi dengan aneka kegiatan yang menyibukkan dirinya. Ciiaaattt... Wachaaawww...! *pasang kuda-kuda ala Jet Li.
Sedang seorang jomblo sejati, otaknya cuma dipenuhi dengan kata-kata negatif yang menggambarkan ke-belum laku-annya. Bahkan sering buang energi dengan memutar dan memeras otak, gimana caranya biar cepat laku? Lautan kan mereka arungi, gunung kan mereka daki biar nggak jomblo lagi. Eeaaa... Lebeh!
Eniwey, ada satu ungkapan yang dibuat oleh anak SMA jangan sekarang untuk menggambarkan perbedaan single n jomblo:
"Single itu PRINSIP. Jomblo itu NASIP!"
Hheee...
So, buat para fakir asmara dari kalangan jomblo, bertobatlah segera! Jadikan masa sendiri kalian sebagai masa paling produktif. Lakuin apa aja hal hal positif yang kalian senangi. Bisa jadi, ketika telah expired masa sendiri kita, semua yang kita senangi nggak memungkinkan untuk direalisasi. Hidung siapa, kan?
Kalau nggak empan juga itu aktifitas, yah perbanyak doa aja dah. Ada satu doa di zikir pagi n petang yang gue suka n kayaknya sih pas buat para jombloers.
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari rasa sedih dan duka. Dari sifat lemah dan malas. Dari sifat bacul dan kikir. Dan dari lilitan hutang dan penindasan manusia."
*versi Arab-nya cari sendiri, yeesss...
Kalau masih nggak empan juga... Wassalam. Hheee.
Terakhir, ikutin gayanya si @Pocong di twitland saban malming (dengan sedikit gubahan):
Yang single mana suaranyaaa...?
XD
Selasa, 14 Februari 2012
Kucing Teriak Kucing
Waaah... Kemarin tanggal 14 Februari yah? Katanya hari kasih sayang yah? Hmmm, kalau gitu gue (nggak) mau ngucapin met valentine, ah. Nggak meaning! Sepokat nggak, MPmania?
Kenapa kenapanya pasti kalian sudah banyak tau n lebih paham dari gue. Secara, informasi sudah merajalela berkat internet. Tinggal kasih jampe jampe alias kata kunci ke Mbah Dukun, eh, Mbah Google, tarraaa... Terbongkar deh pembodohan ummat atas nama cinta yang berkedok valentine!
Fyi: buat yang punya akun twitter n yang nggak doyan ribet, mending ikutin pembahasan tentang valentine yang ada di kultwitnya akun @Annida_Online ajah. Hashtag-nya #VD. Komplit plit plit plit. Dijamin! *pomosi.com XD
Eh tapi... Emang bener deh, dari masa ke masa, yang namanya valentine day itu dari dulu hingga kini full of humanity tragedy! *bener nggak sih Inggris-nya?
Salah satu buktinya, kemarin sore di Jakarta ada geromboloan kucing teriak kucing. Actually mau nyebut maling teriak maling, sih! Tapi kasar banget. Nggak tega gue. Nah, berhubung maling punya kesamaan sama kucing: sama-sama berakhiran ing dan kalau mencuri dengan cara mengendap-endap, mending pakai istilah kucing teriak kucing, kan? Walaupun pada hakikatnya mereka juga maling. Hheee.
Eniwey, ada yang tau siapa mereka? Yep, merekalah para kucing si pencuri aqidah Islam, kucing si pencuri moral remaja Indonesia, kucing si pencuri kelamin sejenis, dllsb kucing dengan aneka profesi menyesatkan! *sori nggak sebut merk
Nah, tragisnya lagi, para maling, eh kucing ini, menghendaki dibubarkannya satu kelompok yang kalau di Indonesia namanya Polisi. Bedanya, ini polisi yang lebih sering memakai cara frontal dalam menegakkan kebenaran. Misalnya, tutup paksa tempat hiburan malam kala ramadhan. Atau yang santer belakangan, mendemo rumah salah satu kucing yang merusak moral remaja Indonesia dengan video mesumnya.
Hhaaa... Menurut MPman MPwati, benarkah yang dilakukan Polisi ini? Terserah kalian mau bilang gue Islam garis keras atau apalah namanya, tapi gue cukup sepakat dengan cara mereka.
Why? Why? Why?
Soalnya, setau gue menegakkan kebenaran itu kan ada dua jalan yak? Amar ma'ruf nahi munkar aka mengajak kepada kebaikan dan menumpas kemungkaran. Nah, menurut gue lagi nih... Di Indonesia itu surganya amar ma'ruf. Udah banyak orang, instansi, sampai parpol yang sudah memakai cara amar ma'ruf untuk menegakkan kebenaran. Sementara yang memakai cara nahi munkar masih seipriiittt! Adanya malah yang aneh-aneh macam para bomber yang mengatasnamakan jihad di tempat-tempat yang nggak sesuai.
So, perlu juga ada sekelompok seperti yang sudah disebut di atas. Lagian di jaman Rasul juga ada beberapa sahabat dengan pembawaan tegas. Katakan hitam adalah hitam, putih adalah putih. Yang paling terkenal khalifah Umar. Bahkan katanya, saking gaharnya nih khalifah, setan aja sampai ngumpet atau cari jalan lain kalau akan berpapasan dengan beliau. Ckckck... Manteb teb teb!
Tapi emang sih, cara menegakkan kebenaran sekelompok orang ini nggak bisa disandingkan dengan caranya khalifah Umar. Jauuuhhh...! Tapi kan seenggaknya ada kemiripan antara keduanya. Hampir mirip sih tepatnya. Sama-sama mengedepankan nahi munkar. So, kalau dipoles sedikiiit lagi, insyaAllah lebih elegan n akan lebih banyak lagi yang mendukung mereka. Iya nggak sih? Sotoy amat yak gue? Hheee, namanya juga nulis di blog sendiri. Suka-sukaaa, gitu loch!:-P
Then, balik lagi... Jadi, menurut kalian, siapa yang seharusnya dimusnahkan dari muka bumi ini? Para kucing itu yang kalau dibiarkan akan menimbulkan penyakit di masyarakat, atau sekelompok orang yang seperti Polisi?
Jawab masing-masing aja deh, yeesss... Yang jelas, mari kita (nggak) dukung valentine day! *ending yang nggak nyambung sama isi XD
Kenapa kenapanya pasti kalian sudah banyak tau n lebih paham dari gue. Secara, informasi sudah merajalela berkat internet. Tinggal kasih jampe jampe alias kata kunci ke Mbah Dukun, eh, Mbah Google, tarraaa... Terbongkar deh pembodohan ummat atas nama cinta yang berkedok valentine!
Fyi: buat yang punya akun twitter n yang nggak doyan ribet, mending ikutin pembahasan tentang valentine yang ada di kultwitnya akun @Annida_Online ajah. Hashtag-nya #VD. Komplit plit plit plit. Dijamin! *pomosi.com XD
Eh tapi... Emang bener deh, dari masa ke masa, yang namanya valentine day itu dari dulu hingga kini full of humanity tragedy! *bener nggak sih Inggris-nya?
Salah satu buktinya, kemarin sore di Jakarta ada geromboloan kucing teriak kucing. Actually mau nyebut maling teriak maling, sih! Tapi kasar banget. Nggak tega gue. Nah, berhubung maling punya kesamaan sama kucing: sama-sama berakhiran ing dan kalau mencuri dengan cara mengendap-endap, mending pakai istilah kucing teriak kucing, kan? Walaupun pada hakikatnya mereka juga maling. Hheee.
Eniwey, ada yang tau siapa mereka? Yep, merekalah para kucing si pencuri aqidah Islam, kucing si pencuri moral remaja Indonesia, kucing si pencuri kelamin sejenis, dllsb kucing dengan aneka profesi menyesatkan! *sori nggak sebut merk
Nah, tragisnya lagi, para maling, eh kucing ini, menghendaki dibubarkannya satu kelompok yang kalau di Indonesia namanya Polisi. Bedanya, ini polisi yang lebih sering memakai cara frontal dalam menegakkan kebenaran. Misalnya, tutup paksa tempat hiburan malam kala ramadhan. Atau yang santer belakangan, mendemo rumah salah satu kucing yang merusak moral remaja Indonesia dengan video mesumnya.
Hhaaa... Menurut MPman MPwati, benarkah yang dilakukan Polisi ini? Terserah kalian mau bilang gue Islam garis keras atau apalah namanya, tapi gue cukup sepakat dengan cara mereka.
Why? Why? Why?
Soalnya, setau gue menegakkan kebenaran itu kan ada dua jalan yak? Amar ma'ruf nahi munkar aka mengajak kepada kebaikan dan menumpas kemungkaran. Nah, menurut gue lagi nih... Di Indonesia itu surganya amar ma'ruf. Udah banyak orang, instansi, sampai parpol yang sudah memakai cara amar ma'ruf untuk menegakkan kebenaran. Sementara yang memakai cara nahi munkar masih seipriiittt! Adanya malah yang aneh-aneh macam para bomber yang mengatasnamakan jihad di tempat-tempat yang nggak sesuai.
So, perlu juga ada sekelompok seperti yang sudah disebut di atas. Lagian di jaman Rasul juga ada beberapa sahabat dengan pembawaan tegas. Katakan hitam adalah hitam, putih adalah putih. Yang paling terkenal khalifah Umar. Bahkan katanya, saking gaharnya nih khalifah, setan aja sampai ngumpet atau cari jalan lain kalau akan berpapasan dengan beliau. Ckckck... Manteb teb teb!
Tapi emang sih, cara menegakkan kebenaran sekelompok orang ini nggak bisa disandingkan dengan caranya khalifah Umar. Jauuuhhh...! Tapi kan seenggaknya ada kemiripan antara keduanya. Hampir mirip sih tepatnya. Sama-sama mengedepankan nahi munkar. So, kalau dipoles sedikiiit lagi, insyaAllah lebih elegan n akan lebih banyak lagi yang mendukung mereka. Iya nggak sih? Sotoy amat yak gue? Hheee, namanya juga nulis di blog sendiri. Suka-sukaaa, gitu loch!:-P
Then, balik lagi... Jadi, menurut kalian, siapa yang seharusnya dimusnahkan dari muka bumi ini? Para kucing itu yang kalau dibiarkan akan menimbulkan penyakit di masyarakat, atau sekelompok orang yang seperti Polisi?
Jawab masing-masing aja deh, yeesss... Yang jelas, mari kita (nggak) dukung valentine day! *ending yang nggak nyambung sama isi XD
Langganan:
Komentar (Atom)